Cooking Class sebagai Solusi Cerdas Pecegahan Stunting

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Republika

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang rentan terjadi pada anak-anak. Kurang gizi kronis atau yang disebut dengan stunting merupakan dampak dari asupan gizi yang kurang pada anak dalam kurun waktu lama, sehingga anak mempunyai tinggi badan yang lebih pendek dari standar tinggi badan anak seusianya.  Lalu, bagaimana cooking class dapat dijadikan sebagai solusi dalam pencegahan stunting?

Pemenuhan gizi yang seimbang pada bayi atau anak dapat menjadi solusi dalam pencegahan stunting salah satunya melalui MP-ASI. MP-ASI dikenal sebagai makanan peralihan dari air susu ibu (ASI) ke makanan anggota keluarga. MP-ASI harus mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak termasuk kebutuhan protein, vitamin, energi, lemak, dan zat tambahan lain. Ibu dapat membuat MP-ASI secara mandiri di rumah. Namun, tidak semua ibu mampu memberikan MP-ASI dengan kandungan gizi seimbang yang mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak. Pembuatan MP-ASI oleh keluarga akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak apabila sumber bahan makanan bergizi yang tersedia dilakukan pengaturan dengan baik, mulai dari segi variasi hingga jumlah yang dibutuhkan masing-masing bayi atau anak sesuai dengan tingkat usia bayi atau anak.

Moringa oleifera atau kelor merupakan jenis tanaman yang popular dan dapat tumbuh dengan cepat. Kelor banyak ditemui di beberapa wilayah di Indonesia. Daun kelor memiliki banyak manfaat yaitu kandungan betakaroten yang melebihi wortel, kandungan protein yang lebih tinggi dari kacang polong, mengandung vitamin C yang lebih banyak dari pada jeruk, kandungan kalsium yang lebih tinggi dari kandungan kalsium pada susu, kandungan zat besi (Fe) yang juga lebih banyak dari kandungan zat besi (Fe) pada bayam dan kandungan pada kaliumnya (K) lebih banyak daripada buah pisang. Beberapa waktu ini manfaat kelor cukup diakui, bahkan di beberapa negara berkembang daun kelor digunakan sebagai sumber bahan makanan dalam melawan kekurangan gizi pada bayi atau anak dan digunakan masyarakat dalam upaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Meninjau kejadian stunting pada anak dan kandungan kelor, kami mengadakan cooking class pembuatan MP-ASI dengan memaksimalkan meja ke empat di posyandu. Cooking class pembuatan MP-ASI diakukan dengan bahan pangan bermacam-macam terutama kelor yang dapat memberikan nutrisi pada anak jika dengan komposisi yang tepat.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pelatihan, tahap pendampingan dan tahap evaluasi. Tahap pertama adalah tahap pelatihan, dimana pada tahap ini ibu diberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu. Pada akhir tahap pelatihan dilakukan post test sebagai tolak ukur jangka pendek dan hasilnya tingkat pengetahuan tentang stunting, MP-ASI, dan angka kecukupan gizi meningkat, serta mengetahui cara pembuatan berbagai variasi menu MP-ASI dari kelor.

Tahap kedua dilakukan pendampingan dalam mempraktekkan bagaimana cara mengolah MP-ASI dengan bahan dasar kelor sampai 3 bulan berturut-turut dengan menu berbeda yang mudah, murah dan bergizi. Setelah tahap pendampingan, dilakukan tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi didapatkan bahwa kegiatan posyandu selama tiga bulan bertrut-turut aktif dan ibu memahami kebutuhan gizi apa saja yang perlu diberikan kepada anaknya berdasarkan usia, jumlah dan variasinya. Ibu juga mampu mengolah kelor menjadi berbagai variasi menu MP-ASI sesuai dengan jumlah dan kebutuhan gizi.

Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan cooking class yang di dilakukan oleh ibu-ibu posyandu, diketahui bahwa cooking class dapat menjadi sarana bagi ibu dalam mengembangkan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak. Cooking class juga meningkatkan keterampilan ibu dalam mengolah kelor dalam berbagai varian menu MP-ASI dengan mempertimbangkan kandungan gizi yang sesuai. Manfaat jangka panjang dari keberhasilan kegiatan cooking class ini akan berdampak pada angka kejadian stunting.

Penulis : Amellia Mardhika, S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/ABD/article/view/4425

Mardhika, A. et al. (2021) ‘PENINGKATAN PENDIDIKAN GIZI (COOKING CLASS) KELOMPOK KADER POSYANDU (MP-ASI)’, Abdimas Unwahas, 6(1), pp. 7–12. doi: https://dx.doi.org/10.31942/abd.v6i1.4425.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp