Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Pasif pada Perilaku Keselamatan dengan Mediasi oleh Iklim Keselamatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kompas com

Saat melakukan tugas, keamanan adalah yang terpenting. Menghindari cedera dan kematian, tempat kerja harus mengadopsi mapan prosedur dan taktik keselamatan, seperti mengenakan pakaian yang pantas alat pelindung diri, hindari perilaku yang tidak aman dan kesalahan, dan harus berpartisipasi dalam perilaku peran berorientasi keselamatan tambahan untuk melindungi personel yang bekerja (Smith dkk., 2016). Dengan begitu, perusahaan dituntut untuk melakukannya meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.Selain itu, hal tersebut juga akan mempengaruhi perusahaan untuk mempertahankannya berjalan dengan baik dalam mencapai perusahaan yang berkelanjutan. Secara umum, mengacu pada istilah kinerja keselamatan metrik organisasi untuk hasil keselamatan, atau mungkin merujuk ke metrik untuk perilaku keselamatan individu yang membayar memperhatikan konsekuensi kecelakaan dan memprediksi kecelakaan (Shen et al., 2017). Perilaku keselamatan diketahui menjadi salah satu komponen kinerja keselamatan (Adi et al., 2020). Dengan begitu, perilaku keselamatan akan sangat erat kaitannya perilaku individu terkait dengan keselamatan (Lee et al., 2019). Perilaku keselamatan akan mengacu pada keyakinan dan sikap tentang pentingnya keselamatan kerja, dan masalah ini akan menjadi terkait erat dengan studi tentang iklim keselamatan kerja dan budaya keselamatan (Adi et al., 2020).

Meningkatkan perhatian keselamatan dan kesehatan kerja dalam organisasi berisiko tinggi penting untuk diperhatikan. Untuk mencegah kecelakaan dan cedera, Perilaku keselamatan pekerja harus dipastikan, terutama jika ada persepsi positif tentang iklim keselamatan (Shi, 2020). Praktik keselamatan yang bertanggung jawab diartikan sebagai kemampuan karyawan untuk memahami faktor kunci dalam lingkungan dan mengambil tindakan yang tepat saat terjadi bahaya terjadi. Prioritas yang dirasakan terkait dengan peningkatan keselamatan juga akan mengarah pada persepsi tingkat keamanan iklim dan peningkatan perilaku keselamatan karyawan (Mullen et al., 2017). Iklim keselamatan didefinisikan sebagai pekerja persepsi lingkungan kerja di tempat kerja mereka (Adi dkk., 2020). Menurut Mirza & Isha, (2017) itu iklim keselamatan dinyatakan sebagai ringkasan persepsi dalam mencontohkan fakta bahwa akarnya berada dalam tindakan fisik, yang dapat dilihat oleh karyawan suatu organisasi yang karyawan berbagi terkait dengan keselamatan di tempat kerja. He et al., (2019) juga menggunakan istilah “keamanan iklim” untuk menjelaskan persepsi karyawan tentang peran keselamatan mereka di organisasi. Dengan demikian, iklim yang aman dipertimbangkan penting bagi perusahaan karena mencerminkan pandangan dan perilaku karyawan tentang lingkungan kerja mereka untuk memprioritaskan keamanan.

Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja adalah karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dalam industri dan masyarakat. Yang diketahui bahwa angka kecelakaan kerja di negara industri Indonesia masih tergolong tinggi dalam kategori tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat penting. Karena kesehatan dan keselamatan kerja memiliki tujuan menjaga kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja perusahaan. Pelajaran ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan Transformasional khusus Keselamatan dan Kepemimpinan Pasif khusus-Keselamatan pada Perilaku Keselamatan dengan menggunakan Iklim Keselamatan variabel mediasi di PT. Petrokimia Kayaku Gresik. Objek dalam penelitian ini adalah karyawan Pabrik I PT. Petrokimia Kayaku Gresik. Sampel yang digunakan dalam hal ini Penelitian berjumlah 40 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel berdasarkan suatu wilayah tertentu, yaitu menjadikan satu unit sebagai sampel penelitian. Peneliti mendapatkan responden menjawab dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang ada di Pabrik Granule Unit I. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Parsial Alat analisis Least Square (PLS) dengan aplikasi SmartPls 3.0.

Dalam studi ini, ada saran yang diperlukan, seperti pemberian sanksi kepada mereka yang tidak patuh dengan peraturan yang ditetapkan demikian agar karyawan lebih patuh dalam melaksanakan pekerjaan dan prosedur kerja dengan cara yang aman, menyediakan pelatihan rutin tentang prosedur dan penyediaan kerja yang aman penghargaan untuk meningkatkan kepatuhan karyawan menerapkan keamanan di tempat kerja yang juga dapat mencegah kecelakaan kerja, dan juga diharapkan perusahaan bisa melatih karyawan untuk membuat keputusan sulit saat pemimpin tidak ada sehingga karyawan juga bisa membuatnya keputusan saat masalah keamanan terjadi. Selain itu, bisa dilihat dari hasil rata-rata perilaku keselamatan variabel 4,10 bahwa karyawan mempromosikan program keselamatan di dalam perusahaan. Meskipun hasil rata-rata ada di kategori tinggi, ini menunjukkan kategori terkecil di antara yang lain indikator. Dengan demikian diharapkan karyawan selalu dan lebih lanjut promosikan program keselamatan untuk meningkatkan hasil perilaku keselamatan dalam menjaga dan / atau meningkatkan keselamatan perilaku kepatuhan dan perilaku partisipasi keselamatan.

Penulis : Anis Eliyana

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di :

https://www.ejmanager.com/mnstemps/196/196-1609452824.pdf?t=1609474747

(The Effect of Safety-Specific Transformational Leadership and Safety-Specific Passive Leadership on Safety Behaviors Mediated by Safety Climate)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp