Obesitas disebabkan oleh multifactorial termasuk asupan makanan yang berlebih, gaya hidup sedenter, genetik dan sosioekonomi. Akumulasi lemak yang berlebih di dalam tubuh, salah satu komplikasinya adalah penyakit kardiovaskuler akibat akumulasi lemak tubuh yang diawali dengan aterosklerosis. Gejala klinis aterosklerosis biasanya dimulai saat masih anak-anak, diawali penebalan pada dinding pembuluh darah arteri dan diperburuk oleh sitokin inflamasi yang menyebabkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas dinding pembuluh darah. Carotid Intima Media Thickness (CIMT) adalah marker aterosklerosis subklinis yang dapat diukur dengan β-mode ultrasonography dan bersifat non-invasif. CIMT diukur dari ketebalan tunika intima dan media arteri carotis.
Remaja obesitas memiliki CIMT lebih besar dibandingkan remaja dengan IMT normal, sehingga peningkatan IMT 1-unit maka diikuti oleh peningkatan ketebalan CIMT 9×10-3 mm, sejalan dengan penambahan usia. CIMT juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, laki-laki beresiko memiliki CIMT yang tinggi (high CIMT, >90 percentil berdasarkan usia dan jenis kelamin) 3-5 kali daripada perempuan dan resistensi insulin.
Pada remaja obesitas CIMT dipengaruhi oleh tahap pubertas. Perbedaan kondisi pembuluh darah remaja obesitas dipengaruhi oleh derajat obesitas. CIMT juga dipengaruhi oleh adipositas. Kualitas asupan makanan berpengaruh pada adipositas, terutama konsumsi makanan tinggi kalori. Pola diet yang diterapkan, seperti diet tinggi sayuran, kacang-kacangan, keju, dan produk turunan susu tidak berhubungan dengan CIMT, karena kajian pengaruh total asupan energi, karbohidrat, dan lemak terhadap CIMT pada remaja obesitas perlu dilakukan. Namun demikian belum ditemukan pengaruh total kalori, karbohidrat dan lemak terhadap CIMT pada remaja obesitas, karena diet tidak dapat digunakan sebagai prediktor aterosklerosis. Sehingga pola diet tidak berpengaruh pada CIMT. CIMT juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, genetik, tekanan darah, dislipidemia, glukosa darah, kondisi sindrom metabolik dan faktor hormonal. Rerata ketebalan CIMT remaja obesitas 0,51±0,10 mm, dan terkategori tinggi menurut kurva persentil CIMT berdasarkan usia dan jenis kelamin. Artinya banyak remaja obesitas memiliki CIMT yang tinggi. Remaja obesitas beresiko tinggi mengalami peningkatan ketebalan CIMT sebesar 3,7 kali.
Penyakit kardiovaskuler diawali dengan proses aterosklerosis pada anak dan remaja yang menderita obesitas, terutama obesitas sentral yang berlangsung lama sehingga menyebabkan penyakit jantung subklinis. Jaringan adipositas sentral menjadi prediktor independen peningkatan ketebalan dinding arteri remaja obesitas, sehingga berkorelasi dengan peningkatan indeks massa tubuh atau IMT. CIMT kiri lebih berhubungan dengan resiko kardiovaskuler daripada CIMT kanan, cenderung meningkat pada usia >10 tahun akibat adanya perubahan hormon.
Pengaruh konsumsi karbohidrat terhadap resiko obesitas tergantung pada jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Kualitas diet berhubungan dengan massa lemak yang dipengaruhi kuat oleh konsumsi pemanis, snack dan frekuensi makan. Asupan tinggi lemak (lemak trans dan lemak jenuh) sangat mempengaruhi proses atherosclerosis. Massa lemak tubuh juga dipengaruhi oleh usia remaja. Namun diet rendah kalori seperti kacang-kacangan berpengaruh negatif terhadap CIMT. Pada penderita diabetes mellitus tipe dua, diet rendah lemak menunjukkan ketebalan CIMT yang lebih rendah. Asupan energi total menjadi faktor diet yang mempengaruhi berat badan. Kelebihan kalori lebih dari 100 kkal yang berlangsung lama menjadi penyebab obesitas.
Agar mendapatkan kondisi CIMT yang sehat dan ideal, diperlukan diet sehat rendah kalori, lemak dan karbohidrat serta gaya hidup sehat termasuk durasi tidur yang mencukupi dan aktivitas fisik.
Penulis: Roedi Irawan
Informasi lengkap dari artikel ini dapat diakses pada laman berikut: https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/13318/9066
(Energi, Makronutrien, dan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada Remaja Obesitas)