Psiko-Edukasi Keluarga dalam Pengelolaan Perasaan Pasien Gangguan Bipolar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh SehatQ

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai perubahan emosi drastis. Seseorang dapat merasakan gejala mania (sangat senang) dan depresif (sangat terpuruk), parah, kronis dan berulang.Gangguan Bipolar merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kritis karena prevalensi seumur hidup dan tingkat komorbiditas, kronisitas dan kecacatan yang tinggi. Penyakit ini juga menghadirkan banyak tantangan perawatan. Mereka yang terkena biasanya harus melanjutkan perawatan sepanjang hidup mereka. Selain merupakan kondisi yang sangat berulang dan mencerminkan kondisi disabilitas, gangguan bipolarjuga ditandai oleh depresi dan manic (hypo-manicepisodes) yang sering bergantian. Gangguan bipolar dikaitkan dengan gangguan yang signifikan dalam hal fungsi pribadi dan sosial untuk individu, keluarga dan pengasuh mereka. Berbagai terapi psikologis telah terbukti efektifuntuk mengatasi masalah gangguan mood. Salah satunya, psikoedukasi keluarga telah menunjukkan kemanjuran dalam hal mengurangi keparahan gejala dan memperpanjang waktu untuk kambuh. Beberapa intervensi psikososial juga telah diusulkan untuk melengkapi farmakoterapi dalam meningkatkan keberhasilanpenanganan masalah gangguan bipolar ini.

Gangguan bipolar merupakan  penyakit kambuhan seumur hidup yang memiliki dampak negatif, semakin meningkat dampaknya terhadap pasien dan keluarga, menyebabkan kesulitan pada orang-orang dari penyesuaian sosial. Psikoedukasi terbukti lebih efektif ketika keluarga pasien (care giver) dimasukkan dalam program perawatan. Keluarga mungkin memainkan peran penting dalam gangguan bipolar, seperti halnya pasien Skizofrenia. Intervensi psikoedukasi keluarga dapat lebih efektif untuk meningkatkan kepatuhan dan mencegah kekambuhan dengan tanpa meninggalkan intervensi farmakologis yang ada. Psikoedukasi didefinisikan sebagai pendekatan sistematis, terstruktur dan pedagogis terhadap pasien atau keluarga untuk mengatasi penyakit dan pengobatannya. Intervensi psikoedukasi umumnya menekankan penyajian informasi faktual tentang kondisi penyakit dan perawatannya, khususnya untuk mengatasi kesalahan persepsi sehingga upaya untuk mencari pertolongan dan pengobatan dapat dilakukan secara tepat.

Keluarga memiliki peran penting dalam mengurangi stigmatisasi dan keparahan gejala yang terinternalisasi, disamping meningkatkan hasil interaksi sosial mereka, sehingga dapat mengelola suasana hati, alam oerasaan pasien bipolar dengan baik. Intervensi psikoedukasi secara umum menekankan presentasi kesalahan persepsi faktual dan intervensi ini umumnya juga memberikan pesan optimis tentang kemampuan perawatan masalah kesehatan pada gangguan bipolar.

Telaah sistematis ini digunakan untuk mempelajari efektivitas psikoedukasi pada keluarga dan pengaruhnya terhadap manajemen mood serta gejala pasiengangguan bipolar.Pencarian literatur dilakukan dengan mencari artikel relevan yang diterbitkan antara 2008 sampai 2018, diterbitkan oleh dua basis data elektronik yang terpercaya: Scopus dan Science Direct. Kami mencari berbagai hasil riset yang menggunakan research control trial (RCT) terkait psikoedukasi keluarga dan kualitas hidup pasien dengan gangguan bipolar.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa intervensi psikologis harus dilibatkan atau dilakukan sejak untuk mengenali perjalanan penyakit, mengelola managemen mood dan mencari pertolongan atau pengobatan dengan tepat. Sebuah uji coba terkontrol secara acak telah digunakan untuk mengeksplorasi kemanjuran intervensi psikoedukasi keluargadan care giver dalam perawatan pasien gangguan bipolar. Psikoedukasi yang diberikan kepada pengasuh telah terbukti meningkatkan hasil jangka panjang pasien dengan gangguan bipolar. Intervensi keluarga dan terapi ritme sosial interpersonal telah terbukti memiliki kemanjuran  ketika ditambahkan ke farmakoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar. Menerapkan intervensi psikologis adalah hal yang sangat penting dalam perjalanan kepenuhan.

Dengan program psikoedukasi terstruktur, pasien dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mengembangkan pengetahuan dasar mereka tentang bipolar disorder termasuk informasi tentang tingkat kekambuhan penyakit, obat yang diperlukan dan efek sampingnya. Ini termasuk faktor-faktor pemicu, pentingnya kepatuhan terhadap obat-obatan, cara mengendalikan gejala, manajemen stres, risiko bunuh diri, kehamilan, stigmatisasi, pengenalan gejala rekurensi dini, penghindaran penggunaan alkohol dan zat-zat lain serta pentingnya memajukan kehidupan yang terstruktur dengan baik.

Penulis: Prof. Dr. Ah. Yusuf S., S.Kp., M.Kes
Link terkait tulisan di atas pada: https://www.psychosocial.com/article/PR270898/19264/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).