Akuntansi Forensik: Telaah Empiris Penerapan dalam Kurikulum Akuntansi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bahasan ID

Akuntansi forensik merupakan salah satu cabang ilmu akuntansi yang dapat membantu menelaah fraud secara mendalam. Kecurangan keuangan yang terus terjadi, besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kecurangan tersebut, dan makin kompleksnya metode dalam melakukan kecurangan menjadikan akuntansi forensik sebagai topik yang sering diperbincangkan oleh profesi akuntan, penegak hukum, pembuat kebijakan dan akademisi. Penelitian di beberapa negara yang membahas tentang akuntansi forensik dalam dunia Pendidikan diantaranya Bhavani et al. (2018). Penelitian Bhavani et al. (2018) mengeksplorasi relevansi pendidikan akuntansi forensik dari perspektif yang lebih luas menggunakan UEA sebagai studi kasus. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sedikit perhatian yang dikhususkan oleh universitas untuk penawaran kurikulum akuntansi forensik di kedua studi pascasarjana dan pascasarjana.  

Kesenjangan antara praktik dan pendidikan pada akuntansi forensik dan perbedaan hasil penelitian mengenai penerapan akuntansi forensik pada kurikulum akuntansi menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Penelitian kali ini mengangkat topik yang sama dengan penelitian Rezaee et al. (2004) mengenai penerapan akuntansi forensik dalam kurikulum akuntansi. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada responden atau sample yang digunakan. Penelitian Rezaee et al. (2004) menggunakan sampel akademisi dan praktisi sedangkan penelitian ini menggunakan sampel dosen akuntansi yang mengajar pada perguruan tinggi negeri dan swasta yang berada di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan Teori Stakeholders. Stakeholders merupakan individu maupun kelompok yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan baik secara keseluruhan maupun secara parsial. Freeman dan Reed (1983) mendefinisikan stakeholders sebagai individu atau kelompok yang memberi dukungan pada keberadaan suatu organisasi, tanpa adanya dukungan dari stakeholders organisasi tersebut tidak akan ada. Setiap tindakan yang diambil manajemen pada akhirnya mengutamakan kepentingan korporasi dan pemangku kepentingan. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Kelompok yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah relevansi pengajaran, manfaat pengajaran, materi ajar dan mekanisme pembelajaran. Populasi pada penelitian ini adalah dosen perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta yang mengajar pada program studi akuntansi dengan akreditasi A di Kota Surabaya berjumlah 219.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relevansi pengajaran akuntansi forensik pada PTN lebih tinggi dari PTS. Hal ini ditunjukkan oleh hasil rata-rata relevansi pengajaran pada PTN yang lebih besar dan berbeda secara signifikan dari rata-rata relevansi pengajaran PTS. Hasil penelitian mengindikasikan ketertarikan yang lebih besar pada PTN untuk memberi pengajaran akuntansi forensik. Ketertarikan tersebut disebabkan oleh kemungkinan peningkatan permintaan penggunaan jasa akuntansi forensik sehingga menciptakan ksempatan kerja di bidang akuntansi forensik. Selain itu, manfaat pengajaran akuntansi forensik pada PTN lebih tinggi dari PTS. Hal ini ditunjukkan oleh hasil rata-rata manfaat pengajaran PTN lebih besar dan berbeda secara signifikan dari hasil rata-rata manfaat pengajaran PTS. Hasil penelitian mengindikasikan mahasiswa PTN sebagai pihak yang menerima pembelajaran akuntansi forensik dapat menerima manfaat yang lebih besar dibanding mahasiswa PTS. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan mahasiswa PTN dalam menyerap materi sehingga mahasiswa PTN lebih mudah dalam menerapkan ilmu yang diperolah dan memdapatkan manfaat dari proses pembelajaran. Manfaat yang dapat diperoleh di antaranya membuat mahasiswa lebih diinginkan oleh pasar tenaga kerja dan membantu mahasiswa mempersipakan diri untuk berkarir di bidang akuntansi forensik dalam hal pemeriksaan kecurangan, memberi bantuan hukum, dan bertindak sebagai saksi ahli.

Tidak hanya itu, hambatan pengajaran akuntansi forensik di PTN tidak berbeda dengan PTS. Hasil penelitian mengindikasikan terdapat hambatan dalam mengintegrasi akuntansi forensik dalam kurikulum akuntansi antara PTN dan PTS tidak berbeda. Hambatan-hambatan tersebut di antaranya kurangnya materi pembelajaran seperti textbook, kurangnya minat mahasiswa, dan kurangnya ketertarikan fakultas pada akuntansi forensik. Kemudian, materi ajar akuntansi forensik pada PTN lebih berbobot dari PTS. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata materi ajar pada PTN lebih besar dan berbeda dengan rata-rata materi ajar pada PTS. Hasil penelitian mengindikasikan perbedaan kemampuan intelektual mahasiswa menyebabkan perbedaan materi ajar akuntansi forensik. Mahasiswa PTN yang memiliki kemampuan intelektual lebih tinggi dari mahasiswa PTS dapat diberikan materi yang lebih berbobot seperti materi yang bersifat praktek atau teknik yang dibutuhkan dalam akuntansi forensik sehingga materi yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis.

Terakhir, mekanisme pembelajaran akuntansi forensik pada PTN lebih tinggi dari PTS. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata mekanisme pembelajaran PTN lebih besar dan berbeda secara signifikan dengan rata-rata mekanisme pembelajaran PTS. Hasil penelitian mengindikasikan perbedaan kemampuan intelektual antara mahasiswa PTN dan PTS mengakibatkan perbedaan mekanisme pembelajaran yang digunakan oleh dosen dalam menyampaikan materi akuntansi forensik. Mekanisme pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran akuntansi forensik di antaranya kasus, research project, textbook, dosen tamu, video dan fields trip.

Penulis: Zaenal Fanani dan Clarina Widyati Gunawan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:  https://www.ecojoin.org/index.php/EJA/article/view/658/639

Zaenal Fanani dan Clarina Widyati Gunawan. (2020). Akuntansi Forensik: Telaah Empiris Penerapan dalam Kurikulum Akuntansi. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Volume 4, Nomor 2, Juni 2020 : 205 – 225.  DOI: 10.24034/j25485024.y2020.v4.i2.3952

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).