Sang Begawan Manajemen Indonesia Berikan Kuliah Umum di UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
TANRI Abeng (kanan) saat memberikan kuliah umum di Aula Garuda Mukti, Kampus C UNAIR. (Foto: Aditya)

UNAIR NEWS Universitas Airlangga pada Jumat (5/42019) kedatangan Sang Begawan Manajemen Indonesia, yaitu Tanri Abeng, MBA. Tanri Abeng dalam kesempatan sore itu memberikan kuliah umum yang berlangsung di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR. Kuliah umum yang diberikan mengangkat tema BUMN Lembaga Pelaku Ekonomi Negara, dan Politik Ekonomi Insklusif Badan Usaha Milik Rakayat (BUMR).

Dalam kesempatan itu, Tanri Abeng menyampaikan pengalaman menjadi Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada masa Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan. Tanri Abeng mengatakan bahwa politikus Indonesia saat ini belum pernah mengeluarkan suatu kebijakan untuk ekonomi secara insklusif.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi saat ini tidak cukup dengan hanya memanfaatkan bonus demografi. Hal tersebut bisa tidak terolah dengan baik jika tidak ada suatu kebijakan politik yang insklusif.

“Politik Pak Harto pada saat memimpin dulu lebih menekankan ekonomi pasar,” ungkapnya. “Yaitu dengan penanaman modal yang mampu dibuktikan pada tahun 1996 Indonesia menjadi macan Asia,” tambahnya.

Diakatakan Tanri Abeng bahwa pada tahun 1998 investasi sebesar 10 miliar dibuka untuk membuka bank. Hal ini cukup berisiko dengan setiap membuka lembaga baru akan membutuhkan direksi baru. Pada saat tersebut negara belum siap mengatasi masalah perbankan.

“Golongan konglomerat terlalu ekspansif pada saat itu dengan setiap kesempatan mereka masuk. Jadi semua konglomerat punya bank namun tidak memperhatikan pendekatan manajemen yang efektif,” katanya.

Selanjutnya, BUMN lahir kembali setelah bekerjasama dengan IMF pada 15 januari 1998. IMF saat itu akan memberikan pinjaman sebesar 43 miliar untuk mengatasi krisis ekonomi Indonesia. Dengan adanya pinjaman, secara psikologi pasar, Indonesia mampu tertolong untuk hidup dalam krisis.

Pengalaman menjadi menteri masa orde baru menjadikan Tanri Abeng menjadikan BUMN keluar dari birokrasi menjadi korporasi. Hal ini untuk memudahkan manajemen dan perkembangan ekonomi ke depan.

Beberapa Pemikiran untuk BUMN dan BUMR

Tanri Abeng yang pernah menjabat Menteri Negara Pendayagunaan BUMN memberikan beberapa pemikiran tentang kebijakan ekonomi yang pas untuk BUMN. Beliau menjelaskan ada trilogi pembangunan yang tepat bagi BUMN. Trilogi tersebut adalah Pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas.

Salah satu kebijakan yang menyelamatkan BUMN adalah kerugian maskapai Garuda Indonesia pada 1998 yang mencapai 16 miliar. Ia memberanikan mengganti direktur utama dengan yang baru untuk menyelamatkan perusahaan. Langkah ini diambil dengan prinsip manajemen guna membangun ekonomi yang stabil.

Strategi lain yang dikemukakan Tanri Abeng adalah restrukturisasi sebelum provitisasi dan privatisasi. Strategi ini adalah cara manajemen yang diterapkan untuk mempertahankan BUMN dari krisis.

“Psikologi pasar yang saya lakukan untuk restrukturisasi BUMN adalah dengan bekerjasama 40 pengusaha di Amerika,” ungkapnya. “Tujuannya adalah menjadikan investasi yang lebih baik dan kemakmuran sebuah bangsa harus dilakukan pelaku ekonomi, bukan pemerintah,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menggagas Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) secara berskala. UMKM Makro dan Mikro dapat berkorporasi untuk menjadi sebuah badan usaha yang mampu memiliki keuntungan. Dengan adanya BUMR, akan ada lapangan kerja yang banyak menampung lulusan universitas menjadi pemegang perusahaan.

“Saya ambil contoh perkebunan kakao di Indonesia seharusnya bisa menjadi pengembangan BUMR. Karena produksi kakao terbesar sebenarnya ada di Indonesia, Serta, itu milik rakyat yang harus dikembangkan,” terangnya.

Sebagai penutup, Tanri Abeng juga memberikan motivasi kepada peserta untuk tidak khawatir menghadapi krisis ekonomi. Cara menghadapi krisis ekonomi adalah dengan merencanakan dan memikirkan bagaimana krisis mampu diatasi dengan manajemen yang baik. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).