Pentingnya Peran Pemuda Islam di Era Milenial, Bersama Ustadz Fajar Al Mahmudi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SUASANA pengajian daring Fakultas Keperawatan.
SUASANA pengajian daring Fakultas Keperawatan.

UNAIR NEWS – Sambutan dari KPS D-III Keperawatan Bapak Dr. Makhfudli, S. Kep., Ns., M. Ked. Trop. Peranan pemuda Islam di era milenial. Pemuda di tengah masyarakat yang nantinya menjadi generasi penerus. Dengan kondisi dan perubahan di era milenial banyak pemuda lupa atas kewajiban mereka.

“Untuk semua pemuda generasi milenial supaya lebih terbuka lagi wawasan agamanya dan bisa menyelesaikan masalah yang ada.” ujarnya.
Sambutan dari Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Dr. Tika Widiastuti, S.E., M. Si. Menuturkan pentingnya mengetahui lebih dalam apa yang menjadi hakikat peran pemuda islam di era milenial, di tengah arus globalisasi saat ini.

“Sebagai muslim tentunya harus paham betul, apa yang menjadi tanggung jawab kita di mata allah, tanggung jawab sesama manusia dan tanggung jawab dimana pun kita berada.” ujarnya.

Dalam ceramah ustadz fajar memaparkan seorang yang melakukan pelecehan agama, ingin mengundang perhatian orang lain dan banyak yang membuat kacau dunia. Itu pengaruh dari era globalisasi.
“engkau habiskan untuk apa masa mudamu? Rasulullah bersabda (tidak akan bergeser kaki anak adam “manusia” pada hari kiamat nanti dihadapan rabb-Nya). {HR. Tirmidzi no. 2340}” ujarnya.

Bagaimana cara agar pemuda islam di era milenial tidak tergerus arus globalisasi. Ustadz fajar menuturkan kalau hanya di nasehati pasti tidak di dengarkan dengan baik. masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

“Saya mengikuti komunitas, di dalam komunitas tidak cuma ngaji tapi ada aksi sosial, ada kegiatan sosial. Kemudian kita rangkul, kita lihat sifat para pemuda dan kita arahkan.” ujarnya.

Ustadz fajar menuturkan, pemuda milenial memamerkan kekayaan, harta dan rasa tinggi hati, karena pemahaman kepada agama itu kurang. Dan menjadi orang yang terpisah dari petunjuk, maka menjadi pemuda yang tersesat.

“Seperti nabi muhammad SAW setelah meninggal, beliau meninggalkan banyak pengetahuan dan warisan Al-Qur’an sebagai petunjuk akan kebesaran allah, dan jalan menuju kebaikan.” ujarnya.
Peran pemuda di era milenial menjadi pemuda yang berilmu, membedakan mana yang benar dan salah, dan membatasi dengan lawan jenis. Jangan jadi pemuda yang malas, jadilah pemuda milenial yang memberi pengaruh baik kepada masyarakat

“Demi allah, hidupnya pemuda itu dengan ilmu dan taqwa. Jika keduanya tidak ada, maka keberadaannya tidak dianggap ada. (Imam Syafi’e)”. ujarnya

Sebagai penutup ustadz fajar menuturkan ada seorang pemuda milenial tidak bisa mendengar. Sedangkan salah satu syarat syah sholat Jum’at itu mendengarkan khutbah Jum’at. Lantas apa yang harus dilakukan?

“Bagi pemuda yang diistimewakan oleh Allah, allah tidak membebani pemuda itu di luar kemampuannya. Dengan menghadirkan orang yang mampu berbahasa isyarat, maka orang itu dapat mengerti, apa yang disampaikan oleh imam melalui penerjemah, pemuda yang mempunyai niat baik maka allah permudah jalan baginya. Agar jadi generasi milenial yang dicintai oleh Allah SWT. ” (*)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp