Pentingnya Perilaku Diet Sehat bagi Remaja Putri untuk Mendapatkan Bentuk Tubuh Ideal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Klikdokter

Kondisi massa lemak tubuh merupakan indikator utama yang menggambarkan status gizi seseorang. Massa lemak tubuh akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia yang menyebabkan masa remaja rentan terhadap kejadian gizi lebih. Berdasarkan data WHO tahun 2016, terdapat 18% anak dan remaja dengan rentang usia 5-19 tahun mengalami gizi lebih. Massa lemak tubuh yang berlebih pada remaja menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek seperti gangguan psikososial, hilangnya kepercayaan diri, sampai turunnya prestasi. Status gizi lebih juga berkorelasi dengan berbagai gangguan kesehatan seperti risiko penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah. 

Remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak menuju dewasa, masa pencarian jati diri atau identitas diri, dan masa munculnya perubahan fisik. Remaja putri cenderung lebih sensitif terhadap perkembangan fisik tubuhnya. Kelebihan berat badan yang umumnya ditandai dengan peningkatan massa lemak tubuh akan menyebabkan kondisi dan bentuk tubuh tidak ideal. Berbagai cara dilakukan remaja untuk menurunkan berat badan dan  mendapatkan bentuk badan yang ideal, seperti penerapan diet. Studi-studi terdahulu menunjukkan sebagian besar remaja putri merasa gemuk dan memiliki tubuh yang kurang ideal sehingga melakukan praktek diet guna memiliki tubuh yang ideal. Perilaku diet lebih diminati oleh kalangan remaja putri untuk menurunkan berat badan dikarenakan diet tidak membutuhkan biaya berlebih, tidak berpantangan dengan lingkungan sosial, serta mudah dilakukan. Sayangnya praktek diet yang dilakukan cenderung tidak sehat dan berlebihan yang justru menyebabkan dampak kesehatan yang merugikan. Adanya gambaran dan persepsi tentang penampilan fisik (body image) yang berlebih pada remaja, penting untuk mengetahui perilaku diet yang dijalankan oleh remaja putri

Studi ini dilakukan secara cross sectional tahun 2019 pada 76 remaja putri usia 16-18 tahun di SMAN di Surabaya dengan tujuan mengidentifikasi perilaku diet dan menganalisis hubungan antara massa lemak dengan perilaku diet. Massa lemak tubuh diukur menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan penggunaan kuesioner terstruktur untuk menggali tentang perilaku diet. Hasil studi menunjukkan sebanyak 31,6% subyek memiliki massa lemak tubuh kategori dan sebanyak 38,2% subyek menjalankan perilaku diet tidak sehat diantaranya dengan mengonsumsi obat pelangsing atau pencahar. Dari hasil studi didapatkan tidak ada hubungan massa lemak tubuh dengan perilaku diet. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku diet tidak sehat yang dilakukan remaja putri tidak harus sejalan dengan semakin tingginya massa lemak tubuh. Perilaku diet untuk membentuk body image juga dilakukan oleh remaja dengan massa lemak yang masih tergolong normal. Pentingnya edukasi bagi remaja putri untuk menerapkan perilaku diet sehat dalam upaya mendapatkan bentuk tubuh yag ideal dengan memperhatikan status gizi dan staus kesehatannya. 

Penulis: Farapti, dr., M.Gizi

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada:  https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/15338 Kusumawardhani W. Farapti F. Hubungan Perilaku Diet Dengan Massa Lemak Tubuh Pada Remaja Putri Di  SMA Negeri 5 Surabaya. Amerta Nutrition. 2020 Vol 4 No1: 65-71. DOI: 10.2473/amnt.v4i.2020.65-71

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).