Pada era modern kini, eksistensi media digital begitu mengakar di dalam semua sudut ruang kehidupan sehari-hari. Narasi tentang kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mencari informasi secara cepat dari berbagai sumber merupakan sesuatu yang begitu alamiah. Terlebih lagi, kondisi pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama 2 tahun “memaksa” orang-orang untuk melakukan nyaris seluruh aktivitas secara online atau luring. Aktivitas-aktivitas yang dimaksud tidak semata berupa kegiatan yang berhubungan dengan sebuah pekerjaan, melainkan mencakup keseluruhan jenis aktivitas seperti kegiatan belajar, mengisi waktu luang, mendapatkan berita, hingga aktivitas-aktivitas menggali informasi lainnya.
Salah satu kanal media digital yang menjadi pusat bagi beragam kegiatan tersebut untuk dilakukan adalah Youtube. YouTube merupakan salah satu contoh sumber informasi online yang menyediakan layanan interaktif dalam bentuk video yang dapat diakses di mana saja. YouTube berada di peringkat kedua di belakang Facebook dalam jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia dan yang paling banyak digunakan platform media sosial di Indonesia pada tahun 2020. Terdapat beragam variasi konten di dalam Youtube, seperti konten terkait musik, film, edukasi, berita, dan lain-lain. Ragam jenis konten ini tentunya menumbuhkan sifat yang bervariasi pula dari para pengguna untuk mengaksesnya.
Terdapat dua sifat yang dimiliki pengguna media digital atau media sosial dalam mengakses informasi, yaitu pengguna aktif dan pengguna pasif (Wilson, 2000). Dalam studinya terkait sifat pengguna internet pada masa terjadinya gelembung dot-com (dot-com bubble) akibat lahirnya internet secara eksesif, Wilson (2000) mengatakan bahwa salah satu ciri distingtif dari pengguna internet adalah sifat aktif mereka dalam mencari informasi. Hal ini bersifat kontradiktif dengan ciri khas pengguna pasif yang mencerna informasi apa saja yang disodorkan kepada mereka tanpa harus melalui proses searching. Pengguna aktif, di sisi lain, secara intensional mencari informasi yang hendak mereka dapatkan. Apabila hal ini dijelaskan dalam konteks penggunaan Youtube, sifat ini dapat dicontohkan seperti pengguna yang rajin menggunakan search bar untuk mencari video atau topik yang diinginkan (aktif) ketimbang mengeksplorasi rekomendasi video yang ditawarkan oleh Youtube sendiri (pasif).
Kecenderungan pengguna media digital atau media sosial untuk “berselancar” secara aktif dalam merengkuh informasi juga dapat ditemukan oleh para mahasiswa S1 di Surabaya (Yang et al., 2021). Sebanyak 143 mahasiswa S1 di Surabaya menggunakan YouTube sebagai sebuah sarana dominan untuk menemukan informasi. Tingkat konsumsi Youtube bervariasi, dimana sebanyak 22.4% responden mengakses kurang dari satu jam, 50.4% dari responden mengakses Youtube dengan durasi 1 sampai 2 jam, 24.5% mengakses Youtube 3-5 jam setiap harinya, hingga 2.7% responden mengakses dalam kurun waktu di luar parameter yang diteliti. Dari keseluruhan responden ini, sebanyak 78.3% dari responden lebih suka untuk menonton video melalui search bar terlebih dahulu ketimbang harus mengeksplorasi rekomendasi Youtube. Hal ini menunjukkan bahwa dalam perilaku pencarian informasi mahasiswa S1, pencarian informasi melalui ‘video’ telah menjadi metode yang paling umum untuk ditemukan. Fakta ini menunjukkan bahwa mereka secara aktif menggunakan perangkat elektronik yang selalu mereka miliki, seperti smartphone, sehingga mereka dapat menemukan informasi yang mereka cari ‘dengan cepat’ dan ‘kapan saja’. Selain itu, faktor waktu perilisan dan durasi video adalah aspek pertimbangan yang penting pula bagi pengguna untuk mengonsumsi sebuah video dalam Youtube.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah gaya pengemasan video yang estetik dan dramatik cenderung lebih menarik perhatian mahasiswa ketimbang video yang memaparkan statistik dan juga hal-hal saintifik. Jenis informasi yang paling dominan untuk dikonsumsi adalah hiburan seperti musik dan film. Hal ini selaras dengan alasan dari mayoritas responden yang menyatakan bahwa fungsi YouTube untuk kesenangan dan hiburan semata. Konten hiburan merupakan konten yang paling diminati mahasiswa. Selera ini secara eksplisit disampaikan oleh para responden sebagai salah satu usaha mereka untuk mendistraksi diri dari kemelut misinformasi di tengah-tengah COVID-19.
Sebagaimana tersampaikan pada bagian awal, YouTube digunakan secara mendalam di oleh mahasiswa di Surabaya, dan konten di dalam YouTube telah menjadi saluran utama untuk pencarian informasi berupa hiburan. Mudahnya aksesibilitas Youtube membuat mereka semakin aktif untuk mencari informasi. Kebergantungan terhadap rekomendasi Youtube yang telah diatur melalui algoritma A.I tidak secara dominan ditemukan. Sifat aktif mereka dalam mencari informasi secara mandiri di Youtube tanpa memperhatikan rekomendasi dapat disejajarkan dengan sifat aktif mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai individu muda yang cenderung identik dengan karakteristik pathfinder.
Penulis: Youngjoon Yang, Edi Dwi Riyanto, Imam Yuadi
Referensi
Wilson, T. (2000). Human Information Behavior. Informing Science, 3, 49–55. https://doi.org/10.28945/576
Yang, Y., Riyanto, E. D., & Yuadi, I. (2021). Information Seeking Behavior on YouTube’s Recommendation System for Undergraduate Students in Surabaya Indonesia. Library Philosophy and Practice (e-Journal), 6775. https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/6775
Link artikel Scopus: https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/6775/