Kenali Giardiasis pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Southwestjournal.com

Anak-anak usia 1-9 tahun merupakan kelompok rentan mendapatkan infeksi Giardia lamblia Infeksi usus halus yang disebabkan oleh parasit Giardia lamblia ini biasa disebut dengan giardiasis. Jenis protozoa ini dijumpai di saluran cerna berbagai macam mamalia termasuk manusia. Giardiasis adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada anak yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk. Di negara berkembang, hampir 100% anak-anak pada usia 1-2 tahun mendapatkan infeksi Giardia lamblia.

Prevalensi giardiasis umumnya berkisar antara 20-30%. Karena tidak menunjukan gejala, 50-75% infeksi Giardia sering kali tidak dilaporkan. Giardiasis disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor perilaku. Faktor lingkungan dapat berupa sumber air yang tercemar feces atau limbah, kurangnya akses air bersih dan jamban maupun perpindahan kista giardia melalui vector serangga. Faktor perilaku meliputi kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan menggunakan alas kaki dan kebiasaan buang air besar. Anak-anak dengan kondisi hygiene yang kurang baik berisiko lebih besar untuk terkena giardiasis.

Giardiasis dapat ditularkan melalui fecal oral maupun secara tidak langsung melalui air yang terkontaminasi tinja manusia atau hewan yang mengandung kista Giardia Lamblia karena hygiene yang rendah. Penderita giardiasis dapat mengalami diare akut hingga kronis. Selain diare akut dan kronis, manifestasi klinis lainnya dari infeksi ini asimtomatik, berupa malabsorbsi yang berdampak pada penurunan berat badan, menyebabkan keterlambatan perkembangan psikomotorik, dapat menyebabkan defisiensi besi dan  gangguan perkembangan pada anak.

Jika timbul gejala biasanya masa inkubasi giardiasis adalah antara 9–15 hari. Gejala intestinal muncul satu hingga dua minggu setelah kontak dengan protozoa Giardia lamblia,  sedangkan  gejala  ekstraintestinal terjadi pada tahap kronis, terlihat antara waktu 3 bulan sampai 4 hari  pasca  investasi protozoa. Fase akut biasanya dimulai dengan gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah. Fase akut giardiasis berlangsung 3–4 hari dan fase kronik berlangsung selama dua tahun atau lebih ditandai dengan penurunan berat badan akibat diare intermitten sehingga menyebabkan malabsorbsi.

Jika tidak dicegah dan ditangani dengan baik, hal ini akan sangat mengganggu perkembangan anak. Oleh sebab itu diperlukan pengawasan orangtua untuk mengajarkan dan membiasakan anak-anak supaya memahami dan berperilaku hidup sehat, antara lain menggunakan alas kaki ketika bermain di tanah, membiasakan buang air besar di jamban, menjaga kebersihan kuku dan mencuci tangan dengan air mengalir serta sabun sebelum makan atau setelah buang air besar untuk mencegah anak terkena giardiasis.

Penulis : Khuliyah Candraning Diyanah, S.KM., M.KL.

Informasi lengkap dapat diakses pada artikel berikut: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/jek/article/view/2893/1890

(Prevalensi Giardiasis dan Kondisi Hygiene Perorangan pada Murid Paud Di KB-TK Al-Amin Paciran-Lamongan)

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).