Herba Meniran Aktif Lawan Virus Hepatitis C

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi meniran. (Sumber gambar: Kaskus)

Infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis C masih menjadi perhatian besar dunia. Sementara di Indonesia berdasarkan data kemenkes RI 2017, terdapat sekitar 1.01 % (2.5 juta) penduduk yang terserang hepatitis C. Virus hepatitis C merupakan RNA virus yang ditularkan secara parenteral antara lain melalui transfusi darah dan hubungan seksual. Di dalam tubuh manusia, virus akan menginfeksi sel hati dan berkembang biak pada sel tersebut. Infeksi jangka panjang berpeluang terjadinya serosis dan kanker hati yang merupakan penyebab kematian yang serius.

Masih terbatasnya akses terhadap obat-obat yang ada dikarenakan harga yang sangat mahal sehingga hanya sebagaian pasien yang dapat menjangkau terapi terbaru dari penyakit ini. Selain itu faktor resistensi dan efek samping dari obat-obat yang ada menyumbangkan masalah dalam pengobatan infeksi ini. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan terapi obat yang aman, terjangkau, dan efektif untuk mengatasi infeksi virus hepatitis C. Salah satunya adalah dengan tanaman obat.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber hayati terutama sumber tanaman yang telah digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit. Tanaman mengandung berbagai kandungan kimia yang berperan baik untuk mencegah maupun membantu penyembuhan suatu penyakit.

Meniran merupakan tanaman yang banyak tumbuh di berbagai area di Indonesia dan telah dikenal oleh masyarakat. Tanaman ini secara empiris telah diyakini khasiatnya terutama telah diketahui dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan untuk aktivitas ini telah dikembangkan sebagai produk modern.

Tanaman meniran atau yang disebut Phyllanthus niruri menunjukkan aktivitas yang kuat dalam melawan infeksi virus hepatitis C. Ekstrak herba tanaman ini menghambat masuknya virus kedalam sel hepatosit sebesar 70%. Namun pengujian lebih lanjut ekstrak juga dapat menurunkan perkembangbiakan virus melalui hambatan pada protein NS3 virus yang merupakan protein yang berperan pada tahap replikasi virus.

Lebih jauh dilaporkan, ekstrak tanaman ini memberikan efek yang sinergis dengan obat simeprevir, yang merupakan obat anti HCV yang beredar dipasaran. Pemberian ekstrak herba meniran bersama-sama dengan simeprevir dapat meningkatkan aktivitas simeprevir hingga 4 kali lebih besar.

Mengunakan suatu program computer, dijelaskan kandungan senyawa yang ada pada tanaman meniran yaitu Phyllantin dan Hypophyllantin mempunyai ikatan pada reseptor yang berperan pada masuknya virus sehingga dapat menghambat virus masuk ke dalam sel hati. Selain hasil yang aktif juga dilaporkan tidak adanya efek toksik pada tanaman ini.

Hasil penelitian ini memungkinkan pengembangan tanaman meniran baik untuk pencegahan maupun membantu penyembuhan infeksi virus hepatitis C. Uji aktivitas anti hepatitis C virus dilakukan pada kultur sel hepatitis C yang dikembangkan di laboratorium NPMRD (Natural Product Medicine Research Development), Institute Tropical Disease, UNAIR.

Tanaman herba meniran dipanen dari kawasan Lembang, Bandung, selanjutnya dikeringkan dengan diangin-anginkan (terhindar dari cahaya matahari) dan diekstraksi dengan etanol. Uji aktivitas dilakukan dengan beberapa konsentrasi 0.1 -100 μg/ml, dan didapatkan nilai IC50 4,14 μg/mL, yang merupakan nilai yang potensial dan tidak toksis dengan nilai CC50 >100 μg/mL.

Untuk mengetahui target ekstrak dilakukan uji mode of action dan didapatkan hasil bahwa meniran mempunyai hambatan yang lebih besar pada tahap entry (masuk ke dalam sel hepatosit) dengan persen penghambatan 70 persen dibanding tahap post entry (perkembangbiakan virus dalam sel hepatosit) dengan persen penghambatan 43 persen.

Pada uji kombinasi, diketahui bahwa ekstrak meniran memberikan efek sinergis pada simeprevir (obat anti-HCV yang saat ini digunakan untuk menghambat replikasi protein NS3 virus hepatitis C) dan  dapat meningkatkan aktivitas dari obat simeprevir menjadi  4 kali lebih besar dengan nilai IC50 3,54 nM ± 0,05 dibanding simeprevir tunggal dengan nilai IC50 11,23 nM ± 0,36.

Dari analisis docking  pada software Molegro virtual docking diketahui bahwa senyawa kandungan meniran yaitu, phyllanthin,dan hypophhyllanthin memiliki interaksi yang kuat dengan reseptor 4GAG (reseptor protein yang terlibat dalam entry step dari siklus hidup virus hepatitis C). Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa meniran merupakan kandidat yang potensial untuk dikembangkan sebagai obat alternative dan komplementer pada infeksi virus hepatitis C. (*)

Penulis: Tutik Sri Wahyuni

Informasi lebih detail riset dapat diperoleh melalui link berikuthttp://www.mabjournal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=935&catid=59:current-view&Itemid=56

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).