Kanalisasi Ideologi Radikal di Kalangan Mahasiswa Muslim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh lsisi.id

Di era revolusi informasi, perkembangan internet serta aplikasi social media dan social networking telah digunakan oleh banyak organisasi Islam di berbagai negara, terutama kelompok garis keras yang berkepentingan untuk menyebarkan ideologi radikal dan mempropagandakan doktrin-doktrin, menjajagi dan menjaring kader-kader potensial, bahkan menyuarakan jihad.

Media sosial merupakan salah satu bentuk media baru paling populer, yang secara sadar dimanfaatkan oleh organisasi-organisasi radikal-keagamaan di Indonesia untuk berkomunikasi dengan khalayak umum, menyebarkan paham ideologi radikal mereka, membentuk opini publik hingga merekrut kader-kader baru. Berbeda dengan era sebelumnya, strategi penyebaran ideologi radikal-keagamaan melalui berbagai platform media baru saat ini telah berlangsung secara lebih sistematis, terstruktur dan berorientasi pada tujuan yang jelas.

Di Indonesia, kurang-lebih dua dekade terakhir memang gerakan radikalisme Islam semakin meluas dan dengan mudah diikuti perkembangannya oleh publik, selain dari penerbitan-penerbitan berbasis Islam, juga dari akun-akun media sosial, portal online yang digunakan untuk mempropagandakan ideologi-ideologi radikal, ujaran kebencian, penegakan khilafah Islam dan pendirian negara Islam.

Bisa dikatakan ideologi Islam radikal mulai merambah dengan sangat pervasivenya ke dunia maya, mulai dari penyebaran ajaran-ajaran radikal dalam bentuk penerbitan, dakwah, yang disertai usaha-usaha aktif menyebarkan isu-isu radikalisme hingga mencari kader-kader potensial. Selain itu, kelompok-kelompok radikal ini bisa dikatakan memperlihatkan gerakan-gerakan penyebarluasan ajaran-ajaran dan doktrin-doktrinnya dalam bentuk halaqah, usrah, atau daurah di masjid-masjid dan kampus-kampus, bahkan di kost-kost mahasiswa.

Hampir sama  dengan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, upaya-upaya penyebaran ideologi radikal hingga perekrutan kader, terutama anak-anak muda memang sudah terdeteksi pada tahun 2008, namun ketika itu internet belum tersedia secara massal, sehingga mayoritas (96%) dari pemuda Muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara direkrut dan diradikalisasi melalui koneksi fisik antar pribadi, seperti lembaga agama, anggota keluarga, teman-teman dan lingkungan.

Seperti terjadi di negara lain, di Indonesia berbagai ideologi dan gerakan Islam radikal berebut pengaruh dengan cara melakukan propaganda, menyebarkan doktrin-doktrin dan terus berusaha mencari kader-kader penerusnya, khususnya yang berasal dari para anak muda.  Sejak pemerintahan pasca Orde Baru, tercatat banyak organisasi Islam yang berbasis kampus terus bermunculan dengan menggotong ideologi keIslaman masing-masing. Mahasiswa yang merupakan kekuatan utama gerakan reformasi pasca pemerintahan Soeharto sejak tahun 2000-an mulai menunjukkan perannya sebagai kelompok kepentingan, baik untuk kepentingan organisasi maupun untuk kepentingan ideologis dan agama yang diyakininya.

Studi yang kami melakukan menemukan bahwa kanal komunikasi dalam penyebaran ideologi radikal-keagamaan telah berubah dari kanal komunikasi tradisional (media televisi, radio, koran, majalah, brosur) ke penggunaan media baru (website, blog, vlog, dan media sosial). Media baru kini memainkan peran penting sebagai kanal komunikasi utama yang digunakan para produsen ideologi radikal-keagamaan untuk menyebarkan pengaruhnya di kalangan mahasiswa Muslim di Indonesia. Selain lebih cepat, interaktif, dan meluas penyebarannya, penggunaan media sosial sebagai instrumen penyebaran paham radikal seringkali berjalan lebih efektif dan massif.

Strategi kanalisasi dalam proses penyebaran ideologi radikal-keagamaan, terutama melalui media sosial, lebih jauh dapat dilihat sebagai upaya rasional-teknologis untuk menyaring dan mendapatkan pengikut dengan tingkat pemahaman yang sama. Dalam realitas media sosial, kesamaan atribut individu seperti latar belakang sosial, budaya, pendidikan, agama, dan ideologi berperan penting dalam proses interaksi sosial. Sejumlah penelitian terdahulu tentang fenomena “homophily” ini menunjukkan bahwa individu dengan atribut dan karakteristik yang relatif sama, cenderung lebih mudah berinteraksi satu sama lain dan menyebarkan informasi yang sama. Choudhury et al. (2010), dalam penelitiannya menemukan bahwa pengguna media sosial cenderung lebih mudah menerima informasi yang sama atau sesuai keyakinannya, dan lebih cenderung bergabung dalam kelompok dengan anggota yang memiliki kesamaan atribut atau pandangan.

Penyebaran ideologi radikal-keagamaan di kalangan mahasiswa Muslim di Indonesia melalui media baru berlangsung secara sistematis dan terstruktur. Media baru yang dipergunakan dalam penyebaran ideologi radikal-keagamaan adalah blog, laman, vlog, forum, dan media sosial. Penyebaran ideologi radikal-keagamaan di kalangan mahasiswa Muslim di Indonesia berlangsung melalui strategi kanalisasi, yakni teknik pembuatan saluran atau kanal penyebaran informasi dan ajaran paham ideologis organisasi radikal-keagamaan secara terstruktur melalui blog, vlog, laman, forum, dan media sosial. Kanalisasi berlangsung melalui tiga tahapan yakni Kanal Publik-Terbuka (K-1), Kanal Publik-Tertutup (K-2) serta Kanal Privat-Tertutup (K-3).

Kanalisasi dilakukan untuk mempermudah proses penyebaran ideologi radikal-keagamaan, komunikasi dan koordinasi di antara anggota organisasi radikal-keagamaan, serta perekrutan kader-kader baru organisasi radikal-keagamaan. Berbeda dengan model pendekatan yang lebih menekankan arti penting penyebaran ideologi secara meluas, kanalisasi ideologi melalui media baru sengaja dikembangkan untuk makin memperdalam keyakinan para kader yang direkrut, hingga benar-benar menjadi aktivitas radikal yang menjadi pilihannya.

Penulis: Rahma Sugihartati

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://jiis.uinsby.ac.id/index.php/JIIs/article/view/1216

CHANNELIZATION STRATEGIES OF RADICALISM AMONG MUSLIM UNIVERSITY STUDENTS IN INDONESIA.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp