Bagaimana Memberikan Bantuan Hidup Dasar untuk Orang Tak Sadarkan Diri?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mahasiswa FK UNAIR ketika memberikan pelatihan BLS di acara Trombosit. (Foto: Hilmi Putra Pradana)

UNAIR NEWS – Tahu dan bisa menolong orang lain tentu menjadi hal yang baik untuk dilakukan. Salah satunya dengan bisa melakukan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD). Edward Kusuma, dr., M.Kes., Sp.An., KIC menjelaskan bahwa antara hidup dan mati terdapat sebuah masa yang dinamakan mati suri dengan jeda waktu sekitar 10 menit.

“Jeda waktu antara hidup dan mati itulah kesempatan kita untuk melakukan BLS,” tutur Edward.

Dapat melakukan BLS menjadi hal penting karena setiap orang memiliki kesempatan untuk diselamatkan jika orang yang disekitarnya di saat itu dapat melakukannya. Berikut tata cara melakukan BLS untuk menolong korban.

Panggil dan Tepuk Korban Dengan Keras

Tepukan dan panggilan yang keras ditujukan untuk memastikan apakah korban itu benar-benar tidak sadarkan diri atau hanya tertidur. Terkejutnya korban ketika ditepuk dan dipanggil begitu keras merupakan pertanda baik karena itu menandakan korban dalam keadaan bernyawa. Kurang kerasnya tepukan dan panggilan akan mengurangi kualitas pemastian korban.

Panggil Bantuan serta Periksa Napasnya

Setelah tahap pertama tidak berhasil maka memanggil orang lain di sekitar harus dilakukan untuk menghubungi rumah sakit terdekat. Sedangkan kita meneruskan untuk mengecek apakah korban masih bernapas atau tidak. Pengecekan dilakukan dengan menengadahkan kepala korban agar aliran udara lebih mudah masuk sehingga hembusan napas dapat lebih mudah diketahui.

Tekan Dada dan Berikan Napas Buatan

Meskipun korban sudah tidak menghembuskan napas, bisa jadi korban sedang dalam keadaan antara hidup dan mati. Jangan panik. Lakukan penekanan dada dan napas buatan. Penekanan dada dilakukan di bagian tulang dada tengah, push hard and fast, lakukan dengan keras dan cepat setara 100 – 120 kali permenit sebanyak 30 kali. Hitungan dilakukan dengan keras dalam ulangan 10 hitungan selama 3 kali.

Selanjutnya, memberikan napas buatan sebanyak dua kali. Penggunaan kain kasa atau alat lainnya untuk mencegah kontak langsung sangat dianjurkan karena kita tidak tau kesehatan mulut korban.

Setelah menekan dada dan memberinya napas buatan, dilakukan pengecekan apakah korban sudah bernapas. Pengulangan pemberian tekanan dada dan napas buatan dilakukan ketika korban belum bernapas atau sadarkan diri. BLS dihentikan ketika bantuan tenaga ahli yang dipanggil datang.

Life Support for Everyone, Life Support by Everyone. Salah satunya adalah kamu. (*)

Penulis : Hilmi Putra Pradana

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).