Tingkat Albumin-Bilirubin sebagai Prediktor Kelangsungan Hidup Pasien Karsinoma Hepatoseluler

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh sehatQ

Infeksi hepatitis B adalah infeksi hepatitis yang paling umum di Indonesia. Penyakit hepatitis B dapat menyebabkan hepatocellular carcinoma (HCC) serta penularan HBV adalah parenteral, yaitu penularan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, penularan intra keluarga adalah sumber potensial pasien yang terinfeksi HBV. Keberadaan HBV di awal kemunculannya dalam tubuh adalah sebagian besar tanpa gejala tetapi terkait dengan risiko tertentu berkembang menjadi infeksi kronis. HCC adalah penyakit kanker hati utama yang paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit hati kronis dan sirosis. HCC adalah peringkat keenam kanker yang paling umum di dunia, dan juga penyebab utama nomor tiga pada kematian yang disebabkan akibat kanker. Penyebab lain yang dapat memicu terjadinya HCC adalah alcoholic fatty liver disease, aflatoksin, alkohol, dan faktor genetik. 

Insiden HCC tertinggi terdeteksi di negara Asia Tenggara dan sub-Sahara kawasan Afrika di mana infeksi virus hepatitis B adalah endemik. Tingkat prevalensi HCC di negara-negara berkembang adalah dua kali lipat lebih banyak daripada jumlah kasus yang ada di negara maju. Tingkat kematian pasien HCC di Asia adalah 33,5 dan kematian pasien HCC di Afrika adalah 23,73 per 100.000 orang. Angka tersebut mulai menurun menjadi 2,8-4,7 per 100.000 orang dalam dekade terakhir. Di Indonesia, HCC merupakan salah satu kanker yang paling umum di beberapa rumah sakit, dan prevalensinya cenderung naik setiap tahun.  Terapi utama pasien dengan HCC adalah dengan reseksi tumor, tetapi kebanyakan pasien bukan kandidat yang cocok untuk dilakukan operasi hal tersebut disebabkan karena ukuran tumor atau terdapat gangguan fungsi hati. Terobosan terapeutik lain untuk pasien yang tidak dapat dioperasi adalah dengan cara menggunakan transarterial chemoembolization (TACE), yang merupakan prosedur pemberian sitotoksik dan embolisasi pada tempat atau lokasi kanker. Pasien dengan HCC yang dapat menerima manfaat optimal dari TACE adalah mereka yang diklasifikasikan pada Barcelona Classification of Liver Cancer (BCLC) stadium B.

Mekanisme TACE adalah suatu kombinasi dari transarterial embolisasi dan kemoterapi regional untuk menghasilkan nekrosis iskemik dan memperlambat perkembangan tumor. Beberapa studi tentang TACE dan pasien survival menunjukkan hasil yang bervariasi. Suatu meta-analisis mengkonfirmasi manfaat dari TACE pada para survival dan melaporkan bahwa rata – rata persentase pasien survival yang dua tahun telah berada pada kelompok TACE lebih tinggi daripada kelompok kontrol (41% vs 27%), demikian juga respon objektif terkait dengan TACE mencapai 35% (16-61%). Di sisi lain, analisis cochrane dari enam studi tidak mendapatkan manfaat pada kelompok survival yang mendapat TACE dan kelompok kontrol. Variabilitas ini diduga disebabkan oleh heterogenitas pasien dengan HCC.

Oleh karena itu, pemilihan pasien adalah masalah penting dalam keberhasilan prosedur TACE. Dalam memilih pasien, beragam prediktor yang terkait dengan kelangsungan hidup setelah TACE, termasuk parameter laboratorium dan sistem penilaian, telah dipelajari. Dari semua sistem penilaian yang diuji, tingkat albumin-bilirubin (ALBI) diakui memiliki prognostik yang lebih baik kekuatannya dibandingkan dengan sistem lain. Nilai ALBI adalah model pendekatan baru untuk menilai prognosis pasien dengan HCC. Sistem penilaian ini menawarkan sebuah metode penilaian yang sederhana, berbasis bukti, dan metode penilaian objektif fungsi hati yang telah diuji secara ekstensif dalam suatu pengaturan internasional. Nilai ALBI hanya menggunakan tingkat serum albumin dan serum bilirubin, yang menghilangkan variabel subjektif, seperti asites dan ensefalopati yang digunakan dalam penilaian anak-anak. 

Berdasarkan dari gambaran di atas, peneliti dari Departemen penyakit dalam, Fakultas Kedokteran, RSUD Dr. Soetomo, Universitas Airlangga berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya di salah satu jurnal Internasional terkemuka, yaitu Systematic Review in Pharmacy. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis tingkat ALBI sebagai prediktor survival pada pasien HCC setelah prosedur TACE awal. Salah satu kesimpulan penting yang dapat diambil berdasarkan penelitian ini yaitu tingkat ALBI berkaitan dengan tiga bulan kelangsungan hidup setelah dilakukan TACE awal pada pasien dengan HCC. Hasil tersebut didapatkan dari meta analisis lima uji coba terkontrol acak yang telah memenuhi kriteria desain observasi analitik retrospektif dan mengidentifikasi pasien yang menjalani TACE awal periode 1 Januari 2013 hingga 31 Desember 2017 di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, Surabaya. Diagnosis HCC didasarkan pada kriteria dari American Association for the Study of Liver Disease (AASLD).

Penulis : Ummi Maimunah
Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di Systematic Review in Pharmacy berikut kami sertakan link rujukannya

http://www.sysrevpharm.org/fulltext/196-1589882918.pdf?1592495357

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).