Mahasiswa FISIP Beberkan Persiapan Jadi Delegasi Internasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Thoriq Haidar Al Roychan Ghozali Mahasiswa Ilmu Politik 2020. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Beberapa mahasiswa UNAIR terpilih menjadi delegasi Istanbul Youth Summit (IYS) 2022. Sebuah konferensi yang dipelopori oleh Youth Break the Boundaries (YBB). Adapun salah satu dari mahasiswa FISIP UNAIR tersebut membagikan cerita selama prosesnya.

Ialah Thoriq Haidar Al Roychan Ghozali  Mahasiswa Ilmu Politik 2020. Ia  mengatakan bahwa IYS dapat diikuti oleh pelajar atau mahasiswa dari berbagai negara dengan rentang usia 17-22 tahun. Thoriq sapaan karibnya membeberkan tahapan seleksi IYS, antara lain:

  1. Essay ilmiah

IYS kali ini mengusung tema Development responses plan of the youth in crisis recovery. Dengan sub-tema Pendidikan, Ekonomi, Pemerintahan, Sosial, Kesehatan Masyarakat, dan Lingkungan. 

Lebih lanjut, ia menyebut pengerjaan essay harus menggunakan bahasa inggris dan berisi perancangan social project, sesuai sub tema yang dipilihnya.

“Pada saat itu, saya sendiri memilih sub-tema pendidikan, jadi membuat proyek sosial untuk menstimulasi anak muda agar bisa membangun pendidikan di Indonesia,” jelas Thoriq.

Proyek sosial yang ia gagas yakni Flight of Information and Idea (FIDEA). Ia menambahkan bahwa FIDEA hadir untuk mengentas anak usia pelajar yang tidak bisa sekolah karena faktor ekonomi. 

  1. CV

Thoriq yang juga Staf Ahli Komisi Anti Diskriminasi dan Kesetaraan Gender BEM UNAIR 2021  juga menyebut berkas CV selalu menjadi syarat administrasi di berbagai seleksi. Ia menyarankan untuk membuat cv yang padat dan ringkas.

  1. Video motivasi dan Interview

Mahasiswa angkatan 2020 ini menjelaskan bahwa pihaknya harus membuat video tentang project sosial yang digagas. Selanjutnya di hadapan panitia, Thoriq juga mempresentasikan video tersebut. 

“Sebelum seleksi wawancara, saya membuat video tentang proyek sosial dalam bahasa inggris. Lalu alasan kenapa ikut kegiatan ini,” papar Thoriq pada UNAIR NEWS (22/2).

Selanjutnya, peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA). Namun, perjuangan Thoriq, tidak berhenti sampai disitu. Setelah pemberkasan, ia menyiapkan kebutuhan pemberangkatan menuju Turki. 

Pasalnya, ia tidak lolos fully funded (gratis/dibiayai penuh), sementara tahun ini tidak tersedia partial funded (setengah biaya) sehingga Thoriq self funded (biaya sendiri).  

Akhirnya, tanpa rasa menyerah,  ia  mengajukan bantuan atau mencari sponsor ke berbagai pihak mulai dari perusahaan hingga FISIP UNAIR.

‘’Alhamdulillah banyak pihak yang mendukung. Jadi, jangan takut untuk ambil keputusan, barengi dengan latihan-latihan Public speaking dan bahasa inggris. Kita harus usaha dan percaya bahwa Tuhan akan bantu kita,’’ tandas Thoriq di akhir wawancara via Whatsapp.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp