Yashinta Suci, Tambah Pengalaman dengan Ikuti KKN BBM dan Luar Negeri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
YASHINTA SUCI saat mengikuti diskusi dan presentasi study research dalam agenda KKN di luar negeri

UNAIR NEWS – Berdasarkan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM), Universitas Airlangga menggelar berbagai program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sesuai SK Rektor, aturan program baru pada KKN ini terdiri dari KKN Luar Negeri, KKN Back to Village, KKN Citarum Harum, KKN Program Kreativitas Mahasiswa, KKN Community Outreach Program (KKN Ceria), KKN Belajar Bersama Masyarakat (KKN BBM), dan lain – lain.

Kali ini, pada kegiatan KKN ke – 59, UNAIR NEWS akan mengulas info seputar KKN Luar Negeri. Lantas, apakah perbedaan antara KKN Luar Negeri dan KKN Dalam Negeri?

KKN Dalam Negeri memiliki berbagai pilihan program. Mahasiswa dapat bebas memilih program sesuai keinginan dan yang ditetapkan oleh LPM. Sedangkan KKN Luar Negeri dapat dilakukan dengan menyerahkan data kegiatan yang pernah diikuti oleh mahasiswa KKN ketika ke luar negeri.

“KKN Luar Negeri dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan, misalnya Student Exchange Research, Lomba di Luar Negeri, Student Outbond, “ujar Yashinta Suci, selaku mahasiswa yang pernah mengikuti Student Reasearch Program.

Yashinta pernah mengikuti kegiatan Student Research Program di Universitas Kebangsaaan Malaysia mewakili Program Departemen Ekonomi Islam. Dalam program ini, ujar Yashinta, kita melakukan pembelajaran dan penelitian jurnal internasional dengan dosen di Universitas Kebangsaaan Malaysia.

Yashinta mengungkapkan, walaupun sudah pernah mengikuti kegiatan Luar negeri. Ia pun tetap mengikuti program KKN Dalam Negeri yang disebut KKN Belajar Bersama Masyarakat (KKN BBM).

“Saya mengikuti KKN BBM, karena saya ingin mendapatkan pengalaman dalam memahami kehidupan di desa, bersosialisasi dan berpartisipasi dengan warga desa,” tambahnya.

Yashinta yang pernah menjadi pemenang Lomba Business Plan sebagai Best Enterprenuer Idea di Singapura menuturkan, bahwa KKN Luar Negeri saat ini berfokus pada program edukasi ilmiah dan tidak ada pengabdian kepada masyarakat.

Alasan inilah yang membuat Yashinta tertarik mengikuti KKN BBM. Ia berharap  dengan keikutsertaannya bisa menerapkan ilmu yang ia dapatkan di bangku kuliah dan mengaplikasikannya dengan realitas yang ada di lapangan.

Lanjut Yashinta, mengedukasi warga desa tidaklah mudah, tak semudah mengedukasi mahasiswa yang ada di kampus. Hal ini dilatarbelakangi oleh pendidikan yang rendah. Sehingga metode dan pendekatannya harus berbeda dengan membuat program kerja sesuai kondisi yang ada di desa.

Dalam KKN BBM ini, Yashinta mengaku juga mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya, dilihat dari keberagaman budaya dan adat istiadat yang berbeda dengan Kota Surabaya. Ketika kita tinggal di desa dan bertemu dengan warga sekitar, maka kita diharuskan untuk menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun).

Selain itu, keunikan lain juga terdapat pada guyup rukun antar warga dalam menghargai perbedaan agama satu sama lain. Adanya Pure dan Mesjid yang berdekatan, tidak membuat warga serta merta penuh dengan kebencian. Toleransi antar umat beragama di desa ini dapat terjaga dalam keharmonisan.

“Walaupun pernah mengikuti kegiatan di luar negeri, tapi saya tetap mencoba KKN dalam negeri,” tambahnya.(*)

Penulis : Rolista Dwi Oktavia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).