UNAIR Mewisuda 15 Mahasiswa Asing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Moro Kadjo (kanan) bersama Wakil Dekan I FEB, Dr. Rudi Purwono, SE., MSE dan teman-teman sesaat setelah wisuda (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Langkah Universitas Airlangga menuju internasionalisasi semakin gencar diwujudkan. Terbukti, jumlah mahasiswa asing yang menjalani perkuliahan semakin bertambah dari tahun ketahun. Pada wisuda periode ini, Juli 2016, UNAIR mewisuda sejumlah mahasiswa asing yang terdiri dari berbagai negara serta jenjang pendidikan.

Ke-15 mahasiswa asing tersebut masing-masing terdiri dari 10 mahasiswa asal Timor Leste, 1 Nepal, 1 Sudan, 1 Myanmar, 1 Pakistan, dan 1 Pantai Gading. Mereka mengambil program studi bermacam-macam, diantaranya S-2 Ilmu Hukum, S-2 Perubahan dan Pengembangan Organisasi, S-2 Sains Psikologi, S-2 Sains Manajemen, S-2 Ilmu Politik, S-2 Ilmu Kesehatan, S-3 Keperawatan, dan S-3 Ilmu Ekonomi.

Moro Kadjo Daniel Bitty mengungkapkan kegembiraannya setelah prosesi wisuda usai. Ia merupakan wisudawan terbaik jenjang S-3 UNAIR asal Pantai Gading yang mengambil program studi Ilmu Ekonomi. Meskipun tidak ada kerabat yang dating dari Pantai Gading, namun ia bersyukur dikelilingi kerabat dan teman dekat.

“Saya senang dan lebih bersyukur. Mendapat sebuah gelar adalah tanggung jawab. Kita diberi gelar tersebut dan harus diperjuangkan. Saya berterima kasih bisa menjalani studi di Indonesia, terutama di UNAIR,” ujar laki-laki yang lulus dengan IPK sempurna, 4.00.

Pada kesempatan ini, ibu dan bapak kos tempat Daniel menetap di daerah Kacapiring, Surabaya turut hadir dalam prosesi wisuda anak kosnya tersebut. “Saya sangat bangga menjadi ibu wakil dari Daniel. Dia ikut saya 3 tahun, selama ia studi S-3. Sudah saya anggap anak saya sendiri. Kos di daerah Kacapiring. Dia sangat lucu sekali dan tidak pernah membuat orang kecewa. Dia selalu membuat saya bangga,” ujar Budiyo Santoso selaku ibu kos Daniel.

Ketika kuliah, kesibukan lainnya yaitu mengajar berbagi ilmu dengan mahasiswa S-2 yaitu sebagai dosen di UNAIR.

Selain Daniel, ada Madiha Mukhta, wisudawan asal Pakistan yang menempuh studi S-2 Keperawatan. Di UNAIR, Madiha memperoleh beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Ia mengaku sangat bersyukur bisa merampungkan studi S-2 di UNAIR. Diakuinya, penguasaan bahasa adalah problem utama selama Madiha menempuh studi dan hidup sementara di Indonesia.

Language problem the first one. Karena budaya kami (Pakistan) dengan di sini berbeda. Kadang-kadang mereka mau bilang sesuatu dan itu beda dengan penangkapan kami. Kadang, like feeling sad. Namun ini budaya mereka, dan ini kami. Setelah satu tahun kami bisa adaptasi di sini, dan mereka juga mengerti budaya kami,” ujarnya.

Ada pula Sanju Kumar Singh, mahasiswa S-2 yang menempuh program studi Sains Manajemen asal Nepal. Sanju mengaku, setelah studi masternya selesai, ia belum ada rencana untuk kembali ke negara asalnya.

“Masih ingin jalan-jalan di Indonesia karena sangat indah sekali. Saya ingin lanjut studi di sini lagi (di UNAIR, -red),” ujarnya.(*)

Penulis : Binti Q. Masruroh
Editor: Defrina Sukma S.

Berita Terkait

Achmad Chasina Aula

Achmad Chasina Aula

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi