Persepsi Mahasiswa Mengenai Metode Pembelajaran ESP di Lingkup Pendidikan Vokasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Silabus web id

Dalam pembelajaran English for Specific Purposes (ESP), tingkat motivasi mahasiswa memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Motivasi dikenal sebagai faktor fundamental yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menguasai bahasa asing. Hal ini dikarenakan motivasi merupakan atribut personal yang membantu mahasiswa untuk memiliki dorongan dalam proses penguasaan bahasa asing yang kompleks. Tanpa motivasi yang cukup, bahkan mahasiswa yang paling cerdas akan mengalami kesulitan dalam menguasai tingkat kefasihan bahasa asing. Tanpa adanya motivasi, tidak ada kurikulum maupun metode pembelajaran yang mampu menjamin kesuksesan mahasiswa dalam menguasai bahasa asing. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki motivasi tinggi, mampu menguasai bahasa asing meskipun tanpa didukung kurikulum maupun metode pembelajaran yang tepat. 

Keberhasilan mahasiswa dalam menguasai bahasa asing ini sangat dipengaruhi kemampuan dosen atau instruktur bahasa dalam menerapkan metode pembelajaran (teaching practices). Metode pembelajaran yang menerapkan strategi motivasi merupakan implementasi dari mediasi instruksional yang dilakukan dosen atau instruktur bahasa untuk merangsang dan mendorong motivasi mahasiswa. Untuk menciptakan kondisi yang memotivasi, ada tiga kriteria dasar yang perlu dipenuhi, yakni sikap dosen dan hubungan yang baik dengan mahasiswa, atmosfir kelas yang menyenangkan, dan kelompok belajar yang kohesif. Karena strategi yang memotivasi dalam kelas ini bertujuan menciptakan kondisi yang sistematik dan berkelanjutan, dosen atau instruktur bahasa perlu mengetahui sikap dan tujuan mahasiswa dalam pembelajaran. Dengan demikian, jenis dan tingkat motivasi belajar mahasiswa perlu diidentifikasi. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, saya mengidentifikasi persepsi dari 163 mahasiswa vokasi mengenai beberapa sistem pembelajaran ESP yang dinilai memotivasi dan tidak memotivasi bagi mahasiswa. Tujuan utamanya adalah mengenali metode-metode yang mampu mendorong motivasi agar mahasiswa mampu menguasai bahasa asing dengan maksimal. Metode yang memotivasi bisa diterapkan, dan metode yang tidak memotivasi bisa dihindari. 

Dari persepsi tersebut, didapatkan lima metode pembelajaran yang memotivasi dan lima metode pembelajaran yang tidak memotivasi. Diantara metode yang memotivasi, yang pertama adalah menciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan. Dikarenakan pembelajaran bahasa merupakan pengalaman yang menantang, instruktur dituntut untuk memahami unsur yang mempengaruhi tingkat kecemasan yang dapat menghambat motivasi. Dengan menghilangkan pengaruh kecemasan ini, instruktur mampu menciptakan atmosfir kelas yang aman tanpa situasi yang menjatuhkan mental mahasiswa. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh kemampuan dosen atau instruktur bahasa dalam memberikan umpan balik positif dalam proses pembelajaran. 

Metode pembelajaran yang memotivasi selanjutnya adalah memberikan instruksi yang jelas. Untuk menyelesaikan masalah, mahasiswa perlu dukungan petunjuk yang detail dan contoh yang tepat. Dengan ini, mahasiswa mampu berkonsentrasi dan mengurangi beban kognitif. Selanjutnya adalah, komitmen dosen atau instruktur dalam mengajar. Dosen yang memiliki motivasi dan perilaku positif cenderung menyebarkan perilaku positif kepada mahasiswa pula. Dengan demikian kondisi kelas yang saling mendukung bisa diciptakan. Metode keempat yang memotivasi adalah humor, tawa, dan senyum dalam proses pembelajaran. Berkaitan dengan metode-metode sebelumnya, mahasiswa cenderung menganggap suasana kelas yang menyenangkan merupakan kondisi yang paling mendukung meningkatnya tingkat motivasi. Metode terakhir yang memotivasi adalah hubungan baik antara dosen dan mahasiswa. Hubungan baik mendukung mahasiswa untuk memiliki konsep bahwa kesalahan dalam pembelajaran merupakan hal yang wajar dan tetap menjaga persepsi positif dari tantangan proses penguasaan bahasa asing. 

Sementara itu, terdapat lima metode yang dianggap tidak memotivasi. Yang pertama adalah penjelasan bahwa kesalahan merupakan hal yang wajar dalam pembelajaran. Metode ini sebenarnya berkebalikan dengan sistem Pendidikan tinggi dimana IPK dan nilai memiliki pengaruh yang signifikan. Dengan demikian, apabila dosen memberikan penjelasan bahwa kegagalan mahasiswa dalam tes adalah hal yang wajar, mahasiswa tidak percaya dan justru meningkatkan kecemasan. Mahasiswa menganggap bahwa kegagalan merupakan nilai rendah yang berakibat tidak berhasilnya tujuan pembelajaran. Metode kedua yang tidak memotivasi adalah pemberian tugas yang sulit dan menantang. Metode ini dinilai merusak kondisi suasana belajar yang nyaman dan tanpa beban. Dengan demikian, mahasiswa menganggap bahwa tugas-tugas yang menantang ini meningkatkan kecemasan yang menurunkan tingkat motivasi.

Metode selanjutnya adalah rutinitas kerja kelompok. Bagi mahasiswa, kerja kelompok berakibat negatif karena cenderung meningkatkan konflik. Selalu ada kasus dimana ada satu atau dua individu yang tidak bisa bekerja sama, sehingga mempengaruhi tingkat motivasi merkeka. Metode keempat yang tidak memotivasi adalah melibatkan pengalaman pribadi dalam penugasan. Mengingat bahasa asing tidak dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswa menganggap tugas yang menuntut untuk melibatkan komunikasi bahasa dalam kegiatan sehari-hari ini menurunkan tingkat motivasi mereka. Metode yang terakhir adalah memberikan berbagai macam jenis materi. Bagi mahasiswa yang memiliki kefasihan rendah, materi yang terlalu banyak cenderung membentuk persepsi bahwa menguasai bahasa asing adalah tugas yang tidak mungkin dilakukan, dengan demikian menurunkan motivasi mereka. 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpukan bahwa lima strategi yang memotivasi berkaitan dengan kondisi kelas yang menyenangkaan. Sementara itu, lima strategi yang tidak memotivsi berkaitan dengan tugas dan pemberian materi yang berlebihan.   

Oleh Lutfi Ashar Mauludin, S.Pd., M.A., M.Pd. 

Informasi detail dari artikel ini dapat dibaca lebih lengkap pada publikasi ilmiah berikut : 

Lutfi ashar Mauludin. 2021. Students’ perceptions of the most and the least motivating teaching strategies in ESP classes. Iranian Journal of Language Teaching Research. 9:1, 139-157. Doi:10.30466/ijltr.2021.120980

To link to this article 10.30466/ijltr.2021.120980

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp