UNAIR NEWS – Bertajuk Imaji Fest Volume 1, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Airlangga Photography Society (APS) mengajak mahasiswa dan masyarakat umum mengembangkan karakter dalam dunia fotografi. Tepatnya dalam wadah kegiatan yang digelar di Omah Jaman Now, Jalan Bali No 24, Surabaya, pada Rabu–Jum’at (12–14/ 12).
Universitas Airlangga sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia memiliki tanggung jawab mempersiapkan lulusan dengan bermacam kemampuan. Salah satunya melalui pengembangan bakat, khususnya bidang fotografi, melalui aktivitas kegiatan semacam Imaji Fest Volume 1. UNAIR sebagai world class university terus melakukan penguatan kegiatan pengembangan bakat mahasiswa semacam itu.
Kegiatan rutin tahunan tersebut tak hanya dinikmati oleh anggota UKM. Mahasiswa dan masyarakat umum juga diperkenankan menjadi bagian dari pameran salah satu UKM bidang seni di UNAIR tersebut.
Tujuannya, hal itu dapat menjadi stimulus setiap kreator, khususnya yang berkiprah dalam dunia fotografi, untuk menjadi lebih tanggap dan berkembang. Khususnya melalui banyaknya saran dan kritik yang diberikan para pengunjung pameran.
Bukan sebatas itu, acara tersebut juga merupakan ajang unjuk gigi UKM APS kepada publik bahwa mereka hadir dari berbagai latar belakang yang berbeda. Termasuk sebagai upaya memperkenalkan jati diri UKM APS yang berdiri sejak 1996 itu.
Tak hanya ditunjukkan karya fotografi yang penuh estetika milik anggota UKM APS. Dalam acara itu, turut disajikan pula sharing session dan kolaborasi antar pihak.
”Dalam sharing session yang mengangkat tema ’Bulding Your Own Character on Commercial Photography’, turut hadir praktisi dari @royalstory.picture, yaitu Tian Eka Budi. Dia menjadi keynote speaker,” ungkap Ketua Imaji Fest Volume 1 Najibullah Ulul Albab.
Dalam kesempatan itu, lanjut Najib, Tian Eka membagi ilmu tentang bagaimana pengembangan karakter di dunia fotografi komersial. Tian menyampaikan bahwa seorang fotografer tetap harus bisa berkembang dengan adanya kebutuhan fotografi komersial. Selain itu, fotografer mengupas bagaimana fotografi dapat menjadi salah satu lahan komersial dengan tetap mengasah kemampuan berkarya setiap individu,
”Kemudian mampu memenuhi permintaan pasar,” ujar Tian.
Sementara itu, pada akhir, Najibullah mengharapkan keaktifan dan lebih giatnya kolaborasi ke depan. Kolaborasi yang bukan hanya sekadar melibatkan antara sesama pecinta fotografi, namun juga dengan kreatif industri.
”Sebab, dengan adanya kolaborasi ini (dengan banyak pihak, termasuk kreatif industri, Red), akan semakin besar pula gerakan yang mampu kita bangun bersama dalam dunia fotografi nantinya,” pungkasnya. (*)
Penulis: Wiwik Yuni Eryanti Ningrum
Editor: Feri Fenoria
