SES Jerman Usulkan Redesain Kurikulum di Fakultas Vokasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ANKE Ohmstede memberikan sambutan dalam acara ramah tamah sebelum dirinya kembali ke Jerman di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga pada Kamis (4/10). (Foto: Binti Q. Masruroh)
ANKE Ohmstede (tengah) memberikan sambutan dalam acara ramah tamah sebelum dirinya kembali ke Jerman di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga pada Kamis (4/10). (Foto: Binti Q. Masruroh)

UNAIR NEWS – Anke Ohmstede pamit dari Universitas Airlangga setelah berkegiatan selama kurang lebih empat minggu di Indonesia. Dalam kurun waktu itu, Anke banyak berdiskusi, memberikan masukan, melangsungkan seminar, dan kuliah tamu, bersama akademisi yang concern dengan pendidikan vokasi.

Anke merupakan bagian dari Senior Experten Service (SES) Jerman. Yakni, sebuah lembaga Jerman yang menawari pensiunan ahli yang berminat untuk meneruskan pengetahuan dan know-how ke sesama di luar negeri maupun di Jerman. Sebagai ahli sukarela, mereka mendukung pendidikan atau edukasi lanjutan untuk tenaga ahli maupun manajerial.

Sementara itu, kedatangan Anke ke UNAIR, salah satu tujuannya adalah dalam rangka melakukan redesain kurikulum fakultas vokasi. Hal itu seperti yang diterangkan Wakil Dekan 1 Fakultas Vokasi UNAIR Prof. Dr. Retna Apsari, M.Si kepada UNAIR NEWS pada Kamis (4/10) saat pelepasan dan ramah tamah antara Anke dan pimpinan fakultas vokasi.

Selama di UNAIR, tutur Prof Retna, Anke banyak memberikan masukan terkait kurikulum di fakultas vokasi. Salah satunya, rekomendasi Anke adalah fakultas vokasi tidak boleh ‘berjalan’ menggunakan kompetensi ke arah scientific approach (pendekatan ilmiah), melainkan ke arah praktis.

”Dia (Anke, Red) bikin dua program. Kalau diimplementasikan ke kita (fakultas vokasi UNAIR, Red) jadinya kurikulumnya 321. Artinya, 3 di tempat kerja, 2 di lapangan, dan 1 magang,” terang Prof Retna.

Karena rekomendasi itulah, Wakil Rektor I UNAIR Prof Djoko Santoso mengundang Anke untuk datang kembali ke UNAIR tahun depan. Karena itu pula, rencananya, meski tugas di UNAIR telah selesai, Anke akan kembali lagi tahun depan. Tidak hanya memberikan masukan untuk fakultas vokasi, namun terbuka untuk fakultas lain. Misalnya, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Mlasyarakat, Fakultas Keperawatan, bahkan Rumah Sakit UNAIR.

Prof Retna mengungkapkan, atas kehadiran Anke maupun SES Jerman, dirinya berharap pendidikan vokasional di UNAIR dapat meningkat. Khususnya mampu menyusul kualitas ke standar internasional.

”Bahwa ini (fakultas vokasi, Red) bukan scientific faculty, tapi skill. Teknikal yang penting. Sebanyak 70 persen teknik atau praktik. Kalau kita ngikut ke sana, otomatis lulusan kita berkualitas untuk bersaing di luar negeri,” terang Prof Retna. (*)

 

Penulis: Binti Q. Masruroh

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).