UNAIR NEWS – Keinginan bermasyarakat sering kali membuat mahasiswa gemar melakukan pengabdian, salah satunya lewat komunitas kesehatan masyarakat. Sebuah perkumpulan yang mempunyai minat serta visi yang sama tentang kesehatan masyarakat disuatu tempat pengabdian.
Dikutip dari tulisan Herni Widiastuti berjudul Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat, menyebutkan bahwa sasaran kesehatan masyarakat adalah untuk individu atau keluarga, kelompok, serta masyarakat, dengan upaya fokus kesehatan primer, sekunder, dan tersier.
Oleh karenanya, komunitas kesehatan masyarakat sebagai subyek serta obyek diharapkan mampu dikenal mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatan. Sebagai akhir tujuannya adalah pelayanan kesehatan, masyarakat diharapkan mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Untuk merealisasikan hal tersebut, sekumpulan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, mendirikan komunitas kesehatan TIKKOPH (Tim Komunikasi of Public Health) sebagai wadah penyaluran minat mahasiswa FKM tentang pendidikan kesehatan ke masyarakat.
Milada Muhammad mahasiswa FKM UNAIR angkatan 2017 menjelaskan bahwa TIKKOPH yang berada di bawah Departemen Pengabdian Masyarakat BEM FKM UNAIR, mempunyai tujuan untuk mengedukasi setiap anggota agar mengadakan pemberdayaan serta bakti sosial ke masyarakat secara langsung.
“Karena TIKKOPH berasal dari club pengmas pemberdayaan dan bakti sosial BEM FKM UNAIR, TIKKOPH dibuka buat mahasiswa FKM untuk melatih soft skill memberdayakan masyarakat, supaya ketika lulus nanti dapat mengabdi ke masyarakat. Karena sesuai dengan jurusan FKM itu sendiri, yaitu lulusannya harus bisa mengabdi di masyarakat,” kata Milada ketua komunitas TIKKOPH.
Dalam melakukan pengabdian, TIKKOPH menggandeng komunitas Natha Aruna Makam Rangkah Surabaya sebagai tempat edukasi. Alasannya, pihak Natha Aruna meminta TIKKOPH untuk mengedukasi anak-anak binaannya tentang kesehatan.
“Sebelumnya, saya coba datang ke sini (makam Rangkah, Red). Dan benar saja, lingkungannya belum baik, sampah-sampah masih berserakan, dan kami berinisiatif untuk melakukan edukasi tentang kesehatan lingkungan serta gizi ke anak-anak,” terang Milada.
Edukasi kesehatan yang disampaikan pun beragam. Seperti materi cuci tangan sebelum makan, rajin memotong kuku, giat membersihkan diri dengan mandi serta gosok gigi, dan senam bersama untuk menjaga kesehatan badan.
Meski dengan keterbatasan biaya, Milada dan anggota lain berinisiatif untuk melakukan kewirausaha agar komunitas ini bisa terus mengabdi di daerah makam Rangkah.
“Kami tidak hanya menggantungkan uang dari fakultas. Tapi kami juga berjuang mencari dana sendiri dengan cara danusan,” tambahnya.
Milada berharap, komunitas TIKKOPH yang sudah berjalan selama satu pengurusan ini tetap ada. Dengan anggotanya tidak hanya dari angkatan 2017, tapi juga mahasiswa lintas angkatan FKM UNAIR.
“Dan harapan yang paling besar dari kami adalah TIKKOPH bisa menjadi badan otonom seperti Scolah UNAIR yang sudah mandiri dan pengaruh langsung ke masyarakat,” pungkasnya. (*)
Penulis : Fariz Ilham Rosyidi
Editor : Binti Q. Masruroh