Urgensi Vitamin C Per Oral dan Paparan Stresor Oksidatif Kebisingan Selama Masa Kehamilan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Batam News
Ilustrasi oleh Batam News

Vitamin C telah terbukti dapat berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh manusia melawan berbagai efek negatif stresor oksidatif. Sifat vitamin C yang larut air memudahkan kinerjanya dalam tubuh termasuk pada jaringan tulang. Vitamin C juga dilaporkan dapat mempengaruhi proses tumbuh-kembang tulang melalui aktivasi sel-sel osteoblas, turut mengontrol aktifitas sel-sel osteoklas serta meningkatkan proses mineralisasi tulang.

Salah satu jenis stresor oksidatif adalah paparan kebisingan. Kebisingan dihasilkan dari berbagai sumber suara termasuk lalu-lintas, alat-alat elektronik dan digital, suara dari makhluk biologis serta suara mekanik. Kebisingan merupakan suara-suara yang tidak menyenangkan, tidak diinginkan dan dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Bagi ibu hamil, suara bising dapat ditransmisikan ke dalam janin melalui dinding perut dan rahim, sehingga efek kebisingan dapat pula mempengaruhi kesehatan janin termasuk pada jaringan tulang.

Selama ini, belum banyak penelitian melaporkan mengenai efek pemberian vitamin C per oral dalam melawan efek negatif kebisingan sebagai suatu sumber stresor oksidatif selama masa kehamilan. Oleh karena itu, tim peneliti melakukan studi untuk menganalisis level stres oksidatif tersebut melalui pengukuran kadar MDA (malondialdehyde) yang merupakan salah satu biomarker peroksidase lipid akibat paparan stresor oksidatif pada jaringan biologis. Selain itu, dilakukan pula pengamatan kuantitatif sel-sel osteoblas dan luas matriks osteoid pada jaringan tulang hewan coba. Penelitian ini menggunakan hewan coba Rattus norvegicus  strain Wistar jantan yang lahir dari induk yang terpapar kebisingan selama kehamilan.

Penelitian yang dilakukan menggunakan desain studi cross-sectional, dengan analisis eksperimental laboratoium. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan kelayakan etik dari KEPK (Komite Etik Penelitian Kesehatan), Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Tiga puluh dua induk hewan coba yang sehat dirandomisasi dan dibagi ke dalam 4 kelompok dengan jumlah yang sama. Sebelum perlakuan, semua hewan coba telah diaklimatisasi selama tujuh hari dalam kandang coba. Proses pembuntingan dilakukan oleh dokter hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya. Setelah itu, pada masing-masing kelompok diberikan aquades, larutan vitamin C 150 mg/ kg berat badan/ hari, aquades dan white noise sebesar 95dB selama 4 jam/ hari, dan kelompok terakhir mendapatkan larutan vitamin C 150 mg/ kg berat badan/ hari dan white noise sebesar 95dB selama 4 jam/ hari. Vitamin C dan aquades diberikan setiap hari pada waktu yang sama, yaitu di pagi hari. Sedangkan sumber kebisingan white noise berasal dari alat real-time analyzer software version 5.2.0 yang terhubung dengan pengeras suara yang diletakkan sejauh 30 cm dari masing-masing kandang coba. Suara bising dipaparkan sejak kehamilan usia 15 hari hingga saat melahirkan. Level suara bising dikontrol dengan alat sound level meter. Kelompok tikus coba yang merupakan kelompok kontrol diletakkan di ruangan yang berbeda tanpa paparan suara bising selama masa percobaan berlangsung. Pada hari kelahiran, semua anak tikus ditimbang, anak tikus jantan yang memiliki berat badan terbesar dikorbankan untuk kemudian diambil jaringan tulang tibia kanan dan diproses secara histologis. Sediaan histologi tersebut diwarnai dengan Masson’s Trichrome dan  kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran obyektif 400x, hitung sel osteoblas dan pengukuran area osteoid matriks tulang serta analisis semikuantitatif level MDA  dilakukan menggunaan piranti lunak Cell’s Sense dan Image J (USA).

Dari penelitian ini didapatkan bahwa paparan kebisingan selama masa kehamilan menurunkan jumlah rerata sel osteoblas, serta luas area fraksi jaringan matriks osteoid tulang. Efek negatif tersebut dapat dilawan dengan pemberian vitamin C secara oral, terbukti dari hasil analisis pada kelompok yang diberikan vitamin C memiliki rerata jumlah osteoblas dan luas area osteoid yang meningkat dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan vitamin C. Disamping itu, kadar MDA yang tinggi pada kelompok yang terpapar kebisingan berbanding terbalik dengan kelompok yang terpapar kebisingan namun diberikan suplementasi vitamin C. Vitamin C dapat menangkap ion radikal bebas yang berasal dari spesies radikal bebas pada jaringan tulang, sehingga aktivitas osteoblas dapat meningkat. Vitamin C dilaporkan juga dapat meningkatkan proses osteogenesis melalui peningkatan sintesis komponen matriks tulang termasuk kolagen tipe I dan bahan non-kolagen seperti osteokalsin, osteonektin, osteopontin, fibronektin, sialoprotein II, bone morphogenetic protein  (BMP) dan faktor-faktor pertumbuhan.

Penulis: Viskasari P. Kalanjati, dr., M.Kes., PA(K)., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera

Taya E. Savista, Viskasari P. Kalanjati, Abdurachman (2019). Modulation Of Bone Tissue Histomorphometry and Malondialdehyde Expression Levels By Vitamin C in Rodents After Prenatal Noise Exposure. Bulletin Farmatera, 4(2): 88-94; https://doi.org/10.30596/bf.v4i2.2571 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).