Mahasiswa Baru Pascasarjana Harus Mampu Ikuti Perubahan Revolusi Industri 4.0

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA, DVM., saat menyampaikan orasi pengukuhan. (Foto: Agus Irwanto)
Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA, DVM., saat menyampaikan orasi pengukuhan. (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – “Pembelajaran Program Pascasarjana di Universitas Airlangga Menuju 500 World Class University dan Menyongsong Revolusi Industri 4.0” menjadi judul orasi yang disampaikan oleh Direktur Pendidikan Universitas Airlangga Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA, DVM. Orasi itu disampaikan dalam upacara pengukuhan  Mahasiswa Baru Program Pascasarjana yang dilaksanakan pada Kamis (7/2).

Bertempat di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR, dihadapan para pimpinan dan ratusan mahasiswa baru pascasrjana yang hadir, dalam orasi pembuka, Prof. Bambang mengatakan bahwa misi UNAIR menjadi 500 dunia versi QS pada tahun 2020 merupakan amanah dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan tinggi.

“Dan dari data terakhir yang didapat pada tahun 2018, posisi UNAIR masuk dalam 751-800 besar dunia,” ungkapnya.

Usai membuka orasi dengan menyinggung posisi UNAIR dalam QS WUR, Prof. Bambang kemudian mengulas mengenai dinamika revolusi industri 4.0. Pada awalnya, lanjut Prof. Bambang, perkembangan revolusi industri sangat lambat. Namun seiring waktu, perubahan berjalan semakin cepat.

“Untuk itu, jika perubahan yang begitu cepat ini tidak diimbangi kesiapan dalam banyak hal dan dari berbagai sektor, maka dapat dipastikan akan menimbulkan masalah-masalah baru,” paparnya.

Guru besar FKH UNAIR itu juga mengulas mengenai bebrbagai prospek lulusan. Menurutnya, lulusan UNAIR harus bisa mencerminkan motto excellence with morality. Hal ini, lanjutnya, bisa dilihat dari karakter yang kreatif, inovativ, adaptif, inisiatif, inspiratif, dan humble. Tidak hanya itu, Prof. Bambang juga mengulas mengenai pencapaian akademik yang excellent ditentukan oleh banyak hal.

“Seperti meningkatkan kualitas input mahasiwa dan melakukan percepatan exposure dan pengalaman mahasiswa dalam penelitian,” imbuhnya.

Pada akhir, Prof. Bambang menyinggung mengenai urgensi integrasi soft skill dalam pembelajaran. Pasalnya, soft skill menjadi penentu utama kualitas lulusan. Menurutnya, UNAIR memiliki karakter soft skill seperti jatidiri UNAIR, kepemimpinan, kerja tim, kemampuan berkomunikasi, dan rasa percaya diri. “Hal ini tidak hanya diterapkan bagi mahasiswa pascasarjana saja, tapi sudah kami terapkan bagi mahasiswa S1,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).