Karakteristik Pasien HIV yang Menerima Terapi Antiretroviral

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh BeritaSatu.com

Obat antiretroviral (ARV) untuk melawan HIV yang terus-menerus menggerogoti kekebalan tubuh orang dengan HIVAIDS (ODHA). Terapi ARV mengubah HIV-AIDS dari penyakit “beralih” menjadi penyakit “kronis”. Penyakit kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan seperti diabetes, hipertensi, dan asma. ARV efektif melawan replikasi HIV di dalam tubuh ODHA, karena ARV langsung melawan HIV sehingga memperpanjang ODHA. ARV bekerja melawan infeksi dengan cara dilepaskan HIV dalam tubuh melalui evaluasi viraemia, (jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel CD4 +, (sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalantubuh).

ARV diberikan dalam bentuk kombinasi dan harus digunakan terus-menerus agar efektif, tetapi hal ini sangat rentan terhadap kasus ketidakpatuhan, (ketidakpatuhan obat). Kepatuhan atau kepatuhan pada terapi adalah sesuatu keadaan di mana pasien dirawat pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri, bukanhanya karena menerima perintah dokter. Hal ini penting karena diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat persetujuan minum obat. Kepatuhan atau partisipasi harus selalu dipantau dan dievaluasi secara berkala pada setiap kunjungan. Sebanyak 80% ODHA masih menggunakan rejimen lini pertama. Salah satu faktor utama yang dapat menurunkan tingkat kematian ODHA adalah melawan ARV. Untuk mencapai tingkat supresi virus yang optimal, maksimum 95% dari semua dosis ARVharus diminum. Akan tetapi, penggunaan ARV yang terus-menerus menyebabkan kebalikan, baik karena efek samping medis, masalah psikologis seperti rasa, putus asa atau akan mati. Sementara alasan ODHA sering melewatkan dosis ARV secara tidak sengaja sengaja terlupakan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik pasien dengan HIV yang sedang menjalani terapi antiretroviral. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di pusat kesehatan masyarakat di Surabaya, provinsi Jawa Timur, pada bulan Februari 2020. Populasinya adalah pasien HIV yang telah menerima terapi antiretroviral selama lebih dari satu bulan. Sampel sebanyak 35 responden direkrut menggunakan purposive sampling.

Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis secara deskriptif. Distribusi frekuensi 35 responden diperoleh, dengan responden berusia 26-35 tahun 31,4%, jenis kelamin laki-laki 48,6%, menikah 45,7%, pendidikan sekolah tinggi 31,4%, pekerjaan 65,7%, penghasilan kurang dari 500.000 per bulan di 62,9%, konsumsi ARV selama lebih dari satu tahun pada 80% dan 60% menerima terapi kombinasi dosis tetap, 77,1% memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan 71,4% menunjukkan kepatuhan yang baik dan 57,1% menunjukkan lebih sedikit metode dalam memberikan pendidikan kesehatan. Karakteristik pasien HIV yang menerima terapi antiretroviral umumnya mencakup tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah, tetapi tingkat pengetahuan tentang penyakit HIV dan kepatuhan responden terhadap ARV adalah baik. Penghasilan rendah tidak mengurangi keinginan pasien untuk melanjutkan perawatan. Dukungan dari petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan dengan metode yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pasien sehingga mereka dapat berkomitmen untuk patuh pada pengobatan ARV.

Penulis: Ernawati, Nursalam, Shrimarti Rukmini Devy

Berikut link jurnal Scopus terkait tulisan di atas: https://www.psychosocial.com/article/PR270755/18721/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).