Soroti Terapi Regeneratif, FKG Gelar Konferensi Internasional The 5th JSMiD

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PROF. Koichi Kato, M. Agr., Ph.D., Dean of Graduate School of Dentistry, Hiroshima University, Japan, saat memberikan paparan tentang ”Toward Engineering Organ Regeneration” dalam The 5th Joint Scientific Meeting in Dentistry (JSMiD) pada Rabu (3/10) di Aula Kahuripan, Lantai 3, Gedung Rektorat UNAIR. (Foto: Feri Fenoria Rifai)
PROF. Koichi Kato, M. Agr., Ph.D., Dean of Graduate School of Dentistry, Hiroshima University, Japan, saat memberikan paparan tentang ”Toward Engineering Organ Regeneration” dalam The 5th Joint Scientific Meeting in Dentistry (JSMiD) pada Rabu (3/10) di Aula Kahuripan, Lantai 3, Gedung Rektorat UNAIR. (Foto: Feri Fenoria Rifai)

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga membuka agenda konferensi internasional bertajuk The 5th Joint Scientific Meeting in Dentistry (JSMiD) pada Selasa (2/10) di Aula Kahuripan, Lantai 3, Gedung Rektorat UNAIR. Direncanakan, agenda tersebut digelar selama dua hari, yaitu mulai Selasa (2/10) sampai Rabu (3/10). Beberapa peneliti dari Jepang, Malaysia, dan Korea Selatan dihadirkan. Di antaranya, Prof Kurihara Hidemi, DDS., Ph.D.; Prof. Takahashi Nobuhiro, DDS, Ph.D; Prof Maeda Takeyasu, DDS, Ph.D.; Guang Hong, DDS., Ph.D.; Prof. Koichi Kato, M. Agr., Ph.D.; dan Meekyoung Son, DDS., MDS., Ph.D

Ketua Panitia The 5th JSMiD Irma Josefina Savitri, drg., Ph.D., Sp. Perio(K) mengungkapkan bahwa FKG rutin menggelar kegiatan serupa. Tahun ini FKG memiliki tiga agenda pelaksanaan konferensi internasional. Yakni, pada Agustus, Oktober, dan November.

Agenda kegiatan semacam itu sangat penting. Mengingat, lanjut Irma, diperlukan media untuk melihat perkembangan isu-isu bidang penelitian tertentu. Terutama kedokteran gigi yang mencakup internasional. Termasuk dibutuhkannya media transfer of knowledge. Baik dari luar ke FKG maupun dari penelitian FKG ke pihak luar.

”Banyak sekali penelitian-penelitian kita yang belum terpublikasi sehingga ini juga sasarannya nanti adalah untuk publikasi internasional Scopus,” ujarnya.

Dalam konferensi itu pula, dipamerkan sebanyak 109 poster penelitian. Ditambah, ungkap Irma, terdapat 126 paper penelitian yang siap untuk dipublikasikan di jurnal terindeks Scopus.

”Karena itu, sasaran konferensi ini adalah para mahasiswa PPDGS (Program Profesi Dokter Gigi Spesialis, Red),” ucapnya.

Irma menambahkan, kolaborasi dari perguruan tinggi lintas negara sudah digelar FKG, baik berupa pendidikan di sana maupun student exchange. Bahkan sejumlah kolaborasi penelitian bersama sudah digelar. Misalnya, penelitiannya tentang obat-obatan herbal untuk preventive medicine.

”Saat itu saya bekerja sama dengan Horoshima University, Profesor Kurihara. Saya mempelajari tentang bagaimana membuat suatu obat yang bisa mencegah penyakit dalam rongga mulut, khususnya penyakit periodontal. Juga, kini tengah dijajaki soal penelitian mikrobium,” sebutnya.

Terapi Regeneratif

Irma menjelaskan bahwa selama ini banyak yang berpikir holistik soal kesehatan gigi. Artinya, kita menganggapnya hanya sebagai gigi, bukan bagian dari tubuh kita. Karena itu, bahasan dalam konferensi tersebut lebih mengacu pada bahwa kesehatan gigi adalah bagian yang tubuh kita.

”Jadi, kita mulai berpikir menggunakan suatu bahan dari tubuh kita sendiri untuk regeneratif di tubuh kita. Itulah yang tengah kita bahas sekarang. Dengan compatibility yang sangat tinggi,” ujarnya.

Meski demikian, Irma mengakui bahwa hal itu memerlukan proses yang tidak singkat dan mudah. Sebab, harus membutuhkan formula yang sangat tepat. Namun, dia yakin serta optimistis bahwa regenerative theraphy tersebut kelak bisa berjalan dengan baik.

”Di FKG, penelitian ini juga sudah banyak dilakukan,” imbuhnya.

Pada akhir, atas penyelengaraan konferensi itu, Irma berharap output berupa publikasi penelitian mampu dicapai. Selain itu, transfer of knowledge bisa benar-benar dirasakan para mahasiswa PPDGS. Dengan begitu, kecakapan dan keterampilan mahasiswa dalam meneliti maupun merawat pasien menjadi lebih baik karena memiliki dasar sainsnya.

”Selanjutnya, kita mampu menelurkan peneliti, juga penelitian. Termasuk menelurkan paten-paten lagi ke depan,” ucapnya.

”Juga yang tidak kalah penting, dengan acara semacam ini, kita bisa meningkatkan networking. Antara para peneliti dunia dan orang-orang seluruh dunia supaya juga bisa melihat Indonesia sebagai salah satu center penelitian,” pungkasnya. (*)

 

Penulis: Feri Fenoria Rifa’i

 

 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).