Kebidanan FK UNAIR Ditunjuk Jadi Center of Excellence

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KESEPAKATAN kerja sama antara UNFPA dengan Program Studi S1 Kebidanan FK UNAIR, secara simbolis disampaikan oleh Perwakilan UNFPA Risnawati dan diterima oleh Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso. Tampak antara lain didampingi Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo (kiri). (Foto: Sefya H. Istighfaricha)

UNAIR NEWS – Tahun 2019 ini Program Studi Pendidikan Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga terpilih sebagai salah satu Centre of Excellence (CoE) Pendidikan Kebidanan (midwifery) oleh United Nation Population Fund  (UNFPA) dan Pemerintah Kanada.

Pengakuan tersebut disampaikan Perwakilan UNFPA, Risnawati, dalam pembukaan Kick Off Meeting and Workshop  Center of Exchellence in Midwifery Study Programme Universitas Airlangga, di Hotel Novotel Samator, 26-28 Agustus 2019.

Program kebidanan menjadi salah satu program utama UNFPA sebagai organisasi badan dunia yang menangani isu kesehatan reproduksi. Bekerjasama dengan Bappenas, BKKBN, serta Kementerian Kesehatan BPPSDMK, UNFPA mengembangkan program bernama Center of Excellence.

”Program tersebut sebenarnya bukan hal baru, artinya di bidang pendidikan lain juga dilakukan. Namun yang berkaitan dengan kebidanan merupakan satu bentuk inovasi, dimana kami melakukan seleksi terhadap pendidikan kebidanan di Indonesia,” katanya.

Terpilihnya prodi S1 Pendidikan Kebidanan FK UNAIR menjadi salah satu Centre of Excellence (CoE) Pendidikan Kebidanan (midwifery) oleh UNFPA, bukan tanpa alasan. Ciri-ciri yang diharapkan melekat pada institusi pendidikan kebidanan berlabel Center of Excellence memiliki teknologi yang inovatif, adanya praktik kebidanan dan penelitian di area kebidanan, memiliki kepemimpinan yang transformatif di bidang kebidanan, serta memperkenalkan model pembelajaran terbaru.

“Kegiatan semacam ini sudah berjalan dalam Prodi S1 Kebidanan FK UNAIR. Dengan begitu diharapkan bisa menjadi contoh pembelajaran yang kemudian bisa ditiru oleh berbagai fakultas kebidanan maupun prodi lainnya di Indonesia,” tambah Risnawati.

UNFPA sudah cukup lama berada di Indonesia, tepatnya sejak tahun 1969. Keberadaan UNFPA selama 50 tahun ini dimulai dengan adanya International Conference on Population and Development yang fokus mengangkat berbagai isu, salah satunya tentang tingginya angka kematian ibu secara global. Sampai saat ini, Indonesia masih berjuang menurunkan angka kematian ibu. Oleh karena itu menurutnya peran pendidikan kebidanan dinilai sangat penting.

“Kita tahu bahwa tugas kita untuk memperbaiki program kesehatan ibu sangat dipengaruhi oleh kemampuan para tenaganya, khususnya bidan. Karena itu kami berharap dari pertemuan ini tahap awal dari kegiatan-kegiatan selama periode tahun 2019-2021 dapat dikembangkan dan dapat ditindaklanjuti untuk periode berikutnya,” tambah Risnawati. (*)

Penulis : Sefya H. Istighfaricha Editor : Bambang Bes

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).