Profesor UNAIR: Manfaatkan Hyaluronic Acid Bisa Kurangi Risiko Pasca Operasi Gigi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Banyaknya fenomena permasalahan di klinik dan puskesmas yang belum terpecahkan membuat Prof Dr. Ernie Maduratna Setiawatie, drg.,M.Kes.,Sp.Perio (K), salah satu Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) memberikan alternatif berupa produk inovasi ERYZOL. Berbagai permasalahan itu seperti lamanya penyembuhan sariawan, terjadinya penyusutan gusi pasca flap operasi, dan juga masuknya bakteri pasca perawatan.

ERYZOL merupakan sebuah dental gel yang terbuat dari Hyaluronan yang dikombinasi dengan metronidazole sehingga bersifat antibakteri, anti inflamasi, dan tidak toksik. Materi tersebut dapat meningkatkan penyembuhan luka pasca operasi gigi dan mulut. Progres hilirisasi penelitian ini pun telah melewati berbagai uji.

“Produk ini sudah masuk prototype teruji in vitro, in vivo dan klinis, sehingga perlu kerja sama dengan perusahaan farmasi untuk uji klinis skala besar dan produksi massal,” papar prof Ernie.

Gubes FKG kelahiran Malang tersebut menambahkan, mekanisme produk inovasi ERYZOL bisa diaplikasikan secara lokal dengan spuit atau alat suntik pada daerah luka. Meskipun terdapat kompetitor produk serupa, namun produk ciptaannya berbeda dalam hal bahan pembawa dan konsentrasi metronidazole. Gel hyaluronan diduga untuk meningkatkan signaling molekul pada proses regenerasi jaringan.

Prof. Ernie menambahkan, perlunya kolaborasi dengan pabrik farmasi untuk produksi massal dengan harga terjangkau sehingga masyarakat bisa turut merasakan manfaatnya. Sebab, dewasa ini, produksi tersebut masih impor dengan harga yang relatif mahal.

Sebagai informasi, dalam penelitiannya prof Ernie juga menciptakan produk lain, yaitu obat kumur fordontis yang diproduksi oleh PT. Konimex., ada pula produk dentolaser yang berkolaborasi dengan PT. Sarandi.

Menurutnya, produk Eryzol bisa masuk di e-katalog sehingga semua puskesmas bisa mudah mendapatkannya.

Salah satu peneliti terbaik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga itu juga berbagai tips dan trik mendapat pendanaan, yang berangkat dari sebuah pemasalahan di lapangan  hingga menghasilkan ide solutif.

Lebih lanjut, Prof  Ernie menyebutkan bahwa penelitian terapan lebih mudah  mendapat dana. Dari permasalahan kemudian dicari jalan keluar yang efisien efektif.

“Melalui berbagai penelitian in vitro  in vivo dan klinis. Setelah ditemukan formula yang pas segera daftarkan paten, dengan adanya bukti empiris melalui hasil penelitian bertahun-tahun dan HKI paten,” tutur Prof Ernie.

“Selain itu juga mencari link pabrik atau perusahaan yang mau berkolaborasi untuk produksi. Pesan saya untuk konsumen kedepannya obat ini bisa dibeli di apotik, ya,” imbuhnya.

Sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia, UNAIR terus berupaya menciptakan inovasi yang dapat berguna di masyarakat. (*)

Penulis : Viradyah Lulut Santosa

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp