Dalam Nuansa Peringatan Kemerdekaan, BEM UNAIR Launching Buku Sejarahnya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) telah me-launching buku sejarah BEM UNAIR pada Sabtu (17/8/19) di Airlangga Convention Center UNAIR Kampus C. Launching buku tersebut termasuk dalam rangkaian acara Abhiraya AMERTA 2019 dengan cetakan awal sejumlah 200 buku.

Penyerahan buku kepada Anuraga oleh Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr.,Ph.D., Sp.PD.,K-GH., FINASIM menandai di-launchingnya buku tersebut. Penulisan buku tersebut bertepatan dengan 15 tahun terbentuknya BEM UNAIR dengan menggandeng perwakilan BEM UNAIR, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Mercusuar, dan jurnalis sebagai tim penulis.

Agung Tri Putra, selaku Presiden BEM UNAIR 2019, menyampaikan bahwa ide awal pembuatan buku tersebut karena ingin menciptakan sumbangsih BEM UNAIR untuk Universitas Airlangga dan Indonesia. Dengan memiliki poin-poin yang mengandung banyak nilai kaderisasi, buku tersebut dapat menjadi pembelajaran.

“Ingin menciptakan sumbangsih BEM UNAIR untuk Universitas Airlangga dan untuk Indonesia. Terdapat poin-poin, banyak terkandung nilai-nilai kaderisasi. Dalam perjalanan BEM UNAIR 15 tahun ini bukan dinamika yang kosongan, tapi penuh makna. Dengan perjalanan penuh makna itu nanti bisa jadi pembelajaran bagi kita salah satunya kaderisasi,” jelasnya.

Mengenai isi buku, Agung menjelaskan, mencakup keseluruhan mulai dari terbentuknya BEM UNAIR di tahun 2004/2005 hingga saat ini. Terdapat beberapa bab yang diurutkan mulai dari tahun awal dibentuknya BEM hingga tahun periode 2019. Selain itu, mencakup juga fenomena-fenomena penting yang tidak banyak diketahui mahasiswa.

Agung menambahkan, proses penulisan dilakukan selama beberapa bulan dimulai dari awal pelantikan hingga mendekati acara PKKMB 2019. Dalam proses penulisannya, dilakukan tracing yang lama untuk fakta-fakta dengan menghubungi presiden BEM yang dulu hingga arsip-arsip yang ada di Perpustakaan.

“Dari awal dilantik, terus tracing agak lama fakta-fakta harus menghubungi BEM, MPM, KPU, dan misal arsip-arsip di perpustakaan dan sebagainya,” ungkapnya.

Sementara itu, Maulana Satria Aji selaku wakil Presiden BEM menambahkan, ada beberapa fenomena menarik yang terjadi di awal terbentuknya BEM UNAIR. Seperti, pada tahun 2004/2005 Presiden BEM dan wakil presiden BEM-nya bebas skripsi. Ada pula pada tahun kedua periode, presiden BEM mencalonkan diri menjadi gubernur Jawa Timur.

Dengan adanya buku sejarah BEM UNAIR tersebut, diharapkan mahasiswa lebih paham lagi bersikap secara organisasi mahasiswa, memahami problematika, dan kaderisasi tidak hanya lisan tapi  berupa pembelajaran untuk pembaca juga.

“Mahasiswa baru biar tahu kalo BEM UNAIR itu telah melakukan ini-ini. Kita kan nggak boleh lupa sejarah. Apalagi kita nggak pernah diberi tahu. Bisa juga sebagai referensi barangkali ada mahasiswa yang mau neliti ormawa,” pungkasnya. (*)

Penulis: Asthesia Dhea C.

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).