Dampak Intelektual Capital Terhadap Nilai Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Jago Akuntansi

Dalam persaingan bisnis saat ini, pengelolaan modal intelektual memiliki peran penting dalam tujuan kegiatan produksi. Tujuan kegiatan produksi dalam persaingan usaha sudah mulai bergeser, sebelumnya kegiatan produksi utama hanya terfokus pada penciptaan barang jadi, namun saat ini fokus utama kegiatan produksi dalam proses pembuatan barang jadi yang sejalan dengan ilmu pengetahuan, dan kemudian pembuatan barang dan jasa (Pulic, 2000; Petrenko et al., 2019).

Di Indonesia, bisnis dituntut peka terhadap modal tak berwujud yang dimiliki perusahaan. Hal ini dikarenakan modal tidak berwujud merupakan faktor pendukung untuk memenangkan persaingan dalam dunia usaha dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan sebagai pendorong adanya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dalam persaingan usaha. Namun, pengusaha di Indonesia masih belum mempertimbangkan penggunaan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dalam WIPR 2017 bertajuk Intangible Capital in Global Value Chains, ditemukan nilai riil yang dihasilkan dari asset intangibles mencapai US $ 5,9 triliun pada tahun 2014 (meningkat 75% dibandingkan pendapatan tahun 2000).

Lebih lanjut, penelitian ini mampu memberikan kontribusi untuk membuktikan kunci penting modal intelektual bagi perusahaan, sejalan dengan resources-based theory dan signaling theory serta penggunaan pendekatan berbasis biaya dimana pengelolaan sumber daya yang sesuai dengan pengeluaran untuk meningkatkan kompetensi perusahaan. karyawan dan penyampaian informasi stakeholders dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan reputasi perusahaan agar semakin diminati investor dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Penggunaan pendekatan berbasis biaya dalam penelitian ini merupakan hal baru.

Modal intelektual erat kaitannya dengan resources-based theory. Modal intelektual pada penelitian ini terdiri dari human capital, structural capital, dan customer capital. Wernerfelt (1984) menjelaskan bahwa resources-based theory adalah bahwa perusahaan akan memperoleh keunggulan bersaing jika mampu mengelola asetnya, baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud. Penrose (1959) dalam Peteraf (1993) menyatakan bahwa perusahaan dapat menciptakan nilai ekonomi tidak hanya karena mereka memiliki sumber daya yang mereka butuhkan tetapi mampu mengelola sumber dayanya secara efektif. Teori lain yang terkait dengan penelitian ini adalah signaling theory. Variabel reputasi perusahaan dan nilai perusahaan berhubungan dengan signaling theory karena tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan dapat menjadi pedoman bagi para pemangku kepentingan mengenai bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Besley dan Brigham, 2008). Sinyal tersebut berupa informasi tentang apa yang telah dilakukan oleh manajemen untuk mewujudkan keinginan pemiliknya.

Penelitian ini bertujuan secara khusus untuk mengetahui apakah variabel reputasi perusahaan dapat memediasi pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan. Analisis dalam penelitian ini menggunakan 340 perusahaan dengan kategori sangat baik pada Indonesian Corporate Image Award (IMAC) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Model analisis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan instrumen WarpPLS 5.0. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran model luar, model dalam, dan pengujian hipotesis langsung (pengaruh tidak langsung) dan pengujian hipotesis tidak langsung (pengaruh tidak langsung).

Bagi perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan diperlukan upaya dan dukungan dari manajer dan karyawan untuk tetap memperhatikan kualitas pekerjaan dan memaksimalkan segala sesuatu yang mereka kuasai di bidangnya karena mewakili modal intelektual sehingga apa yang dimiliki oleh perusahaan. dimanfaatkan untuk kemajuan perusahaan. Selain itu, para pengambil keputusan khususnya investor dapat menggunakan variabel independen ini sebagai informasi tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam hal pengambilan keputusan dan bagi peneliti selanjutnya didorong untuk menambahkan beberapa variabel seperti kinerja perusahaan atau kinerja keuangan perusahaan.

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si.,Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Midiantari, P. N., & Agustia, D. (2020). Impact of Intellectual Capital on Firm Value through Corporate Reputation As A Mediating Variable. Journal of Security & Sustainability Issues, 9(4). https://doi.org/10.9770/jssi.2020.9.4(7)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp