Ekspresi OPG dan RANKL Pasca Pemberian Scaffold Hidroksiapatit dari Cangkang Kepiting pada Pemeliharaan Soket Pencabutan Gigi Marmut

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh corkoralsurgery.ie

Pencabutan gigi adalah prosedur umum yang dilakukan di bidang kedokteran gigi yang dapat menyebabkan trauma pada tulang dan jaringan sekitarnya. Trauma itu menyebabkan terjadinya resorbsi tulang alveolar. Jika kondisi ini tidak segera teratasi, bisa mempengaruhi pembuatan gigi palsu. Oleh karena itu, pemeliharaan soket diperlukan untuk mencegah resorbsi tulang alveolar akibat dari pencabutan gigi. Kerusakan tulang tersebut dapat diobati dengan menggunakan cangkok tulang untuk mempertahankan dimensi tulang alveolar.

Hidroksiapatit (HA) adalah mineral utama yang ditemukan dalam tulang dan gigi. Kristal HA memiliki komposisi yang sama dengan tulang. Bahan ini bersifat biokompatibel, osteokonduktif, dan dapat menyatu dengan tulang sehingga dapat meningkatkan proses regenerasi tulang. Kepiting jenis Portunus pelagicus mengandung kalsium karbonat dalam jumlah besar jumlahnya, yaitu 40-70% dari cangkang kepiting. Kalsium karbonat merupakan sumber kalsium yang dapat digunakan sebagai bahan sintesis HA. Hal ini memungkinkan penggunaan cangkang kepiting sebagai biomaterial pengganti tulang alternatif berdasarkan kesamaan komposisi kimia.

Setelah pencabutan gigi, proses remodeling tulang terjadi yang diatur oleh osteoklas dan osteoblas. osteoblas diketahui dapat mengekspresikan Osteoprotegerin (OPG). OPG adalah inhibitor alami yang menghambat interaksi RANKL dan RANK. OPG dan RANKL berperan penting dalam proses osteogenesis. Penelitian ini membuktikan bahwa scaffold HA dari cangkang kepiting dapat mempengaruhi ekspresi OPG dan RANKL dalam soket pasca pencabutan gigi Cavia cobaya.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan empat kelompok yaitu 2 kelompok kontrol Cavia cobaya (tanpa diberi perlakuan: K7 dan K14) dan 2 kelompok Cavia cobaya yang diberi perlakuan (P7 dan P14) pemberian scaffold HA dari cangkang kepiting. K7 adalah kelompok kontrol (perlakuan 1), dimana setelah Cavia cobaya dicabut giginya, soket pencabutan tanpa diberi perlakuan. Setelah 7 hari diterminasi dan diperiksa. K14 adalah kelompok kontrol (perlakuan 2). Setelah Cavia cobaya dicabut giginya, soket pencabutan tanpa diberi perlakuan. Setelah 14 hari diterminasi dan diperiksa. P7 adalah kelompok perlakuan 3. Setelah Cavia cobaya dicabut giginya, soket pencabutan diberi scaffold kombinasiHA dari cangkang kepiting dengan gelatin, Setelah 7 hari diterminasi dan diperiksa. P14 adalah kelompok perlakuan 4. Setelah Cavia cobaya dicabut giginya, soket pencabutan diberi scaffold kombinasiHA dari cangkang kepiting dengan gelatin, Setelah 14 hari diterminasi dan diperiksa.

Dua puluh empat Cavia cobaya berumur 3-3.5 bulan dengan berat 300–350 gr, dilakukan pencabutan gigi insisif rahang bawah kiri dan diperlakukan menurut klasifikasi dari 4 kelompok. Setelah peneltian pada hari ke-7 dan ke-14 dievaluasi dan dicatat, Cavia cobaya dikorbankan, diambil mandibulanya dan dimasukkan dalam buffer formalin 10% selama 24 jam. Mandibula dipotong kecil berbentuk persegi panjang yang sebelumnya sudah dilakukan pelunakan tulang dengan menggunakan bahan EDTA kurang lebih 60 hari. Bahan penelitian tadi dikemudian dievaluasi dan diteliti untuk dilihat ekspresi OPG dan RANKL.

Berdasarkan data hasil penelitian, rerata jumlah OPG terendah terdapat pada kelompok K7, sedangkan rerata jumlah OPG tertinggi terdapat pada kelompok P14. Sementara itu, rerata jumlah RANKL terendah adalah pada kelompok P14, dan tertinggi diamati pada kelompok K14.

Peningkatan OPG pada hari ke-14 disebabkan oleh peningkatan ekspresi TGF-β1. TGF-β1 berperan untuk meningkatkan ekspresi OPG dalam sel osteoprogenitor. OPG menghambat aktivitas osteoklas dengan mengikat langsung ke RANKL, melalui interaksi dengan reseptor pada tahap awal pembentukan osteoklas. Penurunan RANKL sendiri merupakan pengaruh sifat HA yang mampu mengatur remodeling tulang. HA akan secara bertahap mengurangi produksi prostaglandin dan sitokin inflamasi yaitu IL-1, IL-6 dan TNFα. Hal ini disebabkan oleh penghambatan serotonin dan pelepasan histamin dan sintesis prostaglandin. Berkurang prostaglandin dan sitokin inflamasi menyebabkan pembentukan dan aktivitas osteoklas terganggu karenanya mengurangi tingkat resorpsi tulang.

Cangkok HA pada soket paska pencabutan dapat membatasi terjadinya proses resorpsi karena kemampuan HA dalam mempertahankan ruang yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang baru. HA digunakan karena biokompatibilitas yang sangat baik terhadap jaringan keras pada manusia, karena secara kimia dan fisika kandungan mineralnya sama dengan tulang dan gigi pada manusia. Scaffold HA juga memiliki sifat osteokonduksi yang tinggi berupa makroporositas dan mikroporositas pada HA memungkinkan terjadinya vaskularisasi, transport oksigen, transfer nutrisi, serta migrasi dan pengikatan sel-sel osteogenik dari penjamu.

Penulis: Dr. Michael Josef Kridanto Kamadjaja, drg., M.Kes., Sp.Pros.

Link: https://scholar.unair.ac.id/en/publications/application-of-hydroxyapatite-scaffold-from-portunus-pelagicus-on

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp