Kesehatan Reproduksi Yaitu keadaan sehat baik secara fisik, psikis dan sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan agar dapat bertanggung jawab dan menjaga dan memelihara organ reproduksi. Keadaan ini harus disiapkan semenjak remaja agar ketika tumbuh dewasa mereka bisa mendapatkan keadaan yang optimal dalam kesehatan reproduksi mereka.
Remaja dan penggunaan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan pada jaman sekarang ini. Kondisi yang demikian dapat menjadi peluang petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan cakupan Program Kesehatan pada remaja terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Selama ini, program kesehatan reproduksi mempunyai cakupan yang masih rendah. Ketidaksesuaian media yang dipakai serta program yang dirasa tidak sesuai dengan remaja menjadi hambatan yang cukup berarti dalam pelaksanaan program.
Hal lain yang menjadi masalah di antaranya adalah belum adanya ruang kreasi khusus yang sesuai dengan gaya remaja dan yang dikembangkan sesuai keinginan remaja. Sebuah program kesehatan reproduksi haruslah memperhatikan keseuaian dan ketersediaan media promosi kesehatan dan tidak hanya terbatas dalam bentuk leaflet, perlu sebuah inovasi yang sesuai keinginan remaja dan dibuat dalam bentuk fun.
Pengembangan program dan media yang berkaitan kesehatan reproduksi remaja harus sejalan dengan perkembangan teknologi yang dialami oleh para remaja dan keinginan remaja dalam mengakses informasi kesehatan. Pengembangan program terutama untuk remaja dibutuhkan suatu penilaian kebutuhan remaja terhadap materi dan media informasi kesehatan untuk mendukung program dan mengurangi angka masalah kesehatan remaja itu sendiri.
Tentunya bukan hal mudah dalam menilai kebutuhan remaja terkait dengan materi kesehatan dan media informasi kesehatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan remaja. Akan tetapi hal ini sanngat berguna dalam mendukung cakupan program yang akan dikerjakan.
Sebagian besar remaja merasa sangat membutuhkan materi kesehatan remaja, oleh karena itu dibutuhkan pendekatan Promosi Kesehatan. Hal ini bertujuan agar kita bisa menguatkan remaja sebagai indivisu yang berpikir dan dapat mengambil keputusan merka sendiri. Menguatkan mereka dari dalam akan membuat remaja menjadi individu yang tegas dan tepat dalam memilih perilaku yang akan dilakukan. Remaja sebagai individu dapat melakukan pengambilan keputusan oleh mereka yang hanya efektif jika pengambilan keputusan dapat diambil di lingkungan yang mendukung keputusan itu. Pengambilan keputusan yang tepat menempatkan remaja menjadi manusia yang berperilaku sehat dan mampu mempertahankan tingkat kesehatan mereka. Hal itu dapat dibantu dengan banyak hal, ada tiga hal dasar yang perlu dikuatkan yakni pendidikan, pelayanan dan iklim lingkungan sosial serta organisasi yang mendukung.
Pendidikan bukanlah sekolah saja akan tetapi berhubungan antara kegiatan di dalam kelas dan diperkuat dengan pendidikan luar kelas, pendidikan di luar kelas bisa berupa kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan nilai sekolah akan tetapi dibutuhkan dalam penambahan kapasitas remaja. Untuk siswa yang mempunyai pertanyaan dan masalah pribadi, sekolah dapat menyediakan konseling di dalam dan luar sekolah dan rujukan ke pelayanan kesehatan dalam dan luar sekolah.
Program kesehatan reproduksi yang baik mampu menjawab pertanyaan dan kebutuhan pribadi remaja sehingga permasalahan remaja dapat diselesaikan. Permasalahan remaja dapat diatasi dengan menyediakan fasilitas, misalnya informasi kesehatan seksual di sebuah kegiatan yang menyenangkan , sekolah, akses terhadap informasi yang cepat, pelayanan konseling, dan juga menciptakan pihak yang dapat dipercaya untuk mengatasi masalah mereka.
Program kesehatan reproduksi remaja harus menyediakan lingkungan yang mendukung. Dukungan teman sebaya, rasa aman untuk berbagi dan juga rasa nyaman berada di dalam sebuah intervensi program adalah sebuah keharusan dalam pengembangan sebuah program intervensi terutama masalah kesehatan reproduksi remaja. Selain itu harus diperhatikan kaitannya antara pendidikan dengan konseling dan pelayanan kesehatan di dalam maupun luar sekolah, dan pelatihan atau kegiata yang melibatkan remaja.
Promosi kesehatan melihat kesehatan sebagai fungsi dari individu dan lingkungan di mana mereka hidup di dalamnya. Pendekatan ekologis dari Promosi Kesehatan menunjukkan relasi antara pengambilan keputusan pribadi dan kebijakan nasional, dengan guru, administrasi sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, dan penentu kebijakan sebagai pengambil keputusan pada tingkat yang berbeda.
Dalam pendekatan ini, perubahan perilaku dapat digunakan untuk mendukung tokoh kunci di semua tingkatan agar membuat keputusan hidup sehat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memudahkan siswa sebagai sasaran utama dari tingkat yang paling rendah. Selain itu remaja juga harus dilibatkan dalam program yang sesuai untuk mereka. Program yang baik dapat membuat remaja merasa aman dan diperlakukan secara serius. Program intervensi kesehatan reproduksi remaja seharusnya dapat melakukan advokasi agar tercipta kebijakan yang mendukung. Pekerjaan terbesar dalam sebuah program adalah mengaitkan pendidikan reproduksi dengan lingkungan yang mendukung, mempermudah akses informasi yang benar untuk remaja, serta memberikan rasa aman dan penuh kasih sayang.
Remaja bukan objek tetapi mereka juga manusia yang berpikir. Melibatkan mereka dalam mengembangkan sebuah program dan menempatkan pendidikan kesehatan reproduksi sebagai suatu hal yang sesuai dengan mereka, akan membuat remaja merasa nyama dalam mempersiapkan diri mereka terutama masalah kesehatan reproduksi.
Penulis: Pulung Siswantara
Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini:
https://www.ijicc.net/images/vol11iss10/111006_Nurmala_2020_E_R.pdf