Kondisi Kesehatan Mulut dan Aktivitas Fisik pada Anak dalam Masa Pandemi COVID-19

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi kesehatan gigi anak. (Sumber: halodoc)

Anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda. Pada era pandemi COVID-19 ini anak-anak membutuhkan lebih banyak perhatian dan perawatan khusus. Selama pandemi, anak harus memiliki kesehatan gigi dan mulut yang baik, karena anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda dibandingkan dengan orang dewasa. COVID-19 atau penyakit coronavirus adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menginfeksi saluran pernafasan. Pada tahun 2019 WHO menyebutkan bahwa virus yang menyebabkan COVID-19 ini dalah novel Coronavirus (2019-nCoV). Penyakit ini telah menjadi masalah besar di Indonesia dan bahkan di Dunia. Virus ini bisa menyebar melalui droplets. Menurut WHO pada tahun 2020, terdapat 236.519 kasus COVID19 yang dilaporkan dengan total 9.336 kematian di Indonesia per 19 September 2020. Sementara di dunia, tercatat sebanyak 30.369.778 kasus dengan total 948.795 kematian.

COVID19 telah menjadi penyakit dunia yang melibatkan angka kematian yang sangat tinggi. Pandemi COVID19 menyebabkan WHO harus mengeluarkan protokol kesehatan di komunitas. Protokol kesehatan ini menyebabkan fasilitas umum dan ruang publik ditutup sementara, seperti sekolah, restoran, kantor, pasar dll. Beberapa layanan kesehatan masyarakat terpaksa ditutup, termasuk pelayanan kesehatan gigi. Layanan Kesehatan Gigi ditutup sementara karena risiko tinggi infeksi dapat terjadi dalam perawatan gigi. Perawatan gigi dapat menghasilkan aerosol yang bisa menjadi infeksi silang pada pasien COVID19, sehingga anak cenderung menunda kunjungan ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi baik preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Literatur ini memiliki tujuan untuk meninjau hubungan kondisi kesehatan gigi dan mulut dengan aktivitas fisik anak-anak pada masa pandem COVID19.

Karies adalah masalah utama dan paling umum ditemukan pada anak-anak. Anak-anak sering mengalami karies hingga gigi tanggal. Kondisi kesehatan mulut yang buruk mungkin memiliki peran dalam proses inflamasi di rongga mulut dan mengakibatkan rasa sakit. Rasa sakit pada anak merupakan masalah dan bisa menurunkan aktivitas fisik. Anak memiliki kekebalan tubuh yang berbeda, oleh karena itu, perhatian lebih terhadap kesehatan gigi dan mulut anak sangat diperlukan saat masa pandemi seperti saat ini.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan pada berbagai aspek di masyarakat. Bukan hanya penurunan kualitas kesehatan di masyarakat tetapi juga ekonomi dan bahkan pendidikan. Pandemi telah menyebabkan sebagian besar tempat-tempat umum ditutup, termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan, terutama dokter gigi. Fasilitas kesehatan gigi harus ditutup sementara. Ini terjadi karena sebagian besar prosedur perawatan dokter gigi menghasilkan aerosol yang dapat memicu infeksi silang antar pasien atau antara pasien dan dokter gigi. Perawatan gigi yang dapat dilakukan hanya perawatan kegawatdaruratan atau perawatan tanpa membuka mulut atau tidak menghasilkan aerosol, seperti meresepkan obat sebagai pereda nyeri dan Dental Health Education.

Keterbatasan perawatan gigi dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan gigi dan mulut di masyarakat, terutama pada anak-anak. Karies pada anak-anak akan menyebabkan rasa sakit di rongga mulut yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial karena kesulitan berbicara dan membuka mulut. Kondisi pada karies akan menyebabkan rasa sakit yang diderita anak-anak meningkat. Infeksi di rongga mulut akan terus terjadi, yang dapat menyebabkan karies meningkat. Karies menjadi meningkat dan menyebabkan anak menjadi malas makan dan aktivitas fisik anak menurun karena giginya sakit. Penurunan nafsu makan pada anak terkait dengan asupan nutrisi tubuh.

Nutrisi pada anak tidak hanya penting sebagai pertahanan untuk tubuh mereka, tetapi juga sebagai energi untuk aktivitas fisik. Infeksi berulang yang terjadi pada rongga mulut juga dapat menurunkan kekebalan tubuh anak-anak, sedangkan di masa pandemi ini, kekebalan tubuh anak perlu perhatian lebih. Kekebalan tubuh menurun dapat merangsang kadar sitokin proinflamasi yang lebih tinggi dan berdampak pada kerusakan jaringan dan efek lain seperti kelelahan otot, dan malnutrisi. Anak-anak dengan malnutrisi mungkin memiliki kekebalan tubuh yang rendah sehingga otot menjadi mudah lelah dan aktivitasnya juga menurun. Kondisi seperti ini, menyebabkan virus atau bakteri lain dapat dengan mudah menginfeksi tubuh anak.

Kondisi kesehatan gigi dan mulut memiliki peran penting dalam aktivitas fisik pada anak-anak. Di masa pandemi seperti saat ini, sistem kekebalan tubuh merupakan hal yang penting. Sistem kekebalan tubuh dapat mengalami perubahan akibat kondisi kesehatan mulut serta aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan hubungan yang tepat antara kondisi kesehatan mulut dan aktivitas fisik pada anak selama masa pandemi Covid-19.

Penulis: Nanda Rachmad Putra Gofur

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://doi.org/10.31838/ijpr/2021.13.01.110

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).