Pasca-Pandemi, Sistem Manajemen Kesehatan Primer Perlu Upgrade

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr Khadizah haji Abdul Mumin dari PAPRSB Institute of Health Science Universiti Brunei Darussalam saat menyampaikan paparan dalam webinar.

Webinar Internasional Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga

UNAIR NEWS – Pandemi Covid-19 selama lebih dari 2 tahun menyisakan beragam kebiasaan baru di tengah masyarakat. Sistem kesehatan dasar dalam masa transisi menuju endemi dan upaya menghadapi adaptasi kebiasaan baru memerlukan sebuah pembaharuan manajemen primer.

Bahasan mengenai itu didiskusikan Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) dalam webinar internasional pada Kamis (24/3/2022) secara daring. Dengan mengangkat topik manajemen perawatan kesehatan primer.

Webinar yang juga buah kerja sama dengan Research Group for Health and Wellbeing of Women and Children itu menghadirkan tiga narasumber. Yakni, Dr Khadizah haji Abdul Mumin dari PAPRSB Institute of Health Science Universiti Brunei Darussalam; Kumari Vibhti Kayak PhD, Peneliti Center of Studies in Social Sciences Calcutta, India; dan Alya Hazfiarimi MPH dari Centre for Health Equity The University of Melbourne.

Upgrade Sistem

Khadizah mengungkapkan, sangat perlu ada upaya penguatan sistem menuju pencapaian SDGs kesehatan dan pendidikan. Terutama mengenai penyusunan kurikulum baru dalam menghadapi kejadian luar biasa pada masa depan seperti halnya Covid-19.

“Saat awal terjadi pandemi, kurikulum manajemen kesehatan primer terlihat belum siap dalam menyesuaikan keadaan secara cepat. Sehingga perlu ada upgrade sistem manajemen kesehatan dalam menghadapi keterbatasan selama pandemi,” katanya.

Promosi Kesehatan

Sementara itu, Kumari menyatakan promosi kesehatan kepada masyarakat tradisional mengenai pembaharuan sistem manajemen kesehatan juga memerlukan keahlian khusus. Terutama berkaitan dengan pemberian edukasi kepada mereka. 

“Yang utama, kita harus menyediakan sumber daya manusia khusus dalam menghadapi mereka (masyarakat tradisional, Red). Terutama yang mudah beradaptasi dengan mereka,” katanya.

Pengenalan pengetahuan kesehatan bagi masyarakat tradisional, imbuh Kumari, perlu memperhatikan faktor pendekatan budaya. Agar, masyarakat lebih mampu dan mudah menerima informasi kesehatan. 

“Yaitu, dengan melakukan akulturasi. Seperti pengobatan tradisional,” katanya.

Suasana webinar internasional pada Kamis (24/3/2022) secara daring.

Layanan Prima

Pada sesi terakhir, Alya membagikan kisah penyediaan layanan asuhan bersalin selama masa darurat kesehatan saat pandemi Covid-19. Mengingat, itu menjadi bagian dari manajemen kesehatan primer yang paling riskan terhadap penularan virus Covid-19. 

“Kami mempelajari data ini dari bidan yang memiliki pengalaman terkait. Yang utama, perempuan yang akan menjalani persalinan harus mendapat perlakuan perawatan yang baik. Menggabungkan pola sosial dan pekerja kesehatan akan menjadi kunci dalam baiknya penyedian asuhan bersalin ini,” tuturnya.

Jadi, manajemen kesehatan primer memerlukan upaya peningkatan sistem secara berkala. Khususnya mendorong hadirnya pelayanan prima yang solutif dan inovatif. 

Penulis: Azhar Burhanuddin

Editor: Feri Fenoria

Baca juga:

Gagas Sistem Edukasi Filantropi, Mahasiswa UNAIR Raih Juara 2 Lomba Esai Nasional

Kuliah Tatap Muka! UNAIR Ciptakan Skema Perkuliahan yang Ketat

UNAIR Perkuat IPE untuk Bekali Mahasiswa Arungi Tantangan Jaman

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp