Menarik! Pakar Sosiologi Keluarga UNAIR Sebut Faktor Pendorong Manusia Selingkuh

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi foto by solopos.com

UNAIR NEWS – Kegiatan emosional dan seksual yang melibatkan seseorang berpasangan  dalam hubungan komitmen, dengan perbuatan tidak jujur dan menyeleweng dari norma. Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S. pakar sosiologi keluarga UNAIR menyebutnya sebagai istilah selingkuh.

“Selingkuh kalau dalam ilmu sosiolog termasuk perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku termasuk norma agama, sosial, dan lain-lain,’’ ujarnya pada UNAIR NEWS (05/1).

Guru Besar FISIP UNAIR itu melanjutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memicu manusia untuk selingkuh. Baik faktor internal maupun faktor eksternal. 

Faktor internal bersumber pada diri pelaku seperti halnya, psikis dan biologis. Sementara faktor eksternal bersumber dari luar diri pelaku seperti lingkungan atau keadaan sosial. Beberapa diantaranya yakni:

  1. Kebutuhan seks

Prof. Tina sapaan akrabnya  menyebut perilaku manusia yang yang mendorong dirinya untuk selingkuh tidak sedikit juga karena ingin merasakan variasi seksual dan romantisme yang berbeda dengan pasangannya. 

Prof. Tina juga menegaskan bahwa seks bukan faktor utama, tetapi kerap terjadi. Mereka (Red: pelaku selingkuh) berdalih karena kurangnya kepuasan gairah seks dari pasangan.

  1. Tidak mendapat well-treat 

“Selingkuh juga tidak melulu soal seksual, tetapi juga emosional, barangkali pelaku tidak mendapat kedekatan emosi dengan pasangan, kemudian ada satu kesempatan dan pasangan selingkuhnya menganggapnya sebagai peluang,’’ ujarnya.

Kemudian hubungan yang tidak wajar pun berlanjut,sambung Bu Tina, rasa-rasanya kurang jika satu hari tidak bertemu dengan pasangan selingkuhannya.

  1. Coba-coba

Bu Tina menyebut di lingkungan teman kerap  menciptakan strata kelas sosial dengan indikator berani selingkuh. Berani dan semakin rajin selingkuh, maka pelaku selingkuh itu semakin diterima menjadi anggota kelompok yang bersangkutan.

“Kadang kala dianggap temannya sok suci, pengasosiasian kelompok suami-suami takut istri, membuat pelaku terdorong mencoba selingkuh untuk menghapus label takut istri tadi,’’ imbuhnya.

  1. LDR

Menurut Dosen sosiologi ini ketika berumah tangga dan mengharuskan  suami jarak jauh dengan istri. Sebetulnya di situ ada kebutuhan biologis yang harus terpenuhi.

“Ketika sedang ingin mempergauli tetapi terhalang jarak, ia memilih alternatif melakukannya dengan orang lain,’’ ujar Prof. Tina.

  1. Latar Belakang Menikah 

Bu Tina mengatakan sebelum menikah mungkin belum ada masa penyesuaian, langsung tahap penjodohan. Selanjutnya salah satu pasangan ada yang merasa tidak sreg.

‘’Lebih jauh lagi,  perjodohan yang berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, itu juga berpotensi,’’ ucap Bu Tina.

Bu Tina menekankan bahwa selingkuh tidak hanya dilakukan laki-laki saja, melainkan perempuan pun juga demikian dan pemicu faktor sosial lainnya masih banyak. Oleh karena itu, berbagai cara preventif, bisa dilakukan dengan komunikasi yang efektif.

‘’Meskipun sudah berkeluarga bukan berarti apa-apa harus ada anak, sesekali lakukanlah qtime bersama pasangan, dikomunikasikan,  bisa juga jalan-jalan berdua layaknya masa pacaran,’’ tutupnya.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp