Wakili Mendiang Terima Ijazah, Keluarga Tak Kuasa Menahan Sedih

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Prosesi Wisuda Periode Maret 2019 Universitas Airlangga pada hari kedua (10/3/2019) diwarnai dengan kesedihan yang mendalam oleh para sivitas akademika. Salah seorang wisudawan tak bisa menghadiri prosesi karena lebih dulu dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Adalah  Miranti Candrarisna.

Keluarga yang menggantikannya tampak sangat terpukul. Suami, anak, dan ibunya terlihat berkaca-kaca saat menggantikan Miranti menerima ijazah dari Rektor UNAIR Prof. Dr Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA. Pun tampak dari raut muka teman-teman wisudawan lainnya.

Miranti tercatat sebagai mahasiswa program studi ilmu kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 2012 dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 011217017340. Jenjang pendidikannya adalah S3.

Miranti lahir di Surabaya pada 13 Desember 1971. Dalam menyelesaikan studi S3-nya, Miranti membuat disertasi penelitian dengan fokus tentang mekanisme anti-toksoplasma dengan ekstrak etanol kulit manggis.

Bagi keluarga, Miranti merupakan sosok istri dan ibu yang baik bagi anak-anak. Hal itu diungkapkan Saud Tua Marpaung selaku suami almarhumah.

Saud berkisah, istrinya meninggal secara tiba-tiba. Saat pagi ketika hendak dibangunkan dari tidurnya, Miranti sudah tak bernyawa. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa istrinya itu tengah sakit. Bahkan, Miranti tak memiliki riwayat penyakit.

”Dia (Miranti Candrarisna, Red) seorang sosok istri dan ibu yang baik bagi anak-anak dan keluarga,” ungkapnya.

Menurut Saud, perjuangan istrinya dalam menempuh program pendidikan S3 tidak mudah. Sejumlah kendala sempat menggangu Miranti meraih gelar doktornya. Salah satunya adalah karena kendala biaya.

”Mungkin jenjangnya (proses pendidikannya, Red) tidak bisa lancar. Perjuangan beliau (Miranti) sangatlah fit dalam menempuh studi,” tutur Saud.

Saud berharap semua hasil pendidikan dan penelitian istrinya dapat turut mengembangkan keilmuan yang ada di Indonesia, khususnya UNAIR. Selain itu, penelitiannya diharapkan mampu menjadi pemantik terhadap penelitian berkelanjutan bagi mahasiswa maupun peneliti yang lainnya.

”Apa yang sudah beliau (Miranti, Red) lakukan dan teliti dalam penelitian ini dapat dimaksimalkan kembali,” ujar Saud.

”Diharapkan penelitian ini dapat diteruskan,” imbuhnya.

KENANGAN Miranti Candrarisna (tengah) bersama keluarga dan rekan-rekannya seusai dinyatakan lulus doctor pada 11 Desember 2018. (Foto: Istimewa)
KENANGAN Miranti Candrarisna (tengah) bersama keluarga dan rekan-rekannya seusai dinyatakan lulus doctor pada 11 Desember 2018. (Foto: Istimewa)

Saud menerangkan, meski menghadapi sejumlah kendala dalam menempuh pendidikan, Miranti mampu menorehkan prestasi yang membuat keluarganya bangga. Capaian IPK-nya (Indeks prestasi kumulatif) meraih predikat lulus dengan pujian atau cumlaude, yakni 3.90.

”Capaian prestasi ini, bagi kami (keluarga) merupakan prestasi yang sangat luar biasa. Kami sangat bangga karena IPK beliau ialah 3,90. Ini salah satu pelajaran dan motivasi bagi anak-anak untuk terus berprestasi,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Miranti terjadwal mengikuti prosesi wisuda pada hari kedua, yaitu Minggu (10/3/2019) di Airlangga Convention Center (ACC), Kampus C UNAIR. Ia terjadwal dikukuhkan menjadi wisudawan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., bersama dengan sebanyak 1.185 lulusan lainnya.

Total mahasiswa yang diwisuda oleh Rektor UNAIR Prof. Dr Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., pada periode Maret 2019 itu mencapai 2.306 wisudawan. Perinciannya, pada hari pertama Sabtu (9/3/2019), ada sebanyak 1.121 wisudawan dan pada hari kedua Minggu (10/3/2019) sebanyak 1.185 wisudawan. (*)

 

Penulis: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).