Memaknai Hari Gizi bagi Semua Elemen Masyarakat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh artikelgizikesehatan.blogspot.com
Ilustrasi oleh artikelgizikesehatan.blogspot.com

UNAIR NEWS – Hari Gizi Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 Januari. Tahun 2019 peringatan HGN tepat yang ke-59, mengangkat tema besar “Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa yang Sehat dan Berprestasi.”

Bertepatan dengan HGN, dosen Ilmu Gizi Universitas Airlangga Trias Mahmudiono, S.KM, MPH., mengatakan, kata bersama dalam tema HGN ke-59 harus dijadikan prioritas. Hal itu dikarenakan masalah gizi tidak akan bisa diselesaikan oleh orang-orang yang fokus dalam gizi saja, namun juga perlu bantuan dari elemen lain.

Mengacu pada program World Health Organization (WHO) untuk mengatasi masalah Sustainable Development Goals (SDGs), terdapat dua program besar yaitu Nutrition Specific Intervention yang hanya bisa dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam gizi. Tak kalah penting, ada juga Nutrition Sensitive Intervention yang merupakan intervensi yang tidak secara langsung berkaitan dengan gizi namun ia akan meningkatkan efektifitas program gizi. Nutrition Sensitive Intervention tersebut merupakan cara usaha peningkatan gizi yang bisa dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.

“Justru daya ungkit Nutrition Sensitive Intervention lebih besar Nutrition Specific Intervention yaitu sekitar 70%,” tambahnya.

Lebih lanjut Trias menjelaskan, Nutrition Sensitive Intevention merupakan tanggung jawab bersama. Contoh pendukung dari elemen lain, lanjut Trias, misalnya tersedianya air bersih, infrastruktur yang baik, pendidikan yang berkualitas, serta peningkatan pemberdayaan.

Kemiskinan menurutnya, merupakan bagian yang menyebabkan kerawanan pangan yang bisa berdampak pada asupan gizi yang kurang dan berujung pada gizi buruk maupun stunting (kekerdilan). Hal itu, dikarenakan salah satu faktornya ialah kemiskinan akan menyebabkan para ibu rumah tangga bekerja di luar dan tidak memperhatikan asupan gizi anaknya. Pada saat kondisi tersebut, peningkatan pemberdayaan sangat diperlukan misalnya memberikan pelatihan wirausaha kepada ibu rumah tangga.

“Dengan begitu ibu rumah tangga bisa mendapatkan income di rumah sembari mengurus anak dan memperhatikan gizi anak,” tambahnya.

Trias juga mengatakan, dalam memaknai HGN, seluruh elemen masyarakat harus bersama-sama memposisikan diri sendiri sesuai bidangnya untuk membangun gizi yang baik. Keterlibatan masyarakat walaupun bukan ahi gizi sangat berdampak pada pembentukan gizi yang baik.

“Jadi kita harus bersama-sama membangun gizi yang baik agar masyarakat kita bisa sehat dan berprestasi atau produktif,” sambungnya.

Saat ini, tambah Trias, Indonesia mengalami bonus demografi. Untuk bekerja dengan baik maka perlu gizi yang baik. Dari gizi yang baik maka akan meningkatkan produktifitas serta mengurangi risiko kecelakaan kerja. Begitu juga bagi anak-anak, dengan gizi yang baik maka anak akan lebih konsentrasi dan mudah menerima materi yang diberikan.

“Saya menghimbau kita harus menerapkan pola makan dengan gizi seimbang seperti protein, sayur, buah, juga minum cukup serta tidak lupa aktivitas fisik minimal 50 menit per hari,” pungkasnya.

Penulis: M. Najib Rahman

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).