Apa Hubungannya Program Genre (Generasi Berencana) dengan Perilaku Pacaran Remaja Jawa Timur, Indonesia?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Sarah J.Gibson

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), remaja berusia 10-24 tahun dan belum menikah. Kesehatan Dasar Indonesia Riset (RISKESDAS) 2018 menunjukkan sekitar 58,8% remaja usia 10-19 tahun telah menikah dan pernah hamil. Demografi Indonesia dan hasil Survei Kesehatan (SDKI) mengungkapkan bahwa perilaku berisiko di kalangan junior laki-laki dan siswa SMA sekitar 8,06%, dan perempuan 4,17%. Ini penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Generasi Perencanaan (GenRe) Program pengetahuan dan karakteristik remaja dengan pacaran pengalaman di Provinsi Jawa Timur.

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Data sekunder dikumpulkan dari Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) 2019 dan telah dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi silang dan uji chi-square. Perkiraan risiko perhitungan juga dilakukan untuk mengidentifikasi Odd Ratio (OR). sampel yang digunakan adalah 5.300 remaja di Provinsi Jawa Timur setelah pembobotan. Penelitian variabel terdiri dari perilaku berpacaran pada remaja, umur, jenis kelamin, dan pengetahuan remaja tentang GenRe, HIV/AIDS, Narkoba, dan Menular Seksual

Program Infeksi (IMS) dan Kesehatan Reproduksi Remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,80% remaja di Jawa Timur pernah berpacaran. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku berpacaran dengan remaja pengetahuan tentang GenRe, HIV/AIDS, Narkoba, dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (P-Value = 0,00). Penanggalan perilaku juga memiliki korelasi yang signifikan dengan usia (P-Value = 0,00) dan jenis kelamin (P-Nilai = 0,00). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pacaran perilaku remaja di Provinsi Jawa Timur dengan usia, jenis kelamin, dan pengetahuan tentang GenRe, HIV/AIDS, Narkoba, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Mereka memperkuat GenRe program melalui pengenalan, penjelasan kegiatan program, dan proses pelibatan pemuda. Selama ini para remaja hanya mengenal yang namanya GenRe program. Tindakan ini perlu diterapkan untuk mencegah dampak negatif yang ditimbulkan oleh perilaku pacaran, seperti seks pranikah, kehamilan yang tidak diinginkan, dan pernikahan dini.

Penulis: Pulung Siswantara

Link Artikel : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/37171

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp