Penilaian Status Gizi dan Kekuatan Genggam Tangan untuk Identifikasi Malnutrisi pada Pasien HIV/AIDS

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh okadoc

Malnutrisi merupakan keadaan yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan tubuh terhadap zat gizi. Masalah gizi kurang yang terjadi pada pasien di rumah sakit merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi dalam upaya penanganan penderita di rumah sakit. Penurunan imunitas tubuh dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi serta penurunan massa dan fungsi otot. Pada pasien HIV, penurunan status gizi dapat mempercepat perjalanan penyakit menuju fase AIDS. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di Brazil, 52% pasien HIV/AIDS rawat inap berstatus kekurangan gizi kurang. Penelitian yang dilakukan di Surabaya pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 54,5% pasien berstatus kekurangan gizi. Penelitian lain di tahun 2011 menunjukkan bahwa 27,8% pasien berstatus kekurangan gizi. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan gizi masih menjadi salah satu masalah gizi pada pasien HIV.

Penilaian massa otot dapat dilakukan dengan mengukur kekuatan genggaman tangan. Kekuatan genggaman merupakan indikator yang direkomendasikan untuk mengukur  kekuatan  otot  seseorang dan  merupakan  metode  yang  paling sederhana  untuk  mengukur  kekuatan  otot  pada  praktik  klinis. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kekuatan genggaman tangan yaitu jenis kelamin, dominasi tangan, status gizi, dan faktor psikologi. Hasil studi sebelumnya menunjukkan pasien HIV dengan status gizi kurang memiliki kekuatan genggaman tangan lebih lemah 6.8 kg daripada pasien dengan status gizi normal. 

Studi ini dilakukan secara cross sectional tahun 2018 pada 16 pasien HIV rawat inap di rumah sakit di Surabaya dengan tujuan untuk mengetahui profil status gizi dan kekuatan genggaman tangan pasien HIV rawat inap. Dilakukan penilaian status gizi pasien berdasarkan data berat badan dan tinggi badan yang terdapat pada rekam medis pasien. Dilakukan juga pengukuran kekuatan genggaman tangan menggunakan handgrip dynamometer pada tangan pasien yang tidak diinfus. Pengukuran dilakukan 3 kali dengan jeda 60 detik antar pengukuran.

Hasil studi menunjukkan sebanyak 25% pasien berstatus kekurangan gizi tingkat ringan dan 18,75% pasien berstatus kekurangan gizi tingkat berat serta tidak ada pasien dengan status gizi lebih. Sedangkan, rata-rata  kekuatan  genggaman  tangan pasien HIV sebesar  20,58±10,6  kg  dan  sebanyak  43,75%  mempunyai kekuatan  genggaman  tangan  lemah. Meskupun pada studi ini belum dapat dibuktikan hubungan signifikan antara status gizi dengan kekuatan genggaman tangan dikarenakan jumlah subyek yang kecil, namun hasil studi ini menunjukkan kejadian malnutrisi pada pasien HIV di rumah sakit masih tinggi dan perlu mendapat perhatian serta penanganan yang komprehensif. Penilaian status gizi dengan mengukur berat badan dan tinggi badan serta kekuatan genggaman tangan merupakan cara yang mudah untuk mengidentifikasi kondisi malnutrisi pasien HIV/AIDS yang sedang menjalani perawatan.

Penulis: Farapti, dr., M.Gizi dan Ananda Zahrah S.Gz

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada: https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/view/14917/0 Ananda Zahrah Sectio Nugraheny. Farapti F. The association between body mass index and handgrip strength among hiv/aids inpatients. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2020 Vol 8 No2: 109-116. DOI http://dx.doi.org/10.20473/jbe.V8I22020.109-116

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).