Mengenal Desa Cupak, Tempat Pengabdian Panitia Deputra

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemandangan Alam Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang (Foto: Athallah Aksa Yudistira)
Pemandangan Alam Desa Cupak Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang (Foto: Athallah Aksa Yudistira)

UNAIR NEWS – Desa Cupak terletak di Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Desa hasil pemekaran kecamatan Kudu tersebut, terletak di bagian utara Kabupaten Jombang yang berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan.

Pada acara pembukaan pengabdian masyarakat Desa dan Mitra (Deputra) BEM FIB UNAIR, Winarsono selaku Kepala Desa Cupak mengatakan, Cupak merupakan desa terpencil dari sebelas desa yang ada di kecamatan Ngusikan, mempunyai tiga dusun yakni Cupak, Asemgede, dan Kromo.

“Desa Cupak ini sendiri mempunyai luas 71 Hektar dan memiliki jumlah penduduk sekitar 937 orang” papar Winarsono pada pembukaan Deputra di Balai Desa Cupak (19/12).

Pada tahun 2016, Desa Cupak ditunjuk sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB) oleh Pemerintah Kabupaten Jombang. Alasannya, karena desa tersebut mempunyai inovasi kependudukan yang dilakukan warga sekitar sejak lama.

“karena setiap keluarga mulai balita, remaja, orangtua, dan lansia (Desa Cupak, Red) terlibat aktif pada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan KB dari dulu,” Terang Winarsono.

Potensi Desa Cupak

Selain sebagai percontohan kampung KB, Cupak juga mempunya potensi unggulan yang sangat menarik. Winarsono menuturkan, ada tiga potensi besar yang ada di Desa Cupak.

Pertama, Desa Cupak mempunyai kawasan religi Gunung Pucangan. Tempat yang mempunyai peninggalan situs Raja Airlangga tersebut, sering dikunjungi warga sebagai tempat wisata sejarah untuk mengetahui napak tilas perjalanan Raja Airlangga dengan adanya makam-makam kuno, salah satunya Dewi Kilisuci.

“kebanyakan dari mereka mengunjungi makam Dewi Kilisuci, Anak perempuan semata wayang Airlangga, tiap Kamis Kliwon atau Jum’at Legi,” imbuhnya.

Kedua, Desa Cupak menerapkan pola tanaman sela (tumpang sari, Red) di pegunungan yang luas. Tanaman seperti jagung, kunyit, dan gadung ditanam dengan teknik terasering di tengah hutan jati.

“Jagung yang ditanam disini dijadikan sebagai bibit unggulan jenis bisi, dan bahan tepung mie oleh PT Ambico,” ujar Lastiyo, petani jagung desa Cupak.

Ketiga, adalah kerajinan anyaman kloso (tikar). Warga Desa Cupak memanfaatkan daun pandan sebagai kerajinan untuk membuat tikar. Tak jarang, Tikar Cupak dipesan hingga ke daerah lain seperti Mojokerto dan Surabaya.

Terakhir, Winarsono berharap, dengan adanya kegiatan Deputra di Desa Cupak, dapat membantu pengembangan ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar secara berkelanjutan (*).

Penulis: Fariz Ilham Rosyidi

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).