Tim Mahagana UNAIR Langsung Berikan Trauma Healing di Desa Batusuya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ANAK-ANAK mengikuti trauma healing tim Mahaga Universitas Airlangga dengan mewarnai gambar di Lapangan Desa Batusuya, Sindue, Donggala. (Foto: Zulfa)
ANAK-ANAK mengikuti trauma healing tim Mahaga Universitas Airlangga di Lapangan Desa Batusuya, Sindue, Donggala. (Foto: Zulfa)

UNAIR NEWS – Tim Mahasiswa Tanggap Bencana (Mahagana) Universitas Airlangga langsung memberikan trauma healing kepada korban bencana Palu pada Sabtu (21/10). Sebelumnya, tim resmi diberangkatkan oleh rektor UNAIR Prof. Muh. Nasih pada Jum’at sore (19/10) dan tiba di Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu pada malamnya, pukul 19.10 WITA.

Tim memberikan trauma healing kepada pengungsi, khususnya anak-anak, di Lapangan Desa Batusuya, Sindue, Donggala. Sesuai dengan rencana, tim bakal bergabung dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur. Selain fokus pada trauma healing, tim direncanakan turut mendukung kegiatan penanganan pengungsi dengan tim dapur umum dan logistik BPBD Jawa Timur.

Ketua tim Mahagana UNAIR Tirta Muhammad Rizki menginformasikan bahwa fokus bantuan tambahan timnya berada di daerah posko pengungsian di Kecamata Sindue Donggala. Tepatnya di Posko Desa Batusuya, Kecamatan Sindue Tambu Sabora, Kabuaten Donggala. Untuk sampai ke sana, dibutuhkan waktu lebih dari 2 jam perjalanan dari Kota Palu.

”Cukup lama memang, karena seperti diberitakan di televisi, akses menuju desa-desa, tepatnya posko-posko, kondisinya rusak. Di beberapa bagian jalan, tampak ada bekas longsor,” ujarnya.

”Tim yang diberangkatkan ini akan dibagi menjadi tiga divisi. Yakni, tim trauma healing, tim dapur umum, dan tim logistik,” tambahnya.

Tirta mengungkapkan, soal pembagian tim, seluruhnya akan disesuaikan dengan latar belakang organisasi anggota. Sebab, tim sebanyak 15 personel tersebut terdiri atas lintas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Mulai dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM); Resimen Mahasiswa (Menwa); Pramuka; Korps Suka Rela (KSR) PMI; dan Wanala UNAIR.

ANAK-ANAK antusias mengikuti trauma healing tim Mahaga Universitas Airlangga dengan mewarnai gambar di Lapangan Desa Batusuya, Sindue, Donggala. (Foto: Zulfa)
ANAK-ANAK antusias mengikuti trauma healing tim Mahaga Universitas Airlangga dengan mewarnai gambar di Lapangan Desa Batusuya, Sindue, Donggala. (Foto: Zulfa)

Mengenai program trauma healing yang diberikan tersebut, lanjut Tirta, sejumlah anak-anak di pengungsian diajak bermain dan mewarnai gambar. Mereka diminta mewarnai tokoh-tokoh super hero dan karakter animasi. Tujuannya adalah anak-anak tidak kembali mengingat-ingat, teringat, kejadian bencana yang sebelumnya melanda.

”Mereka terlihat begitu menikmatinya,” sebut Tirta.

Sementara itu, Wati, salah seorang warga Desa Batusuya sekaligus pengungsi di sana mengaku sangat senang dengan adanya program trauma healing tersebut. Dengan begitu, anak-anak menjadi terhibur dan bisa sedikit menghilangkan trauma atas bencana yang telah melanda di desanya.

“Anak-anak di sini sangat senang kalau ada yang seperti ini (program trauma healing, Red). Lebih bagus lagi, kalau kalian menceritakan dongeng-dongeng untuk mereka,” ungkapnya. (*)

 

Penulis: Zulfa dan Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).