Ikan Wader Lunjar padi (Rasbora argyrotaenia) adalah ikan air tawar yang permintaaan saat ini sangat tinggi, tetapi masih dihasilkan dari penangkapan di alam (Budiharjo, 2002). Peningkatan usaha penangkapan di alam daoat menyebabkan keberadaan ikan lunjar padi diperairan akan semakin sulit ditemukan, sulitnya penangkapan dialam mendorong dilakukannya kegiatan konservasi dan pengembangan usaha budidaya.
Budidaya ikan Wader Lunjar padi yang dilakukan saat ini memiliki permasalahan yaitu laju pertumbuhan lambat, hal ini mendorong staff Departemen Kelautan Fakulatas Perikanan dan mahasiswa Program Studi Akukultur Universiras Airlangga mengembangkan penelitian untuk ekspolasi ikan Wader Lunjar padi, salah satunya upaya adalah mencari cara untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas ikan wader lunjar padi hasil budidaya. Pakan komersil yang digunakan dalam budidaya ikan wader saat memiliki kadar lemak 5-8% (Manurung, 2011) dan masih dibawah kadar lemak yang dibutuhkan ooleh ikan ciprinidae yaitu berkisar antara 5-15%. Rendahnya kadar lemak dalam pakan menyebabkan pertumbuhan ikan wader pari lambat dan kandunagn lemak pada ikan wader pari juga rendah sehinga menurunkan citarasa dari ikan wader pari hasil budidaya.
Minyak ikan lemuru.banyak tersedia dan harganya relatif murah karena merupakan olahan limbah pengolahan ikan sarden. Minyak ikan lemuru mengandung banyak Omega-3 dan Omega-6 yang dibutuhkan oleh ikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan cita rasa ikan. Hasil penelitian ini menunjukan Penambahan minyak ikan lemuru dalam pakan ikan wader pari meningkatkan pertumbuhan, nilai retensi lemak dan kandunagan asam lemak. Penambahan minyak ikan sebanyak 2% dalam pakan dapat meningkatkan nilai retensi lemak sebesar 53,36%. Peningkatan retensi lemak selain dapat mempengaruhi pertumbuhan wader pari juga akan meningkatkan cita rasa ikan wader pari. Sehingga produks budidaya memiliki citarasa yang sama dengan produk tangkapan di alam.
Penulis: A. Shofy Mubarak
Artikel selengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/441/1/012116