UMKM sebagai Daya Ungkit Utama Ekonomi di Era Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. (HC) Airlangga Hartanto, MBT., MBA., menjadi keynote speaker dalam webinar “Penguatan Dukungan UMKM dan Sektor Ketenagakerjaan Sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi 2021” yang dilaksanakan oleh FEB UNAIR pada Jumat (12/03/21). (Foto: Asthesia Dhea)

UNAIR NEWS – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. (HC) Airlangga Hartarto, MBT., MBA., menyebutkan bahwa untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di masa pandemi, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi. Antara lain, memulihkan kepercayaan publik dengan melakukan vaksinasi dan melakukan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro.

Pernyataan itu disampaikan Menko Airlangga Hartarto dalam webinar ‘Penguatan Dukungan UMKM dan Sektor Ketenagakerjaan sebagai Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi 2021’ yang digagas oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), Jumat (12/03/21).

Dalam webinar itu Menko menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 juga berdampak pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan total usaha sebanyak 64,2 juta atau 99 persen yang ada di Indonesia. Di Jawa Timur sendiri, sambungnya, sektor UMKM menjadi tulang punggung perekonomian di Jawa Timur dan berkontribusi sebanyak 56 persen terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).

“Tentunya pemerintah mengalokasikan program sebesar 184,83 triliun untuk kebutuhan UMKM dan biaya korporasi yang diberikan dalam bentuk 6 stimulus. Yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan, penempatan dana pada bank umum dengan berupa insentif pajak, serta dukungan lain,” terangnya.

Selain alokasi dana untuk UMKM, pemerintah juga membuat program kredit usaha rakyat. Seperti memberikan perpanjangan subsidi bunga sebesar tiga persen selama enam bulan, peniadaan angsuran pokok, relaksasi kebijakan tour dan secara khusus kepada ibu rumah tangga yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pemerintah membuat skema kur super mikro yang diberlakukan di tahun 2021.

“Bantuan lain adalah bantuan presiden terkait produktif usaha mikro untuk pelaku usaha mikro yang tidak sedang menerima kredit dari perbankan, yang diperluas tahun 2021,” ujarnya.

Pemerintah, lanjutnya, juga menjalankan program kerja yang dimanfaatkan oleh para pekerja di sektor UMKM terdampak pandemi melalui berbagai program latihan reskilling dan upskilling. Saat ini telah digunakan sebanyak 13 gelombang dengan jumlah pendaftar sebesar 53 juta dan jumlah penerima manfaat sebanyak 16 juta.

Dekan FEB UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia, SE., M.Si., (kiri) memberikan cinderamata untuk kementrian koordinator Bidang Perekonomian yang diwakili oleh Dr. Ir. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM selaku Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada Jumat (12/03/21). (Foto: Asthesia Dhea)

Untuk meningkatkan daya saing UMKM di masa pandemi, sebesar 3,7 juta UMKM berhasil di-onboarding-kan oleh pemerintah melalui program gerakan nasional bangga buatan Indonesia, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah platform e-commerce.

Airlangga menuturkan bahwa pemerintah juga berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan pendaftaran UMKM berdasarkan norma standar prosedur dan kriteria. Hal tersebut agar UMK dan koperasi dapat menjadi sebuah lembaga formal.

Adanya UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta kerja, terang Airlangga, UMK mendapatkan kemudahan sertifikasi halal dan kewajiban ini berdasarkan kenyataan pelaku UMK sesuai standard halal dengan tidak dikenakan biaya. Selain itu ada juga berbagai fasilitas terkait pembentukan badan usaha, baik dalam bentuk PT maupun koperasi.

“Untuk itu perlu adanya kerja sama dengan stakeholder termasuk akademisi untuk memastikan seluruh kebijakan dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat meningkatkan daya saing UMKM,” pungkasnya. (*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp