Madu Jadi Terapi Efektif untuk Osteoporosis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Saat ini osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yang terbesar. Menurut WHO, penyakit ini termasuk 10 besar penyakit degeneratif. Sekitar 200 juta wanita di dunia menderita osteoporosis, sedangkan di Indonesia angka kejadiannya mencapai 41.75 persen. Pengkeroposan tulang rentan terjadi pada wanita setelah menopouse sehingga menyebabkan peningkatan resiko patah tulang, hambatan pergerakan tubuh, ketergantungan terhadap orang lain, gangguan psikologis hingga penurunan kualitas hidup.

Penurunan kepadatan tulang berlangsung progressif selama beberapa tahun tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas, sehingga sering kali diabaikaan dan baru diketahui adanya osteoporosis setelah terjadi patah tulang. Penurunan hormon esterogen pada wanita yang mulai menopuse atau menjalani operasi pengangkatan indung telur akan mengakibatkan peningkatan kadar stress oksidatif dalam sel, hal ini menurunkan pembentukan osteoblast tulang, diikuti dengan peningkatan diferensiasi osteoclast yang secara langsung memicu penyerapan mineral dari tulang.

Penggunaan suplemen hormon esterogen sangat tidak disarankan dalam kasus ini meskipun defisiensi esterogen merupakan penyebab osteoporosis. Penggunaan hormon reproduksi dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan terjadinya kanker payudara, kanker endometrial, dan perdarahan pada organ reproduksi. Obat-obatan anti resorpsi umumnya digunakan untuk terapi osteoporosis, akan tetapi jenis obat ini pun masih memiliki efek samping yang kurang menguntungkan pasien, yaitu hambatan proses pembentukan tulang. Berbagai studi tentang osteoporosis masih terus dilakukan oleh para peneliti di dunia dengan harapan kelak bisa didapatkan metode atau bahan pengobatan yang alami, murah, dan efektif untuk mencegah serta mengatasi osteoporosis.

Peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH UNAIR) berhasil menemukan obat alami untuk kasus osteoporosis, yakni dengan menggunakan madu lebah Apis dorsata. Penelitian ini telah diujicobakan pada tikus yang diambil indung telurnya sebagai model menopouse, sehingga terjadi penurunan esterogen secara drastis dalam tubuhnya dan memicu osteoporosis. Hasilnya pemberian madu 2 g/Kg berat badan terbukti mampu mencegah penurunan densitas tulang dan meningkatkan kekuatan tulang sehingga tidak mudah patah atau retak.

Madu berpotensi besar menjadi obat anti-osteoporosis. Di dalamnya terkandung α-Cyclodextrin yang memiliki efek prebiotik, menurunkan aktivitas penyerapan jaringan tulang. Selain itu, madu mengandung flavonoid, lebih dari 150 polifenol seperti asam fenol, flavonols, catechins dan derivat asam cinnamic. Flavonoid tersebut bekerja sebagai anti oksidan dan anti inflamasi sehingga dapat melindungi kerusakan sel tulang. Flavonoid juga dapat memicu peningkatan aktivitas pembentukan osteoblast dan menekan jumlah osteoclast dengan memperkuat kinerja imunitas tulang. (*)

Penulis: Dr. Ira Sari Yudaniayanti, MKes., drh.,

Informasi detil dari tulisan ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.researchgate.net/publication/333945470_Protective_effects_of_honey_by_bees_Apis_dorsata_on_decreased_cortical_thickness_and_bone_impact_strength_of_ovariohysterectomized_rats_as_models_for_menopause

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).