9 Prinsip Jurnalisme untuk Mahasiswa Menurut Emil Dardak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
EMIL Dardak saat membuka sekaligus memberikan materi jurnalistik kepada mahasiswa.
EMIL Dardak saat membuka sekaligus memberikan materi jurnalistik kepada mahasiswa.

UNAIR NEWS – Bersama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ample (UINSA), Institus Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), mahasiswa Universitas Airlangga diundang dalam pelatihan jurnalistik dan photography bertajuk Tugu Media Group x Paragon Goes to Campus. Tepatnya pada Senin (24/05/2021) melalui platform Zoom Meeting.

Wakil Gubernur Jawa Timur  Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. yang membuka acara tersebut menyebut perkembangan media informasi di era new normal terjadi begitu cepat. Dalam kemasan berita dan uraian jurnalistik, berbagai media cetak dan elektronik pun saling beradu kecepatan. 

Tak ayal banyak sekali para pemburu berita yang dituntut kecepatannya dalam memuat suatu informasi. Kecepatan tentu bagus, tetapi akan lebih baik jika diimbangi dengan sembilan prinsip jurnalisme. 

“Bahwa produk jurnalistik itu ada sembilan prinsip. Yaitu kebenaran, loyalitas pada warga atau masyarakat, kedisiplinan melakukan verifikasi, kebebasan dari sumber yang diliput, wartawan bertugas sebagai pemantau kekuasaan, menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik, informasi yang relevan, berita yang proporsional dan komprehensif dan mengikuti suara hati,” ujarnya.

Selain menghadirkan Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., turut bergabung Pimpinan Redaksi Tugu Jatim ID Nurcholis MA Basyari; Sujatmiko selaku koordinator Liputan Tugu Malang.id; dan Dr. Aqua Dwipayana, S.I.Kom. 

“Semua orang memiliki kesempatan untuk bisa menjadi jurnalis dan photographer,” ucap Dr. Aqua

“Karena sesungguhnya, yang paling penting adalah kita harus memiliki keterampilan berkomunikasi,” imbuhnya.

Komunikasi, menurut Dr Aqua, merupakan kunci keberhasilan seseoran. Sangat diperlukan untuk belajar skill komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang bisa dianggap sederhana karna menjadi kebiasaan, tetapi rupanya komunikasi juga merupakan hal yang penting dalam hubungan masyarakat yang erat kaitannya dengan jurnalisme.

Di samping skill komunikasi, yang perlu dibangun adalah skill penulisan. Yang saat ini skill itu mulai luntur seiring berkembangnya teknologi. Sehingga, menurut Sujatmiko ada beberapa hal yang masih perlu dipertahankan terkait skill penulisan saat terjun ke lapangan. 

“Kerap sekali saat ini para wartawan menggunakan recorder untuk merekam hasil wawancara. Recorder memang lebih efektif, tetapi penggunaan jurnal tulis saat wawancara juga penting dilakukan untuk mencatat poin-poin penting sebelum melakukan eksekusi berita,” ungkapnya.. 

Setelah kita mengambil pelajaran dari kedua ilmu diatas, Bapak Nurcholis MA Basyari pun memberikan tanggapannya terkait pers kampus kepada para mahasiswa agar lebih kritis. “Sebaiknya, karya jurnalistik yang dibuat oleh mahasiswa dapat menunjukkan manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat atau warga kampus.”

“Adapun beberapa berita menarik yang apabila dibaca dapat memberikan manfaat atau keuntungan. Sedangkan ketika tidak dibaca tidak menimbulkan efek apa-apa.” 

“Kalian ketika menulis suatu berita, wajib memperhatikan kelayakan berita dimana harus sesuai dengan isi dan penyampaian narasumber. Menarik, dan penting,” pungkas Pak Nurcholis MA Basyari.

Oleh karena beberapa poin-poin dan ilmu yang sudah disampaikan oleh pemateri, diharapkan seminar ini selain mampu membawa manfaat juga mampu mendongkrak semangat berfikir kritis dan mampu menyampaikan informasi dengan baik baik dari wartawan, dan jurnalis muda. (*)

Penulis: Zahwa E. Bella

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp