SALUDI (SAlep Luka DIabetes) Kombinasi Ekstrak Rumput Laut dan Ekstrak Kulit Buah Manggis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Tribun Kaltim

Penderita diabetes mellitus (DM) mengalami peningkatan setiap tahun di berbagai Negara belahan dunia, termasuk di Indonesia. Pasien DM akan rentan terhadap komplikasi luka di kaki. Luka ini apabila tidak diobati dengan baik dan sempurna maka akan menimbulkan keadaan yang lebih parah dan tidak jarang harus diamputasi agar tidak menyebar. Untuk meminimalisasi amputasi maka luka pada penderita DM harus dijaga dengan baik. Biasanya salep yang direkomendasikan adalah salep yang mengandung antibiotika.

Telah dilakukan penelitian penggunaan SALUDI (SAlep LUka DIabetes) pada luka terbuka terhadap mencit yang menderita diabetes tipe II. SALUDI merupakan kombinasi antara ekstrak alginat dan ekstrak kulit buah manggis. Alginat diekstrak dari rumput laut coklat Sargassum ilicifolium kemudian dicampur dengan ekstrak dari kulit manggis. Ekstrak alginat berfungsi sebagai penyerap cairan pada luka dan ekstrak kulit manggis sebagai antioksidan, antibakteri dan anti-inflamasi. Untuk membuktikan aktivitas SALUDI, maka dilakukan uji terhadap mencit jantan strain BALB/C dengan umur 3-4 bulan dan berat badan berkisar 30-40 gram. Sebanyak 36 mencit dipelihara selama seminggu, lalu diamati kesehatannya. Mencit yang sehat dibagi menjadi dua yaitu dibuat keadaan diabetes dan sebagian lagi dalam keadaan normal. Untuk membuat mencit diabetes, dilakukan dengan menginduksi minyak babi sebanyak 0,3 mL secara per oral selama tiga minggu. Kemudian dilakukan induksi dengan streptozotocin (STZ) dan diharapkan mencit mengalami DM tipe II. Berat badan dan kadar glukosa dalam darah senantiasa diamati. Peningkatan berat badan 29-34 gram menunjukkan bahwa mencit mengalami kegemukan atau obesitas. Apabila kadar glukosa darah pada saat puasa sudah memenuhi sebesar 125 mg/dL, maka dapat dikatakan bahwa mencit mengalami keadaan DM tipe II. Kelompok mencit diabetes akan dibagi menjadi empat yaitu kelompok diabetes kontrol, diabetes untuk perlakuan ekstrak alginat saja, dan kelompok alginat-ekstrak kulit manggis (SALUDI). Empat kelompok mencit diabetes dan mencit yang tidak diabetes dicukur bagian pantatnya (glutea) untuk dilukai. Untuk kelompok kontrol hanya diberi vaselin dan kelompok lain diberi sesuai dengan pembagian kelompok yang telah disebutkan dan diberikan selama 14 hari.

Parameter yang diamati adalah lebar luka, jumlah neutrofil, makrofag, fibrosit, fibroblas, dan densitas kolagen. Jumlah neutrofil menunjukkan tahap inflamasi pada proses penyembuhan luka terbuka. Neutrofil merupakan leukosit pertama yang berada pada situs luka pada 24 jam pertama setelah terjadinya luka. Jumlah makrofag pada luka menunjukkan adanya peradangan pada luka. Makrofag biasanya muncul sekitar 48 jam setelah terjadinya luka dan tetap ada hingga fase inflamasi telah berakhir. Penurunan jumlah makrofag yang teramati pada luka menunjukkan penurunan peradangan pada luka, sehingga kolagen dan epitel dapat terbentuk pada fase selanjutnya. Fibrosit berperan pada proses diferensiasi myofibroblas pada fibrosis dan penyembuhan luka. Fibrosit biasanya akan muncul pada hari ke-3 setelah luka yaitu pada fase proliferasi dan jumlahnya akan menurun seiring dengan sembuhnya luka. Fibroblas merupakan sel yang berperan pada fase proliferasi. Sel fibroblas biasanya akan teramati pada hari ke-3 setelah terjadinya luka atau pada fase poliferasi. Densitas kolagen dapat diamati pada saat fase proliferasi yaitu antara hari ke-3 hingga hari ke-12.

Lebar luka kelompok SALUDI menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol pada hari ke-3 dan ke-7. Pemberian kombinasi alginat dan ekstrak kulit buah manggis pada kelompok SALUDI menunjukkan aktivitas perbaikan luka yang baik dibandingkan dengan kelompok diabetik lain. Hasil pengamatan selama 14 hari menunjukkan bahwa lebar luka, jumlah sel neutrofil, dan makrofag menurun secara signifikan, serta jumlah sel fibrosit, fibroblas, dan densitas kolagen menunjukkan peningkatan signifikan pada kelompok SALUDI dibandingkan kelompok kontrol non-diabetik dan kelompok kontrol diabetik.  

Indonesia kaya akan rumput laut coklat Sargassum yang merupakan sumber alginat.  Dari 400 spesies Sargassum dunia, 50 spesies tumbuh liar di Indonesia. Demikian juga kulit buah manggis yang mudah didapatkan dan merupakan pemanfaatan limbah untuk menjadi produk yang lebih bermanfaat. Dua hal tersebut merupakan peluang yang sangat besar untuk mengembangkan produk SALUDI ke uji klinis fasa-1 dengan melihat hasil penelitian yang telah dilakukan pada uji pre-klinis. Dengan demikian bermodal bahan dasar yang melimpah dan murah diolah menjadi produk yang bermanfaat dan dapat dirasakan masyarakat Indonesia.

Penulis: Pratiwi Pudjiastuti

Link jurnal: https://www.mdpi.com/journal/applsci

Nama Jurnal, nomor dan volume: Appl. Sci. 2021, 11, 4651. https://doi.org/10.3390/app11104651

Wound Healing and Antioxidant Evaluations of Alginate from Sargassum ilicifolium and Mangosteen Rind Combination Extracts on Diabetic Mice Model

Pugar Arga CristinaWulandari, Zulfa Nailul Ilmi, Saikhu Akhmad Husen, Dwi Winarni,

Mochammad Amin Alamsjah, Khalijah Awang, Marco Vastano, Alessandro Pellis, Duncan MacQuarrie and Pratiwi Pudjiastuti *

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp