Intensitas Riset dan Pengembangan, Kinerja Perusahaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Minews ID

Pertumbuhan ekonomi global yang pesat menjadikan masalah lingkungan sebagai kunci dan fokus utama pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pemerintah Indonesia pada tahun 2014 juga mengesahkan Undang-Undang nomor 3 tahun 2014 tentang industri yang secara khusus mengatur industri hijau (pasal 77-83). Salah satu perusahaan yang memiliki budaya inovasi tinggi adalah PT Petrokimia Gresik yang merupakan produsen pupuk terbesar di Indonesia. Inovasi telah membawa PT Petrokimia menjadi lebih efektif dan efisien. Pada tahun 2016 realisasi penghematan dari kegiatan inovasi sebesar Rp 278,8 miliar. Terkait kepedulian lingkungan, beberapa perusahaan telah menerapkan inovasi hijau dalam industrinya dan terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan perusahaan itu sendiri. Huang, dkk. (2016) mendefinisikan inovasi produk hijau sebagai produk baru atau perbaikan dari produk sebelumnya yang mengurangi dampak dari berbagai masalah lingkungan yang muncul dalam daur hidup produk. Inovasi produk ramah lingkungan merupakan salah satu aplikasi teori legitimasi. Penelitian ini menemukan bahwa inovasi produk hijau berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan dengan inovasi produk ramah lingkungan akan meningkatkan nilai pelanggan dan legitimasi dari masyarakat, sehingga memperoleh pasar baru yang akan meningkatkan penjualan. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu Ar (2012); Cai dan Li (2018); Chan, dkk. (2016); Gluch dkk. (2009); Palmer dan Truong (2017). Sebaliknya, penelitian ini tidak setuju dengan Dangelico et al. (2013) yang menemukan bahwa inovasi produk hijau tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Inovasi produk ramah lingkungan membutuhkan waktu yang lama agar dampaknya dirasakan oleh perusahaan.

Inovasi hijau sebagai salah satu poin penting dalam SDGs biasanya dimulai dengan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D). Hasil survei terhadap 1.320 perusahaan di Indonesia yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2015 menemukan bahwa hanya 1,9% perusahaan Indonesia yang mengeluarkan dana untuk penelitian dan pengembangan. Jumlah ini jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga dan juga negara berkembang yaitu Malaysia yang setara dengan 10,5% perusahaan. Sedangkan penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang aktif melakukan kegiatan R&D akan lebih mudah dalam mengembangkan produk dengan memperhatikan permasalahan lingkungan yang muncul. Hasil ini sejalan dengan penelitian De Medeiros, et al. (2014), Huang, dkk. (2016), dan Tumelero, dkk. (2019) yang berhasil menemukan pengaruh positif dari intensitas R&D terhadap inovasi produk hijau. Hasil ini juga mendukung teori RBV bahwa kapabilitas internal perusahaan seperti R&D akan mendorong terciptanya keunggulan kompetitif, salah satunya inovasi produk ramah lingkungan.

Selain berdampak pada inovasi green product, intensitas R&D juga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Kajian menemukan peningkatan pendanaan untuk R&D mengakibatkan peningkatan kemampuan perusahaan untuk melakukan pengembangan dan penelitian untuk menciptakan produk baru yang sejalan dengan tuntutan masyarakat atau memperbaiki proses yang ada. Ini akan membuat penjualan perusahaan meningkat dan akan ada penghematan pada proses yang ditingkatkan. Selain itu juga memenuhi kepentingan stakeholders sehingga perusahaan dapat bertahan di pasar dan selalu adaptif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel 170 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Intensitas penelitian dan pengembangan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan investasi pada penelitian dan pengembangan menghasilkan peningkatan kemampuan perusahaan untuk melakukan pengembangan dan penelitian untuk membuat produk baru atau memperbaiki proses yang ada sehingga terjadi peningkatan penjualan dan penghematan yang mengakibatkan peningkatan kinerja perusahaan.

2. Intensitas penelitian dan pengembangan berpengaruh positif terhadap inovasi produk hijau. Perusahaan yang aktif melakukan kegiatan R&D akan lebih mudah mengembangkan produk dengan memperhatikan permasalahan lingkungan yang muncul.

3. Inovasi produk hijau berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan dengan inovasi produk ramah lingkungan akan meningkatkan nilai pelanggan dan legitimasi dari publik, sehingga memperoleh pasar baru. Pasar baru akan membuat penjualan meningkat, diikuti oleh laba dan kinerja perusahaan. Hal ini didukung oleh penurunan biaya akibat efisiensi bahan baku dan energi.

4. Inovasi produk ramah lingkungan terbukti memediasi hubungan antara intensitas penelitian dan pengembangan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan intensitas R&D yang semakin besar memudahkan perusahaan untuk melibatkan unsur lingkungan dalam inovasi green product sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar dan berakibat pada peningkatan kinerja perusahaan.

Penulis: Prof. Dian Agustia, S.E., M.Si.,Ak., CMA., CA

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Agustia, D., Permatasari, Y., Fauzi, H., & Sari, M. N. A. (2020). Research And Development Intensity, Firm Performance, and Green Product Innovation. Journal of Security & Sustainability Issues, 9(3).

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp