Analisis Logam Berat (Kadmium, Kromium, Timbal, Mangan, Dan Seng) dalam Air Sumur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Nazava

Air penting bagi kehidupan manusia yang selalu dibutuhkan setiap hari. Air tawar bisa didapat dari air bawah tanah seperti sumur. Banyak negara yang menggunakan air sumur sebagai sumber air minum utama mereka, dalam studi Indonesia. Sebanyak 27,04% rumah tangga di Indonesia . Salah satu provinsi yang memanfaatkan air sumur sebagai sumber air minum adalah Jawa Timur. Sebanyak 48,90% rumah tangga di Jawa Timur menggunakan air sumur.  Kualitas air sumur yang dikonsumsi masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari menjadi yang terpenting. Air sumur dapat tercemar logam berat. Pencemaran logam berat dapat berasal dari alam dan manusia atau kegiatan antropogenik seperti pertambangan, transportasi, dan kegiatan industri. Mengingat banyaknya masyarakat yang mengandalkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari dan tantangan masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat pencemaran, maka penelitian ini bertujuan untuk mengnalisis logam berat (Kadmium, Kromium, Timbal, Mangan, Dan Seng) Dalam Air Sumur di Jawa Timur.

Air sumur yang tercemar dapat menyebabkan berbagai macam gangguan kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Informasi Laporan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Tahun 2016 – 2017 oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sebanyak 101 sampel dikumpulkan dari 33 lokasi. Ada 5 logam berat yang dianalisis yaitu kadmium, kromium, timbal, mangan, dan seng. Peralatan menggunakan ICPMS dan AAS. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan SPSS. The Drinking Water Quality Standard by World Health Organization (2017), standar batas logam berat, 0,003 mg/l untuk kadmium, 0,05 mg/l untuk kromium, 0,01 mg/l untuk timbal, 0,4 mg/l untuk mangan, dan 3 mg/l untuk seng.

Semua sampel air tidak melebihi baku mutu air minum untuk Cd (0,003 mg/l) tetapi ada 2 lokasi di Malang dengan kadar Cd tertinggi yaitu 0,0024 mg/l. Sedangkan kadar Mn pada 95% sampel berada di bawah batas deteksi 0,05 mg/l, tetapi 5 sampel berada di atas standar WHO (0,4 mg/l) yaitu (1,8 mg/l) di Kabupaten Malang, (1,78 m/l),  (0,68 mg/l) dan (0,43 mg/l) di Kota Surabaya, dan di Kabupaten Mojokerto (1,20 mg/l). Sedangkan logam lainnya memiliki kadar yang rendah di semua lokasi.Kadar Zn pada semua kadar di bawah baku mutu pada air minum (3 mg/ ), namun terdapat 2 lokasi dengan kadar Zn tertinggi yaitu 0,020 mg l (lokasi  di Bangkalan dan di Sampang). Hasil yang sangat baik ditunjukkan oleh Cr dan Pb yang semua sampel (100%) memiliki kadar di bawah batas deteksi.

Hasil penelitian cadmium (Cd) dalam penelitian ini menunjukkan kesamaan dengan penelitian penilaian kualitas air sumur di kota Kakamega, Kenya yang menyatakan bahwa kadar kadmium lebih rendah dari standar WHO. Berbeda denganpenelitian di Namo Bintang, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, disebutkan 65 responden (65,7%) terpapar air minum yang mengandung  kadmium dengan kadar di atas baku mutu aman. Paparan kadmium telah lama dikaitkan dengan penurunan kepadatan mineral tulang, osteoporosis, dan patah tulang (Christine, 2018).

Keberadaan alami Mn yang masuk ke dalam air tanah dan air sumur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti TDS, fluktuasi muka air tanah, dan lama air berada di dalam tanah. Pada tahun 2018, penelitian lain tentang Mn dalam air minum dilakukan di Kanada dengan melibatkan 630 anak (usia 5,9 – 13,7 tahun) yang membahas tentang air minum dengan kandungan mangan dan dikaitkan dengan penurunan skor IQ kinerja hingga 5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar Mn 78 g/L (0,078 mg/l) berkontribusi terhadap penurunan 1% Kinerja IQ, diikuti penurunan sebesar 2% untuk kadar 156 µg/L (0,156 mg/l), dan penurunan sebesar 5% untuk kadar 406 µg/L (0,406 mg/l).

Semua logam berat memiliki konsentrasi di bawah baku mutu maksimum yang diperbolehkan oleh World Health Organization (WHO) , kecuali lima sampel air dari tiga lokasi dengan kadar mangan di atas baku mutu maksimum. Kolaborasi antara pemerintah dan akademisi juga diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas air sumur, khususnya untuk menurunkan kadar logam berat mangan. Efek jangka panjang mangan termasuk masalah neurologis, kecerdasan dan berat lahir rendah. Harapannya adalah terwujudnya teknologi yang mudah diaplikasikan di masyarakat sebagai solusi tingginya kadar mangan di air sumur. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengendalikan pencemaran mangan pada air sumur.

Penulis: R. Azizah

ANALYSIS OF HEAVY METALS (CADMIUM, CHROMIUM, LEAD, MANGANESE, AND ZINC) IN WELL WATER IN EAST JAVA PROVINCE, INDONESIA

https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2021040613114320_MJMHS_0789.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp