Schwannoma Tulang Servikal Atas: Laporan Kasus di RSUD Dr. Soetomo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hello Sehat
Ilustrasi oleh Hello Sehat

Schwannoma adalah suatu jenis tumor jinak pada tulang leher dan merupakan jenis tumor yang jarang ditemukan, dimana hanya memiliki insiden sekitar 0,3-0,4 kasus per 100.000 orang. Tumor ini berlokasi di daerah intradural saraf spinalis dan merupakan tumor selubung saraf yang berasal dari sel schwann. Adanya tumor ini menyebabkan gangguan pada tubuh, dimulai dari nyeri yang menjalar hingga gangguan pada sistem motorik dan sensorik, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan. Tipe tumor ini kebanyakan meyerang pada orang usia 40-50 tahun. Ukuran tumor yang lebih dari 2,5 cm dapat dikatakan sebagai “giant Schwannoma”, dimana kesulitan untuk dilakukan reseksi bergantung pada lokasi dan besarnya tumor.

Kasus yang didapatkan di RSUD Dr. Soetomo ini adalah seorang pria, usia 54 tahun dengan latar belakang pekerjaan di bidang servis mekanik. Penderita datang pertama kali ke poliklinik pada bulan Agustus 2017 dengan adanya kesulitan dalam menulis dan koordinasi pada tangan yang menyebabkan gangguan dalam melakukan pekerjaannya. Pasien memiliki riwayat timbulnya tumor pada leher bagian depan empat tahun yang lalu dan telah dilakukan operasi pengangkatan oleh sejawat bedah umum, dan didapatkan adanya tumor kelenjar limfe. Keluhan dirasakan sejak 6 bulan sebelum datang ke RSUD Dr. Soetomo dan semakin memberat seiring berjalannya waktu. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan adanya rasa tebal dibawah level C4 secara bilateral.

Pemeriksaan komperhensif dilakukan untuk mencari penyebab keluhan pada pasien ini, dimulai dengan pemeriksaan foto tulang leher, hingga pemeriksaan canggih MRI dan angiografi untuk menentukan jenis tumor pada pasien ini. Pada pemeriksaan foto polos, didapatkan adanya lesi litik pada C2 hingga C4 dengan kerusakan tulang pada C3 dan C4. Pada CT-scan didapatkan info tambahan berupa sumber arteri tumor berasal dari arteri vertebralis dengan adanya penekanan pada arteri tersebut yang menyebabkan stenosis hingga diameter mengecil yaitu hanya 33% dari ukuran normal arteri vertebralis. Pemeriksaan MRI dilakukan dan didapatkan massa berukuran 39,5 x 30,9 x 45,7 mm yang mengindikasikan tumor ini masuk dalam kategori Giant Schwannoma yang telah menginvasi daerah intracanal dengan adanya destruksi scalloping pada foramina neural dengan perluasan ke anterior dan posterior.

Setelah didapatkan gambaran mengenai penyakit yang cukup jelas dan dilakukan diskusi dengan berbagai disiplin ilmu, maka diputuskan untuk dilakukan operasi pada pasien ini. Operasi dilakukan secara dua tahap. Operasi pertama dilakukan dari bagian belakang dengan melakukan pembuangan tumor dan pemasangan implan. Sel tumor diambil dengan menggunakan alat CUSA® atau aspirator ultrasonic cavitron, yang merupakan suatu alat khusus untuk pengambilan sel tumor atau kanker tanpa merusak jaringan lain di sekitarnya. Sel tumor juga diambil sedikit untuk dilakukan pemeriksaan pada bagian patologi anatomi. Dilakukan fusi pada tulang leher dengan menggunakan instrumentasi.

Operasi tahap kedua dilakukan dari bagian leher depan dengan kolaborasi dari bagian bedah kepala leher dan dilakukan tiga minggu kemudian. Awal direncanakan untuk pemotongan tulang rahang agar dapat mencapai tulang leher C2, tetapi saat operasi, ternyata tidak perlu dilakukan tindakan demikian karena instrumen operasi sudah dapat mencapai tumor. Operasi dilakukan secara seksama dan hati-hati agar tidak merusak nervus laringeus yang merupakan saraf penting untuk pita suara. Setelah dilakukan eksisi tumor, dilakukan pengambilan cangkok tulang panggul dan pencangkokan pada C2-C5 dengan plat sisi anterior. Pascaoperasi, pasien dipasang gips dari kepala hingga leher selama 2 bulan untuk menjamin kestabilan dari operasi.

Evaluasi secara berkala terus dilakukan terhadap pasien. Dalam waktu 3 bulan, pasien sudah mendapatkan kembali kekuatan motoriknya menjadi 5/5 dan dapat kembali bekerja sebagai mekanik secara normal. Kasus tumor schwannoma servikal atas merupakan kasus yang cukup jarang, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan operasi yang baik dan memberikan kepuasan yang cukup untuk pasien. Departemen Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Dr. Soetomo / Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga mampu menangani kasus ini dengan baik dan dengan perencanaan yang baik serta melibatkan berbagai multidisiplin ilmu.

Kasus ini hanyalah sebagian kecil kasus tumor dan kanker yang ditangani oleh kami. Ke depannya, penanganan kasus tumor akan semakin berkembang mengikuti perkembangan jaman, dan diharapkan pengenalan dan deteksi dini akan semakin berkembang dan masyarakat semakin mempercayakan penanganan yang terbaik kepada RSUD Dr. Soetomo / FK Universitas Airlangga.

Penulis: Primadenny Ariesa Airlangga, dr., M.Si, Sp.OT(K)

Dep. Orthopaedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Judul Jurnal: Schwannoma of the upper cervical spine-a case report
Authors: Primadenny Ariesa Airlangga, Bambang Prijambodo, Aries Rakhmat Hidayat, Steesy Benedicta. Dipublikasikan di: Chinese Journal of Traumatology. 2019;22(6):368-372
Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1008127519300653

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).