Osteomyelitis rahang disebabkan oleh bakteri patogen yang terkait dengan penyakit inflamasi namun jarang dijumpai di negara maju. Namun, osteomyelitis rahang lazim dijumpai di negara berkembang seperti d, meskipun antibiotik telah diperkenalkan dan perawatan gigi dan medis telah diperbaiki. Di AS, kejadian osteomyelitis rahang dilaporkan sekitar 3 sampai 4 kasus per 100.000 setiap tahun. Osteomyelitis rahang membutuhkan terapi jangka panjang yang terkadang menyebabkan kerusakan dan disfungsi pada area yang terkena. Etiologi osteomyelitis rahang termasuk penyebaran kuman hematogen, terkait obat atau radiasi, atau infeksi lokal odontogenik atau non-odontogenik.
Penyebab paling umum dari osteomyelitis rahang adalah infeksi gigi. Faktor etiologi penyebab osteomyelitis rahang oleh organisme patogen antara lain bakteri, jamur, virus, dan parasit. Bakteri piogenik adalah salah satu penyebab osteomyelitis rahang. Osteomyelitis lebih sering terjadi di mandibula daripada di rahang atas. Hal tersebut karena rahang atas memiliki suplai darah yang lebih baik, lempeng kortikal tipis dan sedikit ruang di medula. Osteomyelitis rahang atas mungkin jarang terjadi selama infeksi yang tidak terkontrol di telinga tengah atau pada bayi yang terluka saat lahir karena forsep. Sebaliknya, mandibula memiliki suplai darah yang relatif rendah apabila dibandingkan dengan rahang atas. Vaskulerisasi rahang bawah semakin menurun seiring bertambahnya usia.
Saat ini, osteomyelitis rahang dapat diobati dengan antibiotik karena penyebab umumnya adalah infeksi bakteri. Terlepas dari itu, kerumitan dan masalah dalam mendiagnosis dan mengobati osteomyelitis menjadi semakin menantang karena meningkatnya jumlah orang lanjut usia, prevalensi diabetes, jenis mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik tertentu, populasi pasien yang mengalami gangguan sistem imun, infeksi oportunistik, dan kondisi kesehatan dan kebersihan rongga mulut oral yang buruk, malnutrisi dan radiasi. Selain itu, jika osteomyelitis rahang sudah terlalu kronis atau parah, dapat ditangani dengan operasi yang memerlukan penanganan invasif dan membuat pasien merasa tidak nyaman karena rasa sakitnya. Oleh karena itu, osteomyelitis rahang membutuhkan lebih banyak pengobatan alternatif. Dengan demikian, pada telaah ini akan dideskripsikan ide inovatif yang menggabungkan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) teh hijau, Platelet Rich plasma (PRP) dan sel punca ligamen periodontal (PDLSC) untuk terapi osteomyelitis rahang.
EGCG dan PRP yang digabungkan diduga dapat meningkatkan diferensiasi osteogenik PDLSC. Kombinasi EGCG dan PRP dalam PDLSC juga dapat meningkatkan diferensiasi osteogenik, agregasi dan kekompakan tulang berbasis partikel untuk pembentukan tulang alveolar atau regenerasi tulang alveolar. Kombinasi EGCG dan PRP yang ditambahkan pada kultur PDLSCs dapat menjadi kandidat terapi osteomyelitis rahang dengan meningkatkan regenerasi osteogenik tulang rahang. Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai kombinasi PDLSCs, EGCG, dan PRP untuk terapi osteomyelitis rahang. Inovasi terbaru ini diharapkan dapat diimplementasikan secara nyata; dengan demikian, dapat meminimalkan morbiditas osteomyelitis rahang.
Penulis: Alexander Patera Nugraha
Artikel dapat diunduh pada link: