Rektor UNAIR Dengar Pendapat dengan Gubernur Jatim Perkuat Kerja Sama

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof Moh Nasih (kiri) bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Jumat (23/4/2021). (Foto: Agus Irwanto)

UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) beserta jajaran dekan di UNAIR pada Jum’at (23/4) berkesempatan dengar pendapat dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Bertempat di Gedung Grahadi, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan ada beberapa hal yang dibutuhkan dan perlu ditingkatkan terkait kerja sama dengan dunia kampus termasuk berkaitan dengan program Merdeka Belajar. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat terbuka dengan program magang dari kampus.

“Merdeka belajar itu lho Pak Rektor, apakah kami boleh dapat anak-anak itu magang enam bulan, apa saja termasuk di dalamnya yang kemampuan public relation-nya bagus. Mungkin kami diberi kesempatan magangnya mahasiswa,” jelas Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah yang merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR juga meminta UNAIR membentuk sebuah tim untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur. Tim ini nantinya memberi saran praktis dan segera bisa diaplikasikan. Inovasi di Jawa Timur juga menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur dalam proses percepatan pembangunan.

“Katakanlah dari Pak Rektor ada tim percepatan pembangunan dan inovasi seperti yang ada di DKI, Jawa Barat. Waktu transisi saya sudah menyiapkan strukturnya dan segala sesuatunya,” terang Gubernur Jatim perempuan pertama.

Menanggapi hal tersebut Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak  menyambut antusias peluang kerja sama antara Pemprov Jawa Timur dengan UNAIR. Bahkan pihaknya akan segera menindaklanjuti karena dari segi infrastruktur dan SDM UNAIR sudah siap.

“Kami akan segera menyiapkan untuk yang berkaitan dengan magang, apalagi kawan-kawan vokasi bisa berkontribusi sekaligus bisa mengambil banyak pelajaran dari Pemerintah Provinsi termasuk BUMD,” terang Rektor.

Untuk tim, lanjutnya, pihaknya akan segera menindaklanjuti. Ia mengaku sudah lama membicarakan dengan beberapa tim berkaitan dengan inovasi pelayanan publik.

“Pak Musta’in juga sudah menyiapkan tim, banyak melakukan diskusi tentang banyak hal. Pak Amin ini yang menerima hibah untuk garamisasi, bagaimana Madura yang kaya garam bisa dioptimalkan. Termasuk fakultas hukum saya pikir siap untuk bisa bergabung di sini, timnya akan segera konsolidasi dan akan kita presentasikan ke Bu Gubernur. Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan,” terang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR itu.

Foto: Agus Irwanto

Dalam kesempatan dengar pendapat tersebut beberapa Dekan UNAIR juga mengemukakan kesiapannya dalam berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.  Prof. Dr. Anwar Ma’aruf, drh., M.Kes selaku Dekan Fakultas Vokasi menyatakan kesanggupannya berkontribusi dengan 21 program studi (prodi) yang dimilikinya.

“Di vokasi itu ada 21 program studi baik D3 maupun D4 baik di bidang kesehatan, bisnis, dan teknik. Di bidang kesehatan saat ini ada namanya program Griya Sehat. Untuk meningkatkan status dari puskesmas. Untuk meningkatkan status puskesmas harus ada tenaga D4 Pengobat Tradisional. Kami bisa mensuport dengan beberapa puskesmas di Jawa Timur. Terkait dengan bidang wisata, bagaimana untuk meningkatkan pariwisata-pariwisata di Jawa Timur. Kemudian yang ketiga, karena kami ada Departemen Bisnis. Kami ingin membantu kegiatan UMKM,” terangnya.

Hal senada juga dikemukakan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum. Menurutnya, FIB siap mendukung program Merdeka Belajar dalam bentuk magang. Komunikasi sudah dilakukan antara FIB dan dua dinas di Pemprov Jawa Timur.

“Fakultas Ilmu Budaya terkait dengan tawaran Merdeka Belajar kami sudah beberapa kali komunikasi dengan dinas pariwisata dan kebudayaan, serta dinas arsip dan perpustakaan dalam rangka untuk mahasiswa-mahasiswa kami untuk magang dan beberapa kegiatan di sana,” ujarnya.

FIB UNAIR juga sudah pernah terlibat kerja sama menyusun navigasi kebudayaan dan siap membantu revitalisasi museum di Jawa Timur agar lebih bagus pengelolaan dan penataan sehingga bisa digunakan sebagai objek wisata.

Prof Purnawan mengatakan, tahun lalu FIB sudah terlibat dalam penyusunan navigasi kebudayaan dalam rangka untuk kemajuan kebudayaan Provinsi Jawa Timur.

“Harapan kami naskah navigasi kebudayaan yang sudah kami sahkan dulu bisa diimplementasikan, FIB siap bermitra dengan Provinsi Jawa Timur dalam rangka untuk kegiatan kemajuan kebudayaan, terutama untuk kajian sejarah, karakter kebangsaan, kebudayaan, bahasa dan sebagainya. Untuk museum dari prodi sejarah, kami juga mempunyai mini museum di Prodi Sejarah dan nanti bisa berkolaborasi dengan Antropologi. Intinya kami siap,” terang Prof Purnawan. (*)

Penulis: Ali Sahab

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp